Pengaruh Makanan Junk Food Pada Kesehatan Remaja

Source: tribunnews.com

Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, manusia perlu makanan untuk memenuhi kebutuhan primernya. Seiring berkembangnya zaman, semakin banyak beragam makanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Makanan tersebut dapat berupa makanan yang memiliki nilai gizi yang cukup, makanan yang memiliki kadar gula, garam, dan lemak atau kalori yang tinggi, namun nilai nutrisi, serat, vitamin, dan mineralnya sangat rendah. Dari berbagai macam makanan tersebut dapat dikenal dengan istilah junk food. Junk food merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk makanan yang memiliki nilai gizi yang sedikit ataupun makanan yang tidak ada nilai gizi. Junk food juga didefinisikan sebagai makanan yang dikonsumsi namun tidak memberikan manfaat bagi kesehatan bahkan dapat merugikan kesehatan. Di samping hal tersebut, makanan-makanan yang tergolong dalam junk food ini lebih disukai oleh masyarakat khususnya remaja karena memiliki cita rasa yang lezat, praktis, dan menarik. Sehingga, tidak jarang banyak remaja yang mengonsumsi makanan junk food.

Meski sudah diketahui bahwa junk food bukanlah jenis makanan yang sehat, namun masyarakat masih banyak yang tetap mengonsumsi junk food umumnya remaja karena rasa yang cenderung enak dan praktis untuk dihidangkan. Ditambah lagi dengan harga yang cukup bisa dikatakan lebih murah, remaja yang tidak ingin menghabiskan uang saku untuk makanan memilih untuk mengonsumsi junk food. Tak heran, dampak junk food bagi kesehatan anak remaja dapat mengakibatkan peningkatan lemak badan yang tidak seimbang. Alhasil, penuaan dini, penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes dapat menyerang tubuh remaja jika diteruskan.

Junk food mengandung minyak, garam, dan bumbu perasa yang tinggi. Kandungan tersebut dapat meningkatkan kadar keasaman pada lambung yang dapat menyebabkan iritasi pada pencernaan dan meningkatkan terkenanya gastroesophageal reflux disease (GERD) dan irritable bowel syndrome (IBS) dimana perut bisa kembung dan sakit. Selain itu, kandungan yang sudah disebut di atas juga bisa meningkatkan tekanan darah dan memengaruhi fungsi ginjal. Dengan kandungan lemak yang tinggi, junk food juga dapat menyebabkan pengendapan lemak di hati yang membuat gangguan di fungsi hati remaja.

Bagi para remaja yang sering mengonsumsi junk food akan sulit untuk mengurangi semata-mata untuk kesehatan, maka harus lebih cermat dan teliti dalam mengonsumsi makanan ini. Sebelum mengonsumsi makanan ini, hendak cari tau jumlah kalori lemak dan garam yang terkandung pada makanan tersebut. Selain itu juga perlu membatasinya dengan menyeimbangkan dengan makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, ikan, telur, dan lain-lain. Tidak hanya makanan, minuman pun hendak diperhatikan. Kurangi minuman manis dan perbanyak air putih sekitar yang disarankan oleh KEMENKES sebanyak delapan gelas berukuran 230ml per hari. Selain itu juga kurangi kebiasaan meminum soda, karena soda mengandung setidaknya sekitar 200-300 kalori. Dengan mengonsumsi junk food yang berlebihan akan membahayakan bagi tubuh. Maka harus dibiasakan makan makanan yang sehat dan seimbang sehingga tubuh akan tetap bugar dan sehat seiring bertambahnya umur.

Untuk menghindari berbagai hal buruk yang tidak diinginkan pada pengaruh makanan junk food, kita dapat melakukan berbagai cara, seperti membuat jadwal menu makanan di rumah. Sering sekali kita mengonsumsi junk food karena merasa di rumah tidak ada makanan. Padahal, banyak makanan yang tersimpan di dalam kulkas dan akhirnya terlupakan. Maka dari itu, perlu kita membentuk jadwal menu makanan di rumah agar bisa berhemat serta mengurangi konsumsi junk food. Selain itu, tidur yang cukup dan mengonsumsi air putih yang cukup juga dapat mencegah kita mengonsumsi junk food. Ketika kita merasa kekurangan tidur, hal ini akan menghambat kadar hormon sampai bisa meningkatkan nafsu makan kita. Sedangkan untuk air putih, ketika tubuh merasa dehidrasi, hal ini akan menyebabkan diri kita menginginkan makanan apapun termasuk junk food. Oleh karena itu, dengan mengonsumsi air putih yang cukup, kita sudah bisa menstabilkan nafsu makan kita.


Referensi:

 

Nindya Pratiwi, Clairine Andrea Tjandra, Fatma Laila Ali, Nayla Sriramadhiyanti Hosen