MENTAL HEALTH TFISC: “Be a Hero to Yourself by Being Self Aware“

MENTAL HEALTH TFISC: “BE A HERO TO YOURSELF BY BEING SELF AWARE”

Pada hari Jumat, 21 Oktober 2022, TFISC menyelenggarakan sebuah webinar mental health yang diperuntukkan bagi para binusian dan non-binusian berjudul “Be A Hero To Yourself By Being Self Aware”. Judul tersebut memberi makna bahwa sebagai seorang individu kita perlu untuk menjadi seorang pahlawan bagi diri kita sendiri. Caranya adalah dengan menyadari berbagai  potensi yang kita miliki dan mengenal diri kita masing-masing secara mendalam. Mengenal diri dapat meningkatkan nilai dan kepercayaan akan kelebihan dan kekurangan pada diri kita. Hanya saja saat ini masih banyak sekali individu yang kesulitan dalam mengenal potensi dan perasaan pada dirinya sehingga kurang mampu mengoptimalisasikan potensi dan nilai diri ataupun tidak memiliki kepercayaan diri yang pada akhirnya hanya memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan mental maupun fisik. Di sinilah pentingnya seseorang memahami arti dan pentingnya dari self-awareness

Self-awareness sangatlah penting untuk diterapkan oleh setiap individu. Self-awareness atau kesadaran diri adalah kemampuan seseorang untuk mengenali dan memahami perasaan, pikiran, kemampuan dan evaluasi diri sehingga mampu mengenali kelebihan, kekurangan, hingga nilai yang ada dalam diri pribadi. Dengan self awareness, seseorang akan lebih mudah untuk menentukan pilihan, mengontrol diri, dan mengembangkan diri menjadi versi terbaik dalam hidup. Banyak dari masyarakat yang ingin melakukan yang terbaik untuk dirinya tetapi dilanda kesulitan karena kurang mengetahui potensi dan minat sehingga selalu takut bahkan sebelum mencoba. Persoalan yang dihadapi tidak hanya menyebarkan pentingnya self-awareness tetapi juga memberi arahan bagaimana menerapkan self-awareness dalam diri.

Dalam webinar ini, Kak Annisa selaku pembicara membawakan tema “Be A Hero To Yourself By Being Self Aware” yang dibagi menjadi 4 poin utama yaitu “menjadi mahasiswa”, “self-awareness”, “mengembangkan self-awareness”, dan “self-awareness yang sehat mental”. Beliau memulai pembicaraan dengan menanyakan pendapat peserta tentang apa arti mahasiswa. Pertanyaan ini mendapatkan banyak respon dari peserta yang merasakan besarnya tuntutan menjadi mahasiswa. Kak Annisa menambahkan bahwa tentunya hal tersebut sangatlah wajar, mengingat usia mahasiswa merupakan masa transisi yang sangat penting dari usia remaja ke dewasa. Dalam usia ini pula, para remaja melakukan self-discovery, yaitu proses yang dilakukan seumur hidup untuk menemukan “siapa diri kita”.

Self-discovery adalah aspek penting dalam terwujudnya kesehatan mental karena memenuhi salah satu ciri-ciri sehat mental yaitu memahami dan mengenali  potensi diri. Tetapi pada penerapannya banyak yang mengalami kesulitan karena distraksi, trauma ataupun karena self-discovery ini melelahkan. Hal inilah mengapa self-discovery selalu diawali dengan self-awareness. Self-awareness terdiri dari 3 aspek, yaitu Internal Self-awareness, External Self Awareness, dan Ideal Self. Internal self-awareness adalah bagaimana kita melihat diri kita saat ini baik itu pikiran, emosi, perilaku dan motivasi. External Self-awareness adalah memahami bagaimana orang lain melihat kita. Ideal Self adalah sosok diri yang kita harapkan, ingin dicapai atau dilihat orang lain. 

Self-awareness memanglah tidak memiliki ciri-ciri yang pasti. Tapi seseorang yang memiliki self awareness dapat dilihat secara tampak yang terbagi menjadi dua, yaitu Low Self-Awareness dan High Self-Awareness. Self-awareness memiliki dampak positif yaitu perspektif yang lebih luas, mampu mengelola diri, kreatif, dan self-esteem tinggi. Tak hanya dampak positif, self-awareness juga memiliki sisi negatif, yaitu okupasi berlebihan pada diri, ruminasi, dan self-blaming. Oleh karena itu, self-awareness juga harus diiringi dengan self-compassion.

Self-compassion adalah bersikap baik dan ingin memahami situasi diri, melihat keterbatasan diri sebagai hal yang manusiawi, menyadari dan menerima pikiran serta emosi. Self-awareness dapat dikembangkan dengan cara refleksi diri, mengenali pikiran dan emosi dengan being mindful, refleksi dengan bertanya “what” ketimbang “why”, menulis jurnal, dan mengenali “ideal self” lewat idola serta konseling. Mengembangkan self-awareness yang sehat mental juga bisa dilakukan dengan cara memiliki standar yang realistis, menghargai diri sendiri, dan meyakinkan diri. Terakhir, Kak Annisa menutup materi dengan kalimat “You won’t always like what you find about yourself.. And that’s okay. Those qualities are what make us human”.

Setelah pembawaan materi oleh pembicara, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh MC. Banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta menunjukkan tingginya antusiasme mereka terhadap topik yang telah disampaikan oleh Kak Annisa Mega Radyani. Sangat diharapkan adanya sesi tanya jawab ini dapat membantu peserta untuk menemukan solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi saat ini.

Setelah sesi tanya jawab selesai, acara ditutup dengan sesi dokumentasi dengan pembicara dan seluruh peserta. Adapun peserta yang mengikuti acara webinar ini akan memperoleh e-sertifikat serta SAT (Student Activity Point) untuk para BINUSIAN. 


Dokumentasi Peserta:






 

Retno Shintya