WEBINAR “Kontribusi NGO Dalam Dunia Pendidikan di Kala Pandemi”
Pada tanggal 27 Oktober 2020 kemarin, TFI yang berkolaborasi dengan TFISC mengadakan webinar yang mengundang dua NGO yaitu TBI (Taman Baca Inovator) dan WVI (Wahana Visi Indonesia) dengan pembicara dari TBI Fajri Alfalah dan dari WVI Mega Indrawati. Dalam webinar ini membahas kontribusi NGO dalam dunia pendidikan di kala pandemi. NGO (Non government organization) atau biasa disebut LSM adalah organisasi / kelompok yang beraktifitas diluar struktur masyarakat. Organisasi ini memiliki tujuan melayani masyarakat umum tanpa mengambil keuntungan dari setiap kegiatan yang dilakukan. Peran NGO adalah menjawab setiap tantangan yang ada di lapangan, serta membantu siswa, guru, dan orang tua. NGO sebagai salah satu support dalam masyarakat memiliki peran yang cukup penting dalam beberapa aspek, terutama pendidikan.
Taman Baca Inovator adalah yayasan sosial yang bergerak di bidang pendidikan khususnya meningkatkan minat baca anak dan kualitas literasi anak. Menurut TBI masalah pendidikan tidak hanya kewajiban guru atau sekolah saja, tetapi pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Di masa pandemi seperti sekarang, dunia pendidikan menjadi berubah karena tidak adanya interaksi langsung secara beramai-ramai. Awalnya pembelajaran bisa didapat dari interaksi di kelas antar teman ataupun guru yang sekarang menjadi belajar dari rumah yang tidak memiliki interaksi antar teman ataupun guru. Tantangan yang dilalui di lapangan selama pandemi ini salah satunya tidak semua anak mempunyai smartphone, karena belum tentu semua orang tua mampu membeli smartphone serta paket data yang harus digunakan untuk belajar secara daring. Tidak semua wilayah mempunyai akses internet dan listrik, banyak juga wilayah di indonesia yang masih belum terkena akses internet, serta di wilayah pelosok indonesia, listrik tidak selalu ada karena adanya listrik giliran yang hanya menyala dari jam 6 sore. Tidak semua guru mampu menggunakan teknologi dengan baik, dan tidak semua orang tua mampu menemani anak belajar di rumah.
Menurut pemaparan dari Wahana Visi Indonesia sendiri permasalahan yang perlu dihadapi selama pandemi ini yaitu, semakin banyak anak yang berisiko mengalami tekanan psikososial dan kekerasan. Hal ini karena anak merasa takut tertular virus serta merasa tidak aman oleh COVID-19, anak juga khawatir ketinggalan pelajaran, dan khawatir dengan penghasilan orang tua yang membuat kekurangan makanan. Maka dari itu, untuk mendukung keberlanjutan pendidikan yang baik perlu pembekalan dukungan psikososial untuk diri dan peserta didik, perlunya penguasaan teknologi informasi dan komunikasi oleh peserta didik maupun pengajar, dan adanya metode pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Sebagai mahasiswa kita perlu berperan dalam membantu permasalahan ini dengan ikut bergabung dalam komunitas yang sudah ada dengan menjadi pengurus ataupun relawan. Tidak hanya itu, kita perlu membuat gerakan atau kegiatan sosial sendiri berdasarkan kebutuhan dari permasalahan yang ada. Dengan permasalahan ini contoh kegiatan sosial yang dapat kita lakukan adalah mengumpulkan smartphone bekas untuk disumbangkan kepada yang
membutuhkan, penggalangan donasi buku dan masker, membuat video pembelajaran ataupun video dongeng anak, dan masih banyak lagi bentuk keterlibatan sosial yang lainnya.