Waste Management TFISC 2021: Sort Trash, Save The Earth
Sort Trash, Save The Earth
Sampah merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami seluruh negara. Sampah sendiri merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan dan juga industri. Sampah juga berasal dari hasil aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai. Sampah disini terbagi kedalam tiga bagian yaitu, sampah basah, sampah kering, dan sampah medis. Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran dan sisa buah. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk atau hancur) secara alami. Sampah ini juga dapat dijadikan sebagai pupuk kompos untuk menyuburkan tanaman. Sangat miris sekali, negara kita Indonesia menjadi penyumbang sampah urutan ke-2 di dunia. Penyumbang sampah terbesar adalah sampah kering berupa sampah plastik. Sampah plastik ini di dominasi oleh kantong belanja, botol minuman, gelas plastik serta bungkus makanan dan minuman. Adapun sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca. Sampah kering cenderung susah untuk terurai. Banyak dari sampah ini menumpuk dan tidak terurus. Padahal, sampah kering ini dapat dimanfaatkan menjadi produk yang berdaya guna. Selain itu, sampah kering juga dapat di recycle menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Dari produk yang didayagunakan ini dapat menghasilkan uang yang untuk dibutuhkan bagi negara. Dan yang terakhir adalah sampah medis atau limbah medis. Sampah ini merupakan segala jenis sampah yang mengandung bahan infeksius (atau bahan yang berpotensi infeksius). Biasanya berasal dari fasilitas kesehatan seperti tempat praktik dokter, rumah sakit, praktik gigi, laboratorium, fasilitas penelitian medis, dan klinik hewan. Namun dimasa pandemi seperti ini, terdapat peningkatan sampah medis secara signifikan. Peningkatan sampah ini dikarenakan penggunaan masker sebagai suatu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Jadi peningkatan jumlah sampah medis terus bertambah pada masa pandemi ini. Sampah merupakan hal yang negatif karena pada dasarnya sampah merupakan sisa barang atau bahan buangan sisa yang dibuang begitu saja. Walaupun sampah merupakan bahan buangan, ada baiknya ketika kita membuang sampah pun kita seharusnya memilah sampah yang kita buang. Hal ini dapat memudahkan tukang sampah ketika sampah sampai di TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun masih banyak orang yang mengacuhkan hal ini dan tetap mencampur sampah yang basah dengan kering. Apalagi dimasa pandemi seperti ini, sampah masker hanya asal dibuang dan dimasukkan ke tempat sampah tanpa mengikuti aturan yang benar yaitu memotong bagian masker dan memotong tali pengikat masker ini.
Maka dari itu, kami sebagai aktivis TFISC BINUS@Malang melakukan pelatihan dengan tema “Sort Trash, Save The Earth”. Program ini ditujukan terutama kepada seluruh aktivis TFISC dari berbagai regional BINUS University terutama yang di Malang. Acara ini dimulai dari briefing pada tanggal 1 Juni 2021 lalu yang dipimpin oleh ketua PM yaitu Effendi, Jeanne Catherina. Sebelum memulai acara, kita kedatangan namu yaitu ketua umum TFISC yaitu, Agustina Dwianti.
Pada acara briefing ini kami menjelaskan tentang apa itu sampah dan bagaimana kondisi negara kita, Indonesia yang menjadi negara ke-2 di dunia penyumbang sampah terbesar setelah negara Cina. Kita juga menjelaskan bahwa sekecil apapun sampah yang kita buang apalagi secara sembarangan dapat berdampak sangat besar karena sampah tersebut akan terus menumpuk dan menimbulkan masalah. Tidak hanya sampah yang semakin menumpuk, namun dapat hingga ke kehidupan laut seperti ikan yang mati karena makan sampah, penyu yang lehernya tersangkut dengan tali plastik, dan botol plastik yang termakan paus yang menimbulkan banyaknya biota laut yang mati. Di Indonesia sendiri sampah di dominasi oleh kantong plastik yang berasal dari swalayan atau pusat perbelanjaan yang biasanya kita gunakan untuk membawa barang dan belanjaan. Jika dikumpulkan, sampah ini bisa setara dengan 16 buah pesawat Boeing 747.
Nah, daripada sampah tersebut dibuang sembarangan dan tidak berguna, kita dapat menjualnya ke bank sampah. Sampah yang dijual ke Bank Sampah ini berupa sampah kering yang biasanya berisi botol plastik, pembungkus makanan, hingga kantong minuman. Pada Bank Sampah, sampah kering yang sebelumnya tidak digunakan dan terbuang sia-sia dapat menjadi uang. Pada Bank Sampah, mereka mengolah sampah lagi menjadi kerajinan seperti tas belanja. Kita mengadakan program pemilahan sampah ini menjadi tiga bagian yang terbagi dari sampah kering, sampah basah, dan sampah medis. Kegiatan ini berlangsung selama satu minggu yang dimulai dari tanggal 2 Juni 2021 – 8 Juni 2021. Kami memilah sampah ini dengan mengikuti arahan video yang telah dibuat oleh Ibu Yuventia Prisca Diyanti Todalani K.S.Sos,M.Fil selaku staff TFI BINUS University @Malang. Disini terlihat ibunya memilah sampah menjadi tiga bagian yang terdiri dari sampah basah, sampah kering, dan sampah medis. Pada sampah basah, beliau yang kerap dipanggil Ibu Prisca ini, mencuci terlebih dahulu sisa dari makanan yang menjadi sampah basah. Setelah dicuci, sampah tersebut disaring agar sisa air dari sampah tersebut terbuang. Setelah itu sampah tersebut dibungkus oleh sisa koran yang tidak terpakai agar sampah tidak basah baru dimasukkan ke tempat sampah. Untuk sampah kering yang berupa botol, beliau mencuci botol tersebut terlebih dahulu agar tidak terdapat semut atau sisa minuman didalamnya. Setelah beliau mencuci sampah tersebut, beliau memasukkannya ke keranjang kedua sebagai tempat memilah sampah kering. Dan yang ketiga adalah sampah medis yang akan beliau buang. Sebelum dibuang, sampah medis yang berupa masker ini di gunting pada bagian depannya dan menggunting bagian tali maskernya agar masker itu tidak dapat digunakan kembali. Baru setelah itu dibuanglah masker itu ke tempat sampah yang telah dilapisi plastik sampah. Selama seminggu kita diharapkan untuk memilah sampah ini menjadi tiga bagian sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan. Disini tidak hanya peserta loh, tetapi panitia juga ikut andil dalam jalannya program ini. Setiap hari mereka diharuskan untuk memilah sampah ini dan mengabadikannya melalui foto dan video yang dikumpulkan pada link google drive yang telah diberikan oleh setiap PIC kepada seluruh peserta. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk seluruh aktivis agar terbiasa hidup dengan memilah sampah untuk memudahkan tukang sampah dan negara untuk mengolah sampah lebih baik lagi. Pada tanggal 9-10 Juni 2021 ini sampah akan dijual dan dana yang diperoleh dari penjualan sampah ini akan diberikan kepada bendahara TFISC pusat. Tidak selesai sampai disitu, acara ini juga mengadakan farewell atau perpisahan pada tanggal 19 Juni 2021 dengan tujuan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada peserta serta menonton video bersama-sama, video yang telah di buat oleh panitia dari hasil bukti peserta yang sudah setia mengikuti kegiatan pilah sampah ini hingga akhir.
DOKUMENTASI KETIKA BRIEFING
DOKUMENTASI KETIKA FAREWELL