GENERASI MILENIAL RENTAN TERKENA GANGGUAN KESEHATAN MENTAL
Menurut WHO (The World Health Organization), kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan individu yang menyadari potensi sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Perkembangan dari kesehatan mental seseorang berjalan selaras dengan keadaan individu tersebut. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Kesehatan mental dapat menyerang siapa saja tanpa memandang fisik, ras, golongan, umur, dan sebagainya dari penderitanya.
Menurut beberapa studi yang telah dilakukan, generasi milenial merupakan generasi yang paling rentan untuk terkena gangguan kesehatan mental dibandingkan dengan generasi yang lainnya. Di Indonesia, masih banyak orang yang menyepelekan kesehatan mental. Kesehatan mental merupakan hal yang dianggap tabu untuk dibicarakan. Hal ini menyebabkan banyak sekali orang yang mengalami gangguan mental cenderung menyangkal fakta bahwa dirinya mengalami kesehatan mental dan enggan untuk mencari pertolongan karena takut untuk dianggap “berbeda”. Gangguan mental jika tidak ditangani dengan baik, akan mengakibatkan masalah yang serius. Gangguan kesehatan mental dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Generasi milenial cenderung memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Mereka cenderung menganggap bahwa orang lain juga memiliki tuntutan yang besar terhadap diri mereka. Mereka menganggap bahwa diri mereka harus dapat terlihat sempurna bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun. Ketika mereka tidak dapat mencapai ekspektasi dari diri mereka sendiri, mereka memiliki kecenderungan untuk mengkritik dirinya sendiri. Tuntutan inilah yang akhirnya membuat generasi milenial lebih rentan untuk mengalami stress.
Didorong oleh rasa untuk dapat selalu terlihat sempurna, hal ini membuat generasi milenial menjadi lebih kompetitif. Sikap kompetitif ini yang membuat mereka kerap kali membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain. Banyak sekali hal yang kerap kali dibandingkan oleh generasi milenial, seperti penampilan fisik, popularitas, kesuksesan, dan kekayaan. Mereka akan terus mendorong diri mereka untuk dapat menjadi yang terbaik. Namun, dorongan ini akan membuat mereka tidak pernah merasa puas. Mereka akan selalu merasa usahanya akan selalu kurang. Hingga titik tertentu hal ini dapat menyebabkan depresi.
Media sosial merupakan suatu hal yang identik dengan generasi milenial. Namun, media sosial dapat menjadi sesuatu yang dapat merusak kesehatan mental generasi milenial. Dari media sosial, mereka dapat membandingkan diri mereka dengan orang lain, dapat mendapatkan banyak berita negatif, hingga ujaran kebencian. Hal-hal ini dapat memicu generasi milenial untuk membandingkan diri mereka sendiri, memiliki rasa cemas, stress, hingga depresi. Menurut penelitian dari dua peneliti yang berasal dari University of Pittsburgh School of Medicine, hasil dari studi mereka mengungkapkan bahwa orang yang menggunakan sosial media lebih dari dua jam per hari memiliki kecenderungan untuk merasa terisolasi dibandingkan dengan orang yang menggunakan sosial media kurang dari tiga puluh menit per hari. Selain itu, menurut riset dari The Oregon Health & Science University, interaksi tatap muka bisa mengurangi resiko seseorang untuk terkena depresi. Dari penelitian ini dapat disimpulkan salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental bagi generasi milenial adalah dengan membatasi penggunaan media sosial.
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesadaran terhadap kesehatan mental merupakan suatu hal yang penting. Beberapa faktor yang menyebabkan generasi milenial lebih rentan untuk mengalami gangguan kesehatan mental yaitu sifat kompetitif dan perfeksionis dan dampak dari sosial media.
Reference:
Fakhriyani, D. V. (2019). Kesehatan Mental. Bandung: Duta Media Publishing.
Perry, P. (2018, Januari 8). Millennials are at higher risk for mental health issues. This
may be why. Retrieved from Big Think: https://bigthink.com/philipperry/millennials-are-at-higher-risk-for-mental-health-issues-this-may-be-why
Redaksi Halodoc. (2018, Juni 25). 4 Alasan Utama Kenapa Generasi Milenial Lebih
Gampang Depresi. Retrieved from Halodoc: https://www.halodoc.com/artikel/4-
alasan-utama-kenapa-generasi-milenial-lebih-gampang-depresi