CARE AND SHARE 2025

“Empathy Journey Through Cosmos”

Dalam kehidupan sehari-hari, individu dengan disabilitas sering kali menghadapi berbagai hambatan dalam beraktivitas, berkomunikasi, maupun berinteraksi sosial. Tantangan tersebut bukan hanya disebabkan oleh keterbatasan fisik atau sensorik, tetapi juga oleh kurangnya pemahaman dan empati dari lingkungan sekitar. Masih banyak masyarakat yang belum sepenuhnya menyadari bagaimana rasanya menjalani kehidupan dengan keterbatasan aksesibilitas. Padahal, empati dan inklusivitas merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan yang setara dan saling menghargai. Oleh karena itu, dibutuhkan ruang pembelajaran yang tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memungkinkan individu untuk merasakan secara langsung pengalaman yang dialami oleh teman-teman dengan disabilitas.

Care and Share 2025 menjadi program kerja perdana dari Teach For Indonesia Student Community (TFISC) yang hadir di tahun ini. Program ini mengusung tema “Empathy Journey Through Cosmos” dengan slogan “See Through Their Eyes”, bertujuan menumbuhkan empati dan kesadaran sosial terhadap individu dengan keterbatasan aksesibilitas melalui pengalaman interaktif dan simulasi tantangan yang mereka hadapi sehari-hari. Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu, 25 Oktober 2025, pukul 09.00–16.00 WIB di Universitas Bina Nusantara, Kampus Syahdan, Kemanggisan.

Pameran interaktif ini menghadirkan tiga booth utama yang masing-masing merepresentasikan pengalaman hidup dengan disabilitas berbeda: Silent Planet untuk teman-teman tuli, Dark Planet untuk teman-teman tunanetra, dan Eclipse Planet untuk disabilitas ganda tuli-buta. Di setiap booth, peserta tidak hanya mendapatkan informasi edukatif, tetapi juga diajak bermain game interaktif yang mensimulasikan tantangan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memastikan validitas konten dan pendampingan, TFISC bekerja sama dengan Ber.isyarat untuk Silent Planet, Pelita Indonesia untuk Eclipse Planet, dan PERTUNI (Persatuan Tunanetra Indonesia) untuk Dark Planet. Tiga lembaga tersebut membantu kami dalam memastikan validitas setiap informasi dan game simulasi menggambarkan realitas kehidupan teman-teman disabilitas secara autentik dan edukatif.

Kegiatan ini melibatkan sejumlah panitia yang berperan aktif dalam seluruh tahap persiapan hingga pelaksanaan, dimana kami berhasil menarik 47 peserta. Alur kegiatan dimulai dengan pengisian entry ticket sebagai tahap registrasi awal. Peserta kemudian diajak menjelajahi tiga booth utama yang masing-masing merepresentasikan dunia berbeda dari teman-teman disabilitas. Setiap booth dilengkapi dengan infografis edukatif dan penjelasan dari panitia sebelum permainan dimulai, agar peserta memahami konteks dan tujuan dari setiap simulasi.

Setelah mendapat penjelasan, peserta diajak untuk bermain dan merasakan langsung pengalaman simulatif yang menggambarkan kehidupan sehari-hari teman-teman disabilitas. Di Silent Planet, peserta bermain “Read the Lips”, yaitu mencoba memahami instruksi dari video tanpa suara, hanya dengan membaca gerakan bibir untuk menyusun bola berwarna ke dalam wadah yang tepat. Di Dark Planet, peserta bermain “Connect the Constellation” dengan mata tertutup, menghubungkan titik-titik magnet pada papan tulis menggunakan spidol hanya berdasarkan perabaan. Sementara di Eclipse Planet, peserta bermain “Touch to Draw” dengan mata tertutup dan memakai headphone peredam suara, menggambar objek berdasarkan kode sentuhan dari panitia, dengan tujuan agar peserta bisa merasakan tantangan berkomunikasi dengan keterbatasan ganda. Khusus di Dark Planet yang bekerja sama dengan PERTUNI, peserta juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan individu tunanetra, sehingga mereka dapat memahami secara nyata bagaimana komunikasi dan mobilitas dilakukan tanpa penglihatan.

Selain ketiga booth tersebut, peserta juga diajak menuju zona feedback, di mana mereka dapat menuliskan refleksi atau pengalaman yang dirasakan selama kegiatan pada sticky notes dan menempelkannya di papan refleksi. Setiap menyelesaikan satu booth, peserta akan menerima satu stiker sebagai penanda. Bagi peserta yang berhasil mengumpulkan tiga stiker, panitia memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi penuh mereka.

Kegiatan Care and Share 2025 juga bekerja sama dengan BSNAP yang menyediakan photobooth bagi peserta untuk mengabadikan momen setelah menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan. Sebelum meninggalkan area pameran, peserta diminta mengisi exit ticket sebagai bentuk refleksi akhir terhadap perjalanan empati yang telah mereka alami.

Melalui kegiatan ini, TFISC berupaya menumbuhkan social awareness di kalangan mahasiswa dan masyarakat umum. Peserta diajak tidak hanya memahami secara kognitif, tetapi juga merasakan secara emosional berbagai tantangan yang dihadapi penyandang disabilitas. Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan empati yang lebih mendalam, meningkatkan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, serta membangun sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari.

Slogan “See Through Their Eyes” menjadi jiwa dari kegiatan ini, yaitu mengajak setiap peserta untuk benar-benar melihat dunia dari perspektif teman-teman disabilitas. Tema “Empathy Journey Through Cosmos” melambangkan perjalanan menuju kesadaran sosial yang lebih luas, bahwa di tengah perbedaan, setiap individu memiliki hak yang sama untuk didengar, dipahami, dan dihargai. Care and Share 2025 diharapkan menjadi langkah awal yang bermakna untuk membangun masyarakat yang lebih peduli, terbuka, dan saling memahami satu sama lain.