Pengaruh Hoax Media Sosial Tentang Vaksin Terhadap Motivasi Masyarakat Melakukan Vaksinasi
Photo by cottonbro studio: https://www.pexels.com/photo/person-holding-syringe-and-vaccine-bottle-3952241/
Bayangkan ada seorang ibu yang ragu untuk membawa anaknya ke klinik untuk vaksinasi. Di balik keputusannya itu, ada kekhawatiran besar, bukan dari fakta medis, tetapi dari pesan yang viral di media sosial yang menyebut bahwa vaksin bisa “menimbulkan autisme” atau “kandungan dalam vaksinasi tidak halal.” Informasi keliru seperti ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada imunitas kolektif masyarakat. Lantas, bagaimana hoax media sosial mampu membentuk persepsi publik yang mendorong penolakan vaksinasi?
Program vaksinasi di Indonesia belum menunjukkan kemajuan yang signifikan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI tahun 2018, angka cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) pada anak usia 12 hingga 23 bulan mengalami penurunan dari 59,2% (2013) menjadi 57,9% (2018). Apakah ini merupakan hal yang buruk? Ya, dari sekitar 6 juta anak usia 12 hingga 23 bulan, hanya sekitar 2,5 juta yang telah menerima vaksin lengkap. Sementara itu, proporsi anak yang belum menerima vaksinasi lengkap meningkat dari 32,1% menjadi 32,9% pada periode yang sama. Angka Imunisasi Dasar Lengkap pada anak di pedesaan lebih rendah, yaitu di angka 53,8% sementara anak di perkotaan 61,5%. Kedua kondisi ini menjadi perhatian besar bagi kesehatan anak Indonesia di masa depan.
Pandemi COVID-19 telah membawa perubahan yang sangat besar bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia. Meskipun berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah, seperti program vaksinasi gratis, kendala yang dihadapi tentunya tidak sedikit. Salah satu tantangan utamanya adalah penyebaran informasi palsu (hoax) yang merusak upaya penanganan pandemi. Artikel ini akan membahas dampak hoax terhadap kesehatan masyarakat dan pentingnya literasi digital untuk menghadapinya.
Menurut penelitian, hoax terkait COVID-19 di Indonesia banyak ditemukan di media sosial seperti Facebook, WhatsApp, dan X. Informasi palsu ini sering kali menyangkut vaksinasi, pengobatan, hingga mitos tentang virus itu sendiri. Informasi palsu yang menyebar ini meliputi perkataan bahwa sistem imun dari anak lebih kuat daripada imunitas yang didapatkan dari vaksinasi, vaksinasi tidak lagi diperlukan karena sudah memiliki sanitasi yang baik, dan sebagainya. Kategori hoax paling banyak meliputi konten yang menyesatkan (misleading content), konten palsu (false content), dan konten manipulatif. Hoax semacam ini menyebabkan masyarakat ragu untuk divaksinasi dan bahkan mengikuti pengobatan yang tidak terbukti secara medis.
Rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia memperparah penyebaran hoax. Banyak masyarakat yang menerima informasi tanpa melakukan penyaringan dan langsung menyebarkannya. Oleh karena itu, edukasi digital menjadi salah satu langkah yang penting. Pemerintah dan berbagai organisasi harus mendorong masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang masyarakat konsumsi dan sebarkan dari media sosial.
Selain meningkatkan literasi digital, diperlukan pengawasan ketat terhadap penyebaran hoax. Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat ribuan kasus terkait penyebaran informasi palsu dan telah aktif menangani penyebarannya. Namun, partisipasi masyarakat dalam melaporkan hoax juga sangat diperlukan untuk mencegah hal yang sama terulang kembali.
Hoax COVID-19 tidak hanya menghambat penanganan pandemi tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat secara langsung. Edukasi digital dan kerja sama antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat adalah kunci utama untuk melawan penyebaran hoax. Dengan literasi digital yang lebih baik, masyarakat dapat lebih bijaksana dalam menerima dan menyebarkan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Dwiyanto, D. (2021). ANALISIS PENYEBARAN HOAX COVID-19 MELALUI MEDIA SOSIAL DI INDONESIA TAHUN 2020-2021. PRAJA observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik (e-ISSN: 2797-0469), 1(04), 131-137.
- Rahayu, R. N. (2021). Vaksin covid 19 di Indonesia: analisis berita hoax. Jurnal Ekonomi, Sosial & Humaniora, 2(07), 39-49.
- Pertiwi, S. B. (2021, February 20). Menjawab Masalah Struktural di Balik Penolakan vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia Dan Indonesia. International Relations BINUS University. https://ir.binus.ac.id/2021/02/20/menjawab-masalah-struktural-di-balik-penolakan-vaksin-covid-19-di-seluruh-dunia-dan-indonesia/
- Ndoen, E. (2024, August 2). Hoax antivaksin ikut Memicu anjloknya cakupan imunisasi Anak Indonesia 5 Tahun Terakhir. VICE. https://www.vice.com/id/article/hoax-antivaksin-ikut-memicu-anjloknya-cakupan-imunisasi-anak-indonesia-5-tahun-terakhir/