LET’S SEW IT 2025!

“Fabric Medley : Stitches of Patterns for Nature”

Jakarta, 6 Desember 2025 – “Let’s Sew It!” menjadi penutup manis dari program kerja CP Health and Environment TFISC Kemanggisan tahun ini. Dengan mengangkat tema “Fabric Medley: Stitches of Patterns for Nature”, workshop ini mengajak peserta memahami masalah limbah tekstil sekaligus membuat karya kreatif dari sisa kain yang digunakan. Kain-kain tersebut merupakan hasil kegiatan clothing donation yang telah dilakukan beberapa waktu sebelumnya, di mana mahasiswa BINUS ikut serta menyumbangkan pakaian tidak terpakai yang kemudian dipilih dan dimanfaatkan kembali sebagai bahan workshop. Di balik glamornya industri fashion, terdapat masalah ekologis serius, mulai dari pewarna sintetis yang mencemari air, emisi karbon tinggi, hingga mikroplastik dari bahan sintetis seperti polyester. Melalui kegiatan ini, TFISC ingin menanamkan pemahaman bahwa keberlanjutan dapat dimulai dari langkah sederhana dalam keseharian, termasuk memanfaatkan kembali sisa kain yang kita miliki. 

Acara Let’s Sew It dimulai pada pukul 13.30, dibuka oleh MC Nafisah Aulia Sofiati dan Ni Putu Nadia Sarah Saraswati yang menyambut seluruh peserta dengan hangat. Setelah pembacaan doa, acara dilanjutkan dengan sambutan dari PIC kegiatan, Grace Tannuwijaya yang memberikan apresiasi kepada seluruh peserta serta berharap kegiatan berjalan lancar dan menyenangkan. Usai sambutan dari PIC, acara berlanjut pada sambutan dari Project Manager Let’s Sew It, Gandhi Adhitya Radjasa. peserta diajak memasuki sesi ice breaking Guess and Stitch. Suasana langsung pecah dengan tawa karena peserta harus menebak pola, motif, dan jenis kain yang ditampilkan, dan berbagai jawaban lucu pun bermunculan. Ice breaking ini tidak hanya membuat suasana lebih rileks, tetapi juga membantu membangun kedekatan antar peserta sebelum masuk ke materi inti.

Setelah suasana cair, kegiatan berlanjut ke pemaparan materi dengan judul “From Scraps to Stitches, Tackling Textile Waste with Creativity” mengenai limbah tekstil, jenis-jenisnya, serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Peserta dikenalkan pada perbedaan antara limbah pre-consumer dan post-consumer, karakteristik kain alami yang lebih mudah terurai dibandingkan kain sintetis, serta bagaimana tren fast fashion mempercepat penumpukan limbah. Penjelasan ini membuat peserta menyadari bahwa proses produksi pakaian yang mereka gunakan sehari-hari memiliki perjalanan panjang yang tidak selalu ramah lingkungan.

Masuk ke sesi utama, Workshop Applique : Fabric Medley pun dimulai. Sebanyak 12 peserta yang terbagi menjadi 3 kelompok mulai bekerja menggunakan pakaian yang sudah tidak terpakai dengan mempraktikkan teknik dasar menjahit running stitch. Mereka menghias barang milik sendiri seperti totebag atau pakaian, dan ruangan pun dipenuhi suasana fokus, diskusi, serta keceriaan. Di sela pengerjaan, panitia menjelaskan karakter kain mana yang mudah terurai, mana yang sulit didaur ulang, dan bagaimana memilih bahan yang lebih berkelanjutan.

Sesudah peserta memahami teknik dan menghasilkan karya masing-masing, acara memasuki games session. Panitia mengajak peserta bermain Stitch Category, permainan yang menantang ketelitian dan kekompakan kelompok dalam memilah potongan kain berdasarkan kategori tertentu. Semangat peserta kembali memuncak dalam suasana kompetitif yang seru, dan pada akhirnya Kelompok 3 berhasil menjadi pemenang, melanjutkan performa konsisten mereka sejak sesi ice breaking.

Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama, mengabadikan hasil kerja keras dan kreativitas seluruh peserta. Sebanyak 5,7 kilogram pakaian donasi yang telah diolah dalam workshop ini akan disumbangkan ke Bank Sampah Jagatera ID untuk diputar ulang menjadi material yang lebih bermanfaat, sementara pakaian layak pakai yang masih utuh akan didonasikan kepada Panti Asuhan sebagai wujud dari kepedulian sosial TFISC.

Let’s Sew It! bukan hanya sebuah workshop menjahit, melainkan ruang pembelajaran yang mengajak peserta memahami bahwa setiap tusukan benang dapat menjadi langkah kecil menuju keberlanjutan. Dari pakaian yang sudah tidak terpakai, peserta membuktikan bahwa bahan tersebut masih bisa diolah menjadi kreasi baru yang lebih menarik.