KESEJAHTERAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Kesetaraan gender adalah Hak asasi yang dimiliki setiap manusia, hak untuk hidup normal dan saling menghargai satu sama lain atau bebas menentukan pilihan hidup kita sendiri, upaya untuk memperjuangkan hak kedua jenis kelamin, baik itu laki-laki maupun perempuan. Tujuan gender equality bukan untuk memenangkan hak perempuan saja atau membuat perempuan lebih dominan dibanding laki-laki. Hal ini penting untuk kita ketahui, karena selama ini sudah telalu banyak pembahasan mengenai feminisme dan gender equality yang beranggapan bahwa kedua gerakan tersebut adalah gerakan radikal atau gerakan untuk menyudutkan laki-laki.

Salah satu budaya masyarakat yang sudah ada sejak zaman dahulu adalah kultur patriarki girls. Patriarki merupakan gerakan yang membuat laki-laki lebih dominan dibanding perempuan dalam ruang politik, sosial dan ekonomi. Contoh kasus kultur patriarki adalah ketika seorang anak laki-laki lahir maka akan sangat dibanggakan karena menurut orang zaman dahulu, laki- laki dapat menjadi seorang pemimpin sedangkan perempuan tidak sehingga perempuan ditindas karena hal tersebut dimana laki-laki terkadang menganggap dirinya lebih daripada perempuan, jika ditelusuri lagi sebetulnya perempuan juga bisa menjadi seorang pemimpin dan setiap orang bisa bukan dilihat dari gendernya melainkan dari kualitas orang tersebut.

Pada zaman yang semakin berkembang mulai ada sedikit perubahan dimana laki- laki tidak semua menindas perempuan dan bisa menghargai perempuan, tetapi beberapa lainnya tidak. Contoh ketidaksetaraan gender pada zaman kini ialah ketika ada dua orang karyawan, 1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan yang sama-sama ingin diangkat menjadi manager. Dari performa kerja, karyawan perempuan memiliki nilai yang lebih besar. Akan tetapi, karena gendernya, karyawan laki-laki tersebut kemudian diangkat menjadi manager karena gendernya adalah laki-laki. Dari contoh tersebut kita bisa mengetahui kalau ada kultur dimana seseorang dipilih berdasarkan gendernya bukan berdasarkan kualitasnya secara murni. Yang dimaksud gender equality adalah dimana ketika tidak ada identitas gender yang dijadikan pertimbangan dalam pengambilan sebuah keputusan.

Menurut Survei Kesehatan dan Pengalaman Hidup Wanita 2016, satu dari tiga wanita berusia 15-64 tahun di Indonesia melaporkan bahwa dia pernah mengalami kekerasan fisik dan / atau seksual dalam hidupnya. Perempuan juga menghadapi hambatan hukum dan diskriminasi dalam ekonomi: pada 51% pada tahun 2017, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia jauh di bawah laki-laki (sekitar 80%) dan lebih rendah dari rata-rata untuk negara-negara pada tahap perkembangan yang sebanding. Menurut sebuah penelitian baru-baru ini, pendorong utama rendahnya partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia adalah pernikahan, memiliki anak di bawah usia dua tahun dalam rumah tangga, tingkat pendidikan yang rendah (di bawah tingkat sekolah menengah atas dan tinggi) dan perubahan struktur ekonomi yang telah terlihat adanya penurunan di sektor pertanian sebagai akibat migrasi dari pedesaan ke perkotaan, khususnya.

Bagi sebagian masyarakat yang masih memiliki pemikiran atau pandangan yang masih terpaut secara turun temurun dari masa lampau atau masa lalu seperti pandangan beberapa masyarakat yang memandang derajat kaum laki-laki lebih tinggi jadi dibanding perempuan, sehingga muncul pemikiran yang tumbuh dalam benak setiap orang dan membuat perempuan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari laki-laki karena merasa derajatnya lebih tinggi daripada perempuan dan terjadi bahkan sampai saat ini masih ada beberapa orang yang tidak melakukan kesetaraan yang seharusnya diterima setiap orang. Karena ini bersifat turun temurun maka sangat disayangkan hal ini tertanam di pikiran setiap orang dan menjadi hal yang lumrah.

Dari data-data yang ada menunjukkan bahwa kondisi perempuan di Indonesia masih kurang baik, terutama di bidang pendidikan perempuan masih tertinggal dibandingkan mitra laki- laki. Sementara materi yang digunakan serta proses pengelolaan pendidikan masih terbilang kurang, sebagai akibat dominasi laki-laki sebagai penentu kebijakan pendidikan. Di bidang ekonomi kemampuan perempuan untuk memperoleh peluang kerja masih bisa dibilang rendah.

Tingkat pengangguran pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki dan besarnya upah yang diterima perempuan lebih rendah dari pada laki-laki. Dengan tingkat pendidikan yang sama, pekerja perempuan hanya menerima sekitar 50 persen sampai 80 persen upah yang diterima laki-laki. Selain itu banyak perempuan bekerja pada pekerjaan marginal sebagai buruh lepas, atau pekerja keluarga tanpa memperoleh upah atau dengan upah rendah. Dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan perempuan dan anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan kena dampak.

  1. Ketidaksetaraan peran dalam keluarga

Dalam keluarga di daerah mana saja pastinya ada yang masih memiliki anutan budaya dimana wanita hanya bekerja di dapur memasak dan laki-laki mencari nafkah. Karena hal ini laki-laki akan merasa tidak bertanggung jawab jika mereka berdiam dirumah dan istri yang mencari nafkah. Pemberian pemahaman akan pentingnya persamaan gender,agar seorang pria bisa memahami dan menyadari bahwa bisa menerima perannya dalam keluarga yang tidak selalu menjadi pencari nafkah.

Dampak terhadap kehidupan keluarga :
• Terjadinya KDRT karena masalah kecil.

  • Suami yang merasa seperti raja karena merasa ialah yang mencari uang sehingga istri diperlakukan sesuka sang suami.• Istri tidak berkembang dalam arti tidak memiliki pengetahuan didunia luar.
  1. Ketidaksetaraan dalam bidang pekerjaan

Dalam lingkungan masyarakat masih tertanam pikiran bahwa tidak pantas bagi seorang perempuan pulang larut walau tujuannya untuk menyelesaikan pekerjaan, ia akan tetap dianggap tidak baik. Sedangkan laki-laki tidak akan masalah jika pulang larut atau jam berapapun. Hal ini mengakibatkan;

  • Suami marah-marah dirumah karena istri tidak bisa memenuhi kebutuhan dirumah,karena suami pengangguran dan mengandalkan wanita yang bekerja tidak menentu. Istri lembur dimarahi suami sedangkan jika kerja tidak penuh uang yang dihasilkan tidak mencukupi untuk keluarganya.
  • Suami akan merasa terhina jika istri memiliki pekerjaan yang lebih baik darinya. Dan hal ini kadang yang membuat laki-laki kadang melakukan KDRT terhadap mencukupi
  1. Ketidaksetaraan dalam bidang pendidikanLaki-laki harus memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dari perempuan dikarena laki-laki kelak akan menjadi pemimpin dan pencari nafkah untuk keluarganya. Hal ini mengakibatkan:
  • Wanita tidak¹ mendapatkan pendidikan sesuai dengan keinginannya, misalnya di desa yang pelosok wanita cukup lulus SMP dan hanya menunggu pinangan dari laki-laki.• Wanita dianggap remeh oleh pria karena seorang pria merasa lebih tinggi pendidikannya sehingga semena-mena terhadap wanita.

Dari beberapa sumber dikatakan bahwa kita dapat meluruskan masalah mengenai keserataan gender dan caranya yaitu dimulai dari pemikiran diri kita masing-masing bagaimana kita bisa berpikir lebih jernih lagi mengenai masalah ini, karena setiap tindakan yang kita lakukan berasal dari pikiran kita sendiri dan akan lebih baik jika kita melihat secara luas dampak dari ketidakserataan gender. Lalu dengan adanya kemajuan pendidikan rata-rata perempuan karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan sekunder yang sangat penting bagi setiap orang agar bisa menjalankan hidupnya lebih baik lagi.

Pendidikan juga merupakan salah satu sektor penting dalam sebuah Negara, tanpa adanya pendidikan tidak hanya suatu Negara tetapi seorang manusia pun pasti akan mengalami kesulitan karena kurang berpendidikan. Kemudian pola asuh dari orang tua yang disesuaikan dengan zaman akan sangat penting bagi seseorang untuk mendapatkan pemikiran yang lebih baik dan tidak menanam pemikiran yang hanya membuat kerugian bagi dirinya di masa depan serta untuk memperbaiki generasi dan kesetaraan gender.

Menurut pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah ketimpangan gender ini dapat diatasi terutama dimulai dari diri kita sendiri karena diri kitalah yang menanamkan pemikiran untuk hal yang akan kita lakukan jadi jika kita masih berpikir bahwa perempuan tidak bisa apa-apa maka itulah yang akan tertanam di otak kita, sama seperti zaman dahulu dimana laki-laki lah yang selalu menjadi pemimpin dan perempuan dianggap biasa saja, hal ini perlu diperhatikan terutama bagi laki-laki karena jika salah kaprah maka akan menimbulkan hal yang merugikan pihak manapun dan membuat ketimpangan gender terus berjalan. Jika diperhatikan, perempuan masih memiliki kemampuan yang seimbang dengan laki-laki tetapi tidak adanya kesempatan yang diberikan untuk mereka  menunjukkannya.

Reference:

Unicef.org. (2020). Gender Equality. https://www.unicef.org/gender-equality. Diakses tanggal 17 Oktober 2020.

Youngontop.com. (2020). Gender Equality, penting ga sih?. https://www.youngontop.com/read/162685/gender-equality. Diakses tanggal 17 Oktober 2020.

Facetofeet.com. (2020). Cari Tahu Apa Sih Pengertian dari Gender Equality Serta Efek Positifnya dalam Kehidupan Kita?. https://www.facetofeet.com/lifestyle/15185/cari-tahu-apa-sih-pengertian-dari-gender-equality-serta-efek-positifnya-dalam-kehidupan-kita. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2020.

Tirto.id. (2017). Cara menyudahi ketimpangan gender. https://tirto.id/mencari-cara-menyudahi-ketimpangan-gender-cvNW. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2020

Yunji