Mengenal FOMO dan Dampak Negatif-nya Terhadap Kesehatan Mental Dalam Hubungan Sosial

sumber: https://thelearningworker.com/wp-content/uploads/2020/10/tips-fomo.jpg

Belakangan ini banyak istilah-istilah “gaul” baru yang mungkin masih banyak yang belum paham tentang penggunaan dan arti yang sebenarnya. Nah, salah satunya adalah “FOMO”. 

Fear Of Missing Out atau yang lebih dikenal dengan istilah “FOMO” adalah sebuah perasaan atau persepsi seseorang dimana ia merasa takut “tertinggal” baik mengenai suatu informasi atau hal-hal lain yang dianggap menarik. Fenomena ini muncul karena eksposur yang terus-menerus terhadap berbagai aktivitas, acara, atau pencapaian orang lain di media sosial, yang dapat menyebabkan perasaan tidak puas dengan kehidupan sendiri dan merasa tertinggal. Contoh dari tindakan FOMO adalah ketika seseorang tidak hadir pada saat grup-nya sedang melakukan suatu aktivitas atau sedang berkumpul bersama, sehingga ia merasa tertinggal akan apa yang dilakukan oleh grup tersebut.

Ciri-ciri dari orang yang FOMO :

  1. Orang FOMO cenderung memiliki rasa tidak puas akan dirinya sendiri. Mereka sering membandingkan dirinya dengan orang lain yang tampaknya “lebih menarik” dari mereka.
  2. Selalu ingin mengetahui atas apa yang sedang terjadi di sekitar mereka.
  3. Merasa dirinya lebih tertinggal dibandingkan dengan orang lain.
  4. Selalu mengecek ponsel karena takut “tertinggal” informasi-informasi yang menarik.

Jika dilihat dari  ciri-ciri di atas, kamu termasuk orang yang FOMO atau tidak nih?

Dampak Negatif FOMO Terhadap Kesehatan Mental dalam hubungan sosial: 

  1. Stres dan kecemasan yang berlebihan. Orang yang mengalami FOMO sering kali merasa tertekan dan cemas karena selalu beranggapan bahwa mereka harus selalu terlibat dalam segala hal yang terjadi di sekitar mereka. 
  2. Perasaan rendah diri dan kurangnya kepuasan diri. Orang yang mengalami FOMO cenderung membandingkan diri mereka dengan orang lain yang tampaknya lebih sukses dan lebih menarik sehingga mereka merasa bahwa mereka tidak mencapai tingkat keberhasilan yang sama seperti orang lain.
  3. Gangguan tidur dan kelelahan. FOMO sering kali membuat seseorang sulit tidur karena mereka terus berpikir tentang apa yang mereka lewatkan jika tidak ikut terlibat dalam suatu acara atau kegiatan sosial. 
  4. Impulsif dalam pengeluaran. FOMO dapat mendorong seseorang untuk mengambil keputusan belanja secara impulsif. Mereka mungkin merasa harus memiliki barang atau pengalaman tertentu agar tidak merasa ketinggalan, tanpa mempertimbangkan apakah pembelian tersebut benar-benar diperlukan atau sesuai dengan anggaran mereka.
  5. Gangguan hubungan sosial. Hal ini terjadi karena orang yang FOMO terlalu fokus pada apa yang mereka lewatkan dan tidak benar-benar hadir dalam momen yang ada saat mereka berinteraksi dengan orang lain. Hal ini berdampak pada kurangnya kualitas dan kepuasan  dalam hubungan. 

Wah, ternyata tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan dari perilaku FOMO. Penting untuk mengenali gejala-gejala FOMO dan mencari cara untuk mengatasinya agar tidak berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain. 

Tips untuk mengatasi FOMO

  1. Menyadari bahwa media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan. Banyak orang yang hanya menampilkan sisi positif dari kehidupan mereka di media sosial, tetapi tidak menunjukkan kesulitan yang mereka hadapi. Jadi, jangan mudah terpesona oleh gambar-gambar indah di media sosial dan ingatlah bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan.
  2. Menghargai dan mensyukuri apa yang sudah dimiliki dalam hidup. Daripada membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada hal-hal yang membuat kita bahagia dan puas dengan diri sendiri. Cobalah untuk menulis daftar hal-hal yang kita syukuri setiap hari atau mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu atau mendukung kita.
  3. Menetapkan batasan waktu untuk menggunakan media sosial dan gadget. Terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya dapat membuat kita lupa akan dunia nyata dan orang-orang yang penting bagi kita. Lebih baik gunakan waktu tersebut untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. 
  4. Membangun hubungan sosial yang sehat dan berkualitas. Carilah orang-orang yang memiliki kesamaan dengan kita dan berikan perhatian, penghargaan, dan dukungan kepada mereka. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, kebahagiaan, dan kesejahteraan kita.
  5. Menetapkan prioritas diri. Dengan menyaring informasi yang masuk, kita dapat fokus pada hal-hal yang benar-benar relevan dan mendukung tujuan kita. Dengan memilih dengan bijak di antara berbagai peluang, kita dapat menjauhkan diri dari perasaan FOMO dan mengalami kepuasan yang lebih besar dalam pencapaian yang telah dipilih.

FOMO dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental, memicu perasaan cemas, rendah diri, dan bahkan kelelahan karena tekanan untuk terus berpartisipasi dalam segala hal. Penting bagi individu untuk mengenali dan mengelola FOMO, menerapkan batasan dalam penggunaan media sosial, fokus pada hal-hal yang benar-benar penting bagi mereka, serta belajar merayakan pencapaian dan pengalaman pribadi tanpa perlu membandingkannya dengan orang lain. 

References: 

Marsandra Vienaty, Jennifer Angelique Wijaya, Ario Pratono, Yuska Eka Putri Afrilia, Sharen Yolanda