Mental Health Awareness: “ Loneliness: How does it Affect Our Mental Health?”

Mental Health Awareness
“Loneliness: How does it Affect Our Mental Health?”

Pada hari Jumat, 7 Oktober 2022, TFISC menyelenggarakan acara webinar yang memberikan edukasi mengenai kesehatan mental kepada binusian maupun non-binusian. Acara ini memiliki tema “Loneliness: How does it Affect Our Mental Health?”. Topik ini dilatarbelakangi dengan banyaknya orang yang sedang mengalami kesepian, dan hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mental yang dimiliki. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti tidak percaya diri, memiliki trauma, dan sulitnya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental merupakan kondisi dimana seseorang menyadari mengenai kemampuan bahwa ia dapat mengelola stres, beradaptasi dengan baik, bekerja dengan produktif, dan memiliki kontribusi untuk lingkungan. Jika kesehatan mental terganggu, terdapat beberapa tanda yang dapat menandakannya. Dipenuhi oleh pikiran negatif, sulitnya berkonsentrasi, perubahan emosi yang relatif cepat, putus asa, ingin sendiri, dan sulit makan serta tidur. Beberapa hal tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur kesehatan mental kita. 

Kesepian merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa sendirian, hampa, dan tidak diinginkan. Menurut para ahli, kesepian merupakan suatu keadaan mental. Jika, berada pada lingkungan yang ramai, ia akan merasa sendirian. Kesepian dapat dikaitkan dengan genetik, hal ini diteliti oleh Dr. John Cacioppo. Selain itu, kesepian juga dikaitkan dengan faktor internal yang dimiliki seseorang. Kesepian dan kesehatan mental merupakan dua hal yang berhubungan. Kesepian disebabkan oleh kesehatan mental dan kesehatan mental dipengaruhi oleh rasa kesepian. 

Jika dibiarkan begitu saja, kesepian dapat menyebabkan berbagai masalah terhadap kesehatan yang dimiliki, seperti meningkatkan kemungkinan untuk merasakan stres, berkurangnya waktu tidur, dan mengalami depresi. Hal ini dapat diatasi dengan mengisi otak dengan pikiran yang positif, lakukan hal yang dapat membuat senang dan bersemangat, mencoba hal baru, dan merawat hewan. Dengan melakukan hal tersebut secara rutin, maka rasa kesepian akan berkurang secara perlahan.

Pada masa pandemi, terdapat banyak peristiwa seseorang yang merasa kesepian di berbagai negara. Selama isolasi masa pandemi, Indonesia melaporkan bahwa fenomena kesepian tersebut dialami oleh mahasiswa yang berusia 19-22 tahun. Pada tahun 2021, di periode Mei hingga Juni terdapat 5.211 orang yang merasa kesepian pada enam provinsi di Pulau Jawa. Hal ini didapatkan oleh Into The Light dan Change.org yang melakukan sebuah survey. Dari hasil survey yang didapatkan, banyak dari mereka yang berpikiran untuk mengakhiri hidupnya karena rasa kesepian tersebut.

Dengan banyaknya kasus kesepian yang ada, hal ini merupakan salah satu alasan kami memilih topik ini. Selain itu kami ingin memberikan edukasi kepada sesama mengenai akibat dan cara mengatasi dari merasakan kesepian dan bagaimana rasa kesepian dapat mempengaruhi kesehatan mental yang dimiliki. Banyak orang yang lebih memilih untuk diam dan tidak menceritakan mengenai kondisi yang mereka alami. Maka dari itu dengan mengikuti acara ini, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesepian yang dialami.

Acara ini diisi oleh Dyah Ayu K. Gunawan sebagai pembicara di webinar Mental Health “Loneliness: How does it Affect Our Mental Health?”. Beliau merupakan seorang psikolog klinis di RS Royal Taruma yang berada di Jakarta Barat, hipnoterapis klinis di Adi W Gunawan Institute of Mind Technology, dan anggota tim hipnoterapis klinis di Adi W Gunawan Institute of Mind Technology. Webinar ini dibawakan oleh Anisya Dewi Larasati dan Natasya Vernanda sebagai MC.

Acara webinar ini diawali dengan pengenalan kepada Dyah Ayu K. Gunawan yang merupakan pembicara dari acara webinar ini. Pembicara mengawali topik webinar dengan pemahaman mengenai pengertian dari kesepian dan macam-macam kesepian. Dari pemahaman tersebut diharapkan para partisipan dapat lebih mengenali perasaan yang dimiliki, khususnya apakah mereka mengalami kesepian atau tidak. Selanjutnya pembicara menjelaskan mengenai dampak dari kesepian dan cara mencegah serta mengatasi kesepian yang dialami.

Selanjutnya dilakukan dengan sesi QnA, Pada sesi ini dibantu oleh Andrea Nathaniel dalam membacakan pertanyaan-pertanyaan yang ada. Sesi ini dipenuhi oleh antusiasme dari para partisipan untuk bertanya mengenai hal-hal yang mereka butuhkan kepada pembicara melalui fitur chat yang ada. Dengan adanya sesi ini, diharapkan dapat membantu para partisipan untuk mengatasi hal-hal yang sedang dialami oleh para partisipan. 

Setelah acara QnA, dilanjutkan dengan sesi dokumentasi terhadap pembicara, panita, dan para participant. Para partisipan akan mendapatkan e-certificate dan poin SAT untuk para binusian jika mengikuti acara ini dari awal hingga akhir.

 

Dokumentasi Peserta:

 

Nadia Soeharto