TFISC Campaign: “Trash For Cash: Langkah Kecil Untuk Memulai Perubahan”
Jakarta – Sampah yang terdapat di dunia, baik di darat maupun laut, menghabiskan waktu puluhan bahkan ratusan agar terurai dan masih belum sempurna karena berubah menjadi serpihan atau yang dikenal sebagai micro plastic. Indonesia sebagai salah satu negara pembuang sampah plastik terbanyak di dunia menghasilkan 1.2 juta ton sampah setiap tahun.
Teach For Indonesia Student Community (TFISC) menyelenggarakan kampanye Trash For Cash: Langkah Kecil Untuk Memulai Perubahan. Trash for Cash secara istilah merupakan sebuah kegiatan pengumpulan barang bekas yang nantinya dijual untuk diubah menjadi produk baru. Barang-barang yang digunakan contohnya berupa pakaian, kaleng, dan plasik.
Kampanye TFISC mengadakan dua kegiatan, webinar dan lomba poster digital, dalam rangka meminimalisir limbah sampah serta memberikan pengetahuan kepada para peserta akan pentingnya mendaur ulang sampah. Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini adalah peserta diharapkan memahami bagaimana mengelola dan mengurangi pemakaian sampah sekali pakai demi menjaga lingkungan sekitar.
Kegiatan kampanye dimulai dengan webinar yang diadakan oleh TFISC pada Sabtu(19/12/2020) bekerja sama dengan Gajahlah Kebersihan. Ibu Putri Winda Sari selaku Co-founder Gajahlah Kebersihan, menyampaikan materi terkait konsekuensi sampah yang menjadi ancaman bagi alam serta manusia.
Selanjutnya, Ibu Winda juga menyampaikan tentang gaya hidup Zero Waste Living, yang dimulai dari 7R yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rehome, Replant, dan Rot. Dengan adanya gaya hidup tersebut, peserta webinar menambah wawasan terkait pentingnya menangani limbah sampah, mencegah pengiriman dan mengurangi penimbunan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain dari itu, TFISC juga mengadakan lomba poster di mana para peserta, baik mahasiswa/i maupun umum, menunjukkan kreativitas mereka dalam mendesain poster secara digital dalam mengekspresikan gambaran tentang cara mengurangi sampah.