MENGATASI DAMPAK SAMPAH DAN POLUSI BAGI LAUTAN
Lautan adalah salah satu anugerah terbesar di bumi bagi manusia. Lautan merupakan ekosistem indah di bawah air yang penuh dengan kehidupan yang menyediakan banyak hal, mulai dari makanan segar hingga pekerjaan bagi jutaan orang. Lautan yang luas ini dari atas mungkin tampak sehat, tetapi kenyataanya tidak seperti yang terlihat. Penelitian menunjukkan bahwa populasi ikan semakin berkurang, air tercemar, ekosistem hilang atau berubah, tumpukan sampah yang mengapung, dan perubahan fisik serta kimiawi yang mengancam kelangsungan hidup beberapa spesies bawah laut. Hal ini terus berlanjut meskipun pada kenyataannya ekosistem di perairan jauh lebih rapuh dan kompleks daripada yang diperkirakan khalayak umum.
Dengan laju kondisi yang semakin menurun, lautan yang merupakan wilayah terbesar di dunia ini dapat dengan cepat merosot. Kerusakan yang terus menerus pada lautan tanpa perlindungan dari hukum atau peraturan pada akhirnya akan memicu pemanasan global atau perubahan iklim. Jika tidak segera dilakukan tindakan untuk memperbaiki kekacauan yang telah dibuat umat manusia, maka akan terlambat untuk menyelamatkan beberapa spesies yang dapat membantu kehidupan manusia setiap harinya. Maka dari itu, pada artikel ini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai permasalahan yang terjadi di kehidupan bawah laut, dan apa yang akan terjadi jika tindakan penyelamatan lautan tidak dilakukan, serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran di laut.
Seperti yang sudah dibahas diawal, kondisi lautan saat ini jauh dari kata baik. Meningkatnya jumlah sampah di lautan tentunya berdampak besar pada lingkungan dan juga ekonomi. Sampah yang dibuang ke laut berdampak pada keanekaragaman hayati yang menyebabkan ribuan hewan mati setiap harinya. Contohnya kura-kura yang tercekik oleh sampah plastik dari botol minuman, mereka dapat terhirup atau tertelan kotoran yang dibuang manusia ke laut. Hal ini tentunya dapat membahayakan nyawa mereka dan membuat mereka tidak dapat berkembang biak, yang berakibat pada kepunahan spesies. Selain itu, terdapat sekitar 20% terumbu karang telah hancur dan tidak menunjukkan prospek pemulihan. Sekitar 24% dari terumbu yang tersisa berada dalam risiko punah karena tekanan manusia, dan 26% lainnya berada di bawah ancaman kerusakan jangka panjang. Banyak orang sudah menyadari hal ini, tetapi jarang sekali ada yang memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka, dan akibatnya makhluk hidup di bawah laut pun mati.
Pemanasan global menyebabkan adanya pergeseran abnormal perilaku lautan yang pada akhirnya menyebabkan zona mati, dan terlalu banyak penyerapan karbondioksida (CO2) ke dalam perairan (pengasaman). Zona mati adalah bagian dari lautan yang tidak lagi mendukung semua jenis kehidupan karena kekurangan oksigen dan pengasaman. Setidaknya seperempat dari CO2 yang dilepaskan oleh pembakaran batu bara, minyak, dan gas tidak tinggal di udara, tetapi justru larut ke laut di mana tingkat air menjadi lebih asam, seperti tingkat pH. Berdasarkan data dari United Nation Development Program, lautan menyerap sekitar 30% karbon dioksida yang diproduksi oleh manusia, dan tercatat peningkatan 26% dalam pengasaman laut sejak awal revolusi industri. Perubahan signifikan pada tingkat pH tidak memberikan kehidupan laut yang berkelanjutan. Beberapa organisme hampir tidak dapat bertahan hidup atau bahkan berkembang di bawah kondisi yang lebih asam di perairan sementara yang lainnya mungkin punah.
Polusi laut yang sebagian besar berasal dari sumber-sumber di darat, mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan rata-rata 13.000 keping sampah plastik ditemukan di setiap kilometer persegi lautan. Setiap tahunnya pun terdapat sebanyak 14 miliar pon sampah yang dibuang ke laut, tanpa memperhatikan satwa liar yang hidup di ekosistem. Sebagian besar adalah sampah plastik, dan menyebabkan kematian lebih dari 1 juta burung laut dan 100.000 mamalia laut. Selain itu, pengelolaan laut yang tidak tepat menyebabkan penangkapan ikan yang berlebihan. Sebanyak 30% dari populasi ikan di dunia telah dieksploitasi secara berlebihan. Dampak ekonomi yang hilang dari sektor perikanan diperkirakan sekitar USD 50 miliar setiap tahunnya. Program Lingkungan PBB memperkirakan dampak ekonomi kumulatif dari praktik pengelolaan laut yang buruk setidaknya mencapai USD 200 miliar per tahun. Dalam tidak adanya langkah-langkah mitigasi, perubahan iklim akan meningkatkan biaya kerusakan laut dengan tambahan USD 322 miliar per tahun pada tahun 2050.
Tanpa tindakan yang tepat, keadaan laut saat ini akan menjadi lebih buruk. Saat ini, lautan menjadi tempat pembuangan banyak bahan kimia, sampah, dan bentuk polusi lainnya. Ketika limbah pabrik dibuang ke laut, hal tersebut dapat menimbulkan efek racun pada kehidupan laut dan makanan laut pun dapat terkontaminasi. Banyak spesies organisme akuatik yang memakan polusi plastik yang ditemukan di laut dan kemudian mati karena tersedak, penyumbatan usus, atau kelaparan. Hal-hal tersebut pun dapat menimbulkan dampak kesehatan dan ekonomi dengan mematikan kehidupan laut dan merusak ekosistem. Ketika pertanian menggunakan pestisida, pupuk, dan bahan kimia lainnya untuk membantu menumbuhkan tanaman, sisa limbahnya mengalir ke sungai-sungai terdekat yang kemudian mengalir ke laut.
Pemanasan global atau perubahan iklim berdampak dalam membasmi terumbu karang, menyebabkan spesies punah, dan akibatnya, lapisan es mencair dan permukaan laut naik. Seperti yang ditunjukkan oleh sebuah studi MIT, badai tropis juga mungkin meningkat karena perubahan iklim. Lingkungan laut tidak dapat terus menahan semua efek negatif yang disebabkan oleh polusi dan perubahan iklim. Solusi untuk masalah yang terus berkembang ini harus ditemukan dengan cepat.
Untuk wilayah laut terbuka dan laut dalam, pembangunan keberlanjutan hanya dapat dicapai melalui peningkatan kerja sama internasional untuk melindungi habitat yang rentan. Membangun sistem yang komprehensif, efektif, dan dikelola secara adil dari kawasan lindung pemerintah harus diupayakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memastikan masa depan yang berkelanjutan untuk industri perikanan. Di tingkat lokal, kita harus dapat membuat pilihan atau alternatif ramah laut saat membeli suatu produk. Selain itu, kita juga dapat membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari kita, seperti menggunakan transportasi umum dan mencabut perangkat elektronik dapat menghemat energi. Tindakan ini mengurangi jejak karbon atau faktor yang berkontribusi pada naiknya permukaan laut. Manusia harus dapat menghilangkan penggunaan plastik sebanyak mungkin dan mengatur pembersihan pantai. Di samping itu, kita juga dapat menyebarkan pesan atau meningkatkan kesadaran masyarakat tentang betapa pentingnya kehidupan laut dan mengapa kita perlu melindunginya.
Lautan memiliki peran penting bagi umat manusia yang membuat manusia tidak dapat hidup tanpanya, seperti menyediakan bahan pangan dan sumber mata pencaharian. Kesehatan kehidupan laut sangatlah penting karena berfungsi untuk menyelamatkan spesies air dan habitatnya. Para ilmuwan telah meneliti tentang pengaruh perubahan iklim, dan polusi terhadap kehidupan spesies laut selama bertahun-tahun. Hilangnya keanekaragaman hayati tidak hanya akan mempengaruhi kehidupan di bawah garis air, tetapi juga akan mempengaruhi perikanan dan budidaya, mengancam pasokan protein bagi jutaan orang, serta pariwisata dan ekonomi terkait laut, danau, atau wilayah perairan lainnya. Sekarang menjadi tugas manusia untuk melakukan sesuatu tentang implikasi hukum dan peraturan yang akan melindungi kehidupan di bawah garis air dengan melarang bentuk tertentu dari faktor penyebab pemanasan global. Kesalahan masa lalu akan selalu mempengaruhi masa depan, namun masih ada waktu untuk menciptakan hasil yang lebih baik, dan dimulai dengan edukasi tentang masalah yang sedang dihadapi.
Referennce:
Goal 14: Life Below Water. (n.d.). Retrieved October 12, 2020, from United Nations Development Programme: https://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/goal-14-life-below-water.html
Why Protect the Ocean? (n.d.). Retrieved October 12, 2020, from Marine Conservation Institute: https://marine-conservation.org/why-protect-the-ocean/
10 Things You Can Do to Save the Ocean. (2010, April 27). Retrieved October 12, 2020, from National Geographic: https://www.nationalgeographic.com/environment/oceans/take-action/10-things-you-can-do-to-save-the-ocean/
Textor, L. (n.d.). Intro to Marine Life Conservation. Retrieved October 12, 2020, from Conserve Matine Life: https://conservemarinelife.weebly.com/essay.html
Life Below Water: Why It Matters. (n.d.). Retrieved October 12, 2020, from Rebelbuda: https://www.rebelbuda.com/wp-content/uploads/2018/11/Goal-14.pdf