COMMUNITY DEVELOPMENT 2023

“Mahakarya Pendidikan : Membentuk Growth Mindset Dalam Pendidikan Pada Remaja Awal di Lingkungan Prasejahtera Melalui Self-Reflection dan Collaboration

Pendidikan merupakan suatu hal yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya pada remaja. Sebagai generasi penerus bangsa, pendidikan seperti pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai menjadi sebuah pondasi atau bekal bagi mereka dalam menghadapi tantangan masa depan. Dengan pendidikan berkualitas, remaja dapat menghadapi rintangan atau tantangan yang terjadi di masa depan. Selain itu, dengan adanya pendidikan pada remaja, besar peluang bagi mereka untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Teach for Indonesia Student Community (TFISC) sebagai Organisasi Kemahasiswaan (OK) yang bergerak dalam bidang sosial, mengadakan salah satu program kerja yang bergerak dalam pengembangan masyarakat (community development), dengan tema “Mahakarya Pendidikan: Membentuk Growth Mindset Dalam Pendidikan Pada Remaja Awal di Lingkungan Prasejahtera Melalui Self-Reflection dan Collaboration”. Program kerja ini berfokus dalam memperkenalkan, menerapkan, dan mengembangkan growth mindset pada remaja.

Growth mindset adalah keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat berkembang melalui upaya, latihan, dan ketekunan. Dengan memiliki growth mindset, remaja akan terbantu dalam mengatasi tantangan yang ada, dapat mempelajari kemampuan baru, dan mengembangkan kemampuannya dengan maksimal. Growth mindset dalam dunia pendidikan dapat membantu remaja dalam motivasi dan mental. Mereka yang memiliki growth mindset dengan baik, dapat melihat suatu kegagalan sebagai peluang untuk lebih baik lagi. Selain itu, menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berani dalam menghadapi tantangan yang ada.

Kegiatan Community Development dilaksanakan pada hari Jumat & Sabtu, 27-28 Oktober 2023. Adapun tempat pelaksanaan kegiatan dilakukan pada Yayasan Panti Asuhan Baitus Sama’ dengan total partisipan 20 anak. Pada hari pertama (Jumat, 27 Oktober 2023), kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh MC yang berisikan ucapan terima kasih atas ketersediaan pihak panti sebagai penyedia tempat dan peserta dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh pihak Panti Baitus Sama’ dan Project Manager. Setelahnya, kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan Kakak Pembimbing (kapim) yang akan menjadi PIC kelompok anak-anak. Sesi perkenalan kapim disambut dengan terbuka oleh anak-anak, mereka memberikan respon positif kepada kapim-kapim yang ada.

Ketika perkenalan kapim dengan anak-anak selesai, peserta akan mengisi pre-test dari buku jurnal yang panitia berikan. Pre-test pada buku jurnal berisikan seputar diri sendiri, seperti perasaan, cita-cita, dan opini mereka. Kemudian, peserta akan diberikan materi terkait growth mindset, collaboration, dan self-reflection oleh Project Manager selama kurang lebih 30 menit. Setelah pemberian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal seputar materi yang ingin ditanyakan.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian studi kasus pada setiap kelompok melalui diskusi selama 15-20 menit. Pada sesi ini, kapim bertanggung jawab untuk memantau pengerjaan kelompoknya dan menjelaskan pertanyaan yang sekiranya kurang dipahami peserta. Ketika waktu studi kasus sudah habis, peserta dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah itu, para peserta akan mengisi post-test di buku jurnalnya dan dilanjutkan dengan sesi penutupan dari MC. Tidak lupa juga, panitia dan peserta menutup kegiatan dengan dokumentasi bersama.

Pada hari kedua (Sabtu, 28 Oktober 2023), kegiatan dilakukan tanpa adanya penyampaian materi secara formal kepada peserta, melainkan melakukan aktivitas secara langsung sebagai pengaplikasian dari materi growth mindset, collaboration, dan self-reflection yang telah disampaikan pada hari pertama. Aktivitas yang dilakukan berupa memainkan games Scavenger Hunt, di mana peserta diberikan list benda-benda yang nantinya akan mereka cari untuk melakukan aktivitas selanjutnya. Adapun benda yang dicari merupakan alat tulis yang nantinya digunakan sebagai alat dan bahan membuat sebuah karya. Setelah melakukan aktivitas tersebut, peserta diberikan arahan untuk membuat karya dari benda-benda yang sudah mereka temukan dan dapat mengekspresikan dirinya lewat karya tersebut bersama dengan kelompoknya masing-masing. Setelah membuat sebuah karya, peserta diminta untuk mempresentasikan hasil karyanya di depan peserta lainnya. Aktivitas-aktivitas ini dilakukan agar peserta dapat mengekspresikan diri melalui karya yang ada serta melatih kemampuan kerja sama yang dimiliki masing-masing individu. Setelah rangkaian aktivitas tersebut dilakukan, kegiatan pada hari kedua ditutup dengan pengumuman kelompok terbaik dan peserta teraktif selama kegiatan berlangsung, dokumentasi, serta pembacaan doa.