HEART FROM HEROES

“Bridging Hearts, Building Empathy”

Link to Gallery

Empati adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan bermakna. Dengan memahami emosi, kita mampu menjembatani kesenjangan, membangun rasa saling pengertian, dan menciptakan lingkungan yang mendukung. 

Program kerja Heart from Heroes merupakan salah satu acara inisiatif luar biasa dari TFISC BINUS @Alam Sutera untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya perkembangan emosi dan perilaku dalam kehidupan manusia. Program ini lahir dari pemahaman bahwa pengelolaan emosi sejak dini adalah kunci membangun kesehatan mental yang baik di masa depan. Melalui berbagai aktivitas edukatif dan interaktif, proker ini bertujuan untuk membangun peserta memahami diri mereka sendiri, membangun empati, dan menciptakan komunitas yang lebih suportif.

Program dimulai pada 21 November 2024 dengan pembukaan donasi dana untuk Binusian, sebagai langkah awal dalam mendukung tujuan program ini. Pada 3 Desember 2024, dilanjutkan dengan open booth donasi buku di Lobby Dalam BINUS @Alam Sutera, yang berhasil mengumpulkan tiga box buku ukuran sedang. Buku-buku ini kemudian disalurkan ke Yayasan Pondok Pesantren Yatim Piatu/Dhuafa Bahrul Ulum, memperlihatkan antusiasme peserta dalam berbagi kepada sesama. 

Acara utama berlangsung selama dua hari. Hari pertama acara berlangsung pada Jumat, 6 Desember 2024 secara luring di ruang A0901 BINUS @Alam Sutera, dengan Intan Ghaisani dan Celine Irawan sebagai MC yang memandu acara. Setelah doa pembuka, Hanifa Az Zahra Anwar selaku Ketua Regional dan Helna Callista Sastyaviani sebagai Project Manager memberikan sambutan, menyambut peserta dengan hangat. Acara semakin hidup dengan ice breaking berupa permainan tebak lagu yang mengundang tawa dan kebersamaan. Sesi seminar yang dipandu oleh Khalisa Rieke Devianti, S.Psi, bertemakan Inside Out: Exploring Mental Health Through Emotions and Behaviors, memberi wawasan baru tentang pentingnya memahami kesehatan mental melalui emosi dan perilaku. Diakhiri dengan sesi tanya jawab yang penuh interaksi, peserta semakin terlibat dalam tema acara. 

Setelah seminar, suasana semangat berlanjut dengan permainan Kahoot yang menyegarkan pikiran, diikuti workshop menggambar karakter Inside Out. Peserta diajak untuk mengekspresikan emosi mereka melalui warna dan cerita di balik karakter yang mereka pilih, menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan tema acara. Acara ditutup dengan peserta menuliskan kalimat afirmasi yang penuh makna di Wall of Happiness, yang mencerminkan harapan, rasa syukur, dan energi positif. 

Hari kedua pada Sabtu, 7 Desember 2024 berlangsung di Yayasan Pondok Pesantren Yatim Piatu/Dhuafa Bahrul Ulum, Tangerang Selatan, dimulai dengan doa dan kata sambutan dari Hanifa Az Zahra Anwar selaku Ketua Regional serta Helna Callista Sastyaviani selaku Project Manager. Para peserta diajak berpartisipasi dalam ice breaking yang interaktif seperti Simon Says dan lingkaran musik, menciptakan suasana penuh keceriaan. Anak-anak santri berusia 7–18 tahun ikut serta dalam permainan mencari kata, melatih kerja sama dalam kelompok sambil bersenang-senang. 

Sesi pemaparan yang disampaikan oleh Natasya Andini, terinspirasi dari film Inside Out, menggunakan cuplikan film untuk menjelaskan pentingnya memahami emosi dalam perkembangan manusia. Para santri sangat antusias dan terlibat aktif dalam diskusi yang hangat. Setelah itu, mereka ikut serta dalam permainan tebak gambar, diikuti workshop menggambar dan mewarnai karakter Inside Out dengan metode connect the dots, yang dirancang untuk melatih motorik halus serta kreativitas mereka. Di akhir rangkaian kegiatan, para santri menulis kalimat afirmasi yang penuh makna di Wall of Happiness, menggambarkan harapan, kebahagiaan, dan energi positif yang mendorong mereka untuk terus berkembang dan saling mendukung.

Sebagai penutup, donasi dana dan buku diberikan secara simbolis kepada Yayasan Pondok Pesantren Yatim Piatu/Dhuafa Bahrul Ulum, diikuti dengan doa bersama. Selain itu, hadiah juga diberikan kepada seluruh santri sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi mereka. Pemberian hadiah spesial juga diberikan kepada kelompok teraktif dan dua santri teraktif yang telah menunjukkan antusiasme dan keterlibatan terbaik sepanjang kegiatan. Dokumentasi momen kebahagiaan bersama santri menjadi kenangan yang mendalam bagi semua pihak yang terlibat.

Melalui program ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik, serta menciptakan hubungan yang lebih kuat dan bermakna. Bagi panitia, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga dalam mengimplementasikan empati sebagai aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Program ini juga mengajak kita untuk terus memperkuat empati, membangun jembatan pemahaman, dan menciptakan dunia yang lebih penuh kasih.

Helna Callista Sastyaviani