10 Fakta Tentang Difteri Yang Harus Kita Ketahui
1. Penyakit Menular Yang Disebabkan oleh Bakteri
Difteri merupakan penyakit kuno yang sudah lama hilang. Dalam beberapa waktu
terakhir difteri ditemukan kembali di Indonesia dan membawa kecemasan terhadap
masyarakat karena penyakit ini sangat mudah menular. Difteri disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium Diphtheriae, yang mudah menular dan menyerang saluran
pernafasan manusia. Umumnya difteri menyerang saluran pernafasan, tenggorokan,
hidung,dan terkadang kulit dan telinga. Infeksi oleh bakteri ini berpotensi fatal seperti
kematian.
2. Gejala Lanjutan
Bakteri memiliki masa inkubasi yang berbeda, bagi bakteri yang satu ini memerlukan
masa inkubasi 2 sampai 5 hari sejak bakteri masuk ke dalam tubuh sampai munculnya
gejala. Gejala yang ditimbulkan adalah demam suhu rendah berkisar antara 38 derajat
celcius sampai demam suhu tinggi 40 derajat celcius, sakit tenggorokan, susah
menelan, dan terdapat benjolan di leher atau pembengkakan pada kelenjar leher serta
muncul bercak putih keabu-abuan pada selaput lendir dan hidung.
3. Kasus Difteri di Indonesia
Sepanjang catatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Indonesia telah
terjangkit difteri sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1990, 2009, 2013, dan
penghujung tahun 2017 lalu. WHO pada tahun 2014 juga mencatat bahwa terdapat
7.321 kasus difteri di seluruh dunia. Catatan ini belum termasuk kasus lain yang
mungkinbelum terlaporkan.
4. Wabah Difteri di Provinsi-Provinsi Indonesia
Sebagaimana yang dikutip dalam BBC Indonesia, Data dari Kementrian Kesehatan
menunjukan sampai dengan November 2017 lalu, ada 95 kabupaten dan kota dari 20
provinsi di Indonesia yang melaporkan kasus difteri. Secara keseluruhan terdapat 622
kasus difteri dan 32 kasus diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
5. Kejadian Luar Biasa yang Disebabkan oleh Difteri
Pada bulan Oktober hingga November 2017 yang lalu, terdapat sebelas provinsi yang
melaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, diantaranya Jawa Barat,
Sumatra Barat, Riau, Banten, Sumatra Selatan, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, DKI Jakarta, dan Jawa Timur.
6. Penyebaran Difteri
Bakteri Corynebacterium diphtheria ini menyebar melalui 3 rute yaitu melalui Bersin
atau batuk dimana penderita mengeluarkan uap atau airliur terkontaminasi ke luar
dari badannya dan memungkinkan orang yang ada di sekitarnya terkena bakteri
tersebut, melalui kontaminasi barang pribadi, dan barang rumah tangga.
7. Penderita
Penyakit ini tidak pandang buluh dalam melakukan infeksinya, penderita penyakit ini
berasal dari berbagai kalangantanpa batasan usia. Kebanyakan kasus tercatat terkait
penyakit ini, penderitamerupakan anak berusia dibawah 5 tahun dan orang dewasa
diatas 40 tahun yang disebabkan imuniasi yang tidak lengkap. Orang-orang yang
tinggal di daerah padat dan tidak sehat juga sangat rentan terinfeksi oleh penyakit ini.
8. Dapat Menyebabkan Kematian
Penderita difteri harus segera ditangani dengan tepat dan cepat, jika tidak dapat
menyebabkan kematian karena bakteri ini akan mengeluarkan racun dalam saluran
pernafasan yang kemudian akan mematikan sel jaringan baik dan membentuk bercak
putih keabuan pada tenggorokan dan hidung sehingga penderita kesulitan bernafas.
9. Pengobatan
Penanganan penderita difteri diawali dengan mengisolasi penderita selama 2-3
minggu. Dalam masa isolasi ini, pasien harus beristirahat dengan berbaring,
mencukupi kebutuhan cairan, menerapkan diet yang sesuai dengan petunjuk dokter,
dan menjaga agar napas tetap bebas. Kemudian dokter akan memberikan antibiotik
tergantung pada tingkat infeksi yang telah terjadi, gejala dan lamanya pasien
menderita difteri. Setelah itu dokter akan memberikan antitoksin untuk menetralisir
racun dalam tubuh penderita. Selama masapengobatan disarankan untuk
tidakmerawat penderita dirumah karena berpotensi menular kepada orang lain.
Setelah pulih dari difteri penderita diharuskan untuk melakukan vaksin difteri secara
rutin untuk mencegah kembali terjangkit penyakit ini. Pernah menderitadifteri tidak
menjamin tidakakan terjangkit lagi jika tidak mendapatkan imunisasi lengkap.
10. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghimbau masysarakat untuk mengikuti
program imuniasi difteri wajib pemerintah Indonesia. Imuniasi ini dikombinasikan
dengan pertusis dan tetanus sehingga dikenal dengan sebutan imuniasi DPT. Sebelum
usia 1 tahun, anak diwajibkan imunisasi DPT, dan dianjurkan juga bagi masyarakat
untuk menerapkan gaya hidup sehat.