Penumpukan sampah plastik dan upaya mengatasinya
sumber : http://urbanupdate.in
Plastik merupakan jenis barang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Entah plastik yang berwujud tas untuk keperluan berbelanja hingga plastik yang berwujud botol untuk kita minum sehari-hari. Namun, penggunaan plastik saat ini sudah melampaui batas dan di beberapa daerah tempat pembuangan akhir (TPA) sering kali ditemukan tumpukkan sampah plastik yang sudaha menyerupai bukit.
Di tahun 2010, jumlah penggunaan plastik di Indonesia mencapai 2,6 juta ton per tahunnya. Jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit, karena sebagaimana kita ketahui proses pendauran ulang plastik memakan waktu yang lama dan tidak sekejap saja dapat di daur ulang. Menurut data yang di dapat dari Kementrian Lingkungan Hidup, per hari nya setiap satu orang penduduk Indonesia dapat menghasilkan 0,5 kg sampah plastik.
Tidak semua penduduk Indonesia mengerti cara penanganan sampah plastik. Masih banyak juga dari mereka yang masih membuang sampah plastik ke sungai atau bahkan ke laut. Dan masih banyak pula penduduk yang kurang atau bahkan belum sadar akan pentingnya lingkungan hidup sekitarnya jika mereka membuang sampah plastik sembarangan, karena tidak semua sampah plastik dapat di daur ulang dan dapat terdaur ulang dengan sendirinya.
Beberapa upaya yang dapat kita lakukan adalah diantaranya berhenti menggunakan barang-barang yang berbahan dasar plastik seperti sedotan, kantong plastik, maupun botol minum. Kita dapat membawa botol minum kita sendiri dari rumah atau bisa disebut juga sebagai tumblr. Selain itu, kita dapat membawa tas belanja kita sendiri yang terbuat daari kain daan bisa dicuci sehingga bisa dipakai berkali-kali untuk menaruh barang belanjaan kita. Dan yang terakhir adalah penggunaan sedotan stainless steel yang saat ini sudah lumayan banyak dilakukan oleh penduduk Indonesia sendiri, khususnya Jakarta. Sekarang ini, tidak sedikit orang yang menjual sedotan stainless steel lengkap dengan pouch dan alat pembersihnya (semacam sikat).
Hal lain yang dapat dilakukan pihak atau lembaga yang mempunyai wewenang adalah dengan memberikan penyuluhan kepada masayarakat tentang bahaya penggunaan plastik yang berlebih. Dan juga bagaimana cara menyikapinya agar masyarakat tersebut tidak membuang sampah plastik sembarangan. Terutama kepada masyarakat yang tinggal di daerah pesisir laut maupun bantaran sungai. Karena plastik juga dapat merusak ekosistem yang ada di wilayah perairan seperti itu. Seperti terumbu karang atau bahkan hewan-hewan yang ada di dalam lautan.
DAFTAR PUSTAKA
Juniman, Puput Tripeni, 2018, Gerakan Tanpa Sedotan, Cara Baru Kurangi Sampah Plastik, CNN Indonesia, dilihat 1 Februari 2019, cnnindonesia.com (Online)
Triananisa, Lucy, 2018, Keberadaan Sampah Plastik yang Terus Mengancam Mahluk Hidup, Tempo.Co, dilihat 1 Februri 2019, indonesiana.tempo.co (Online)
Movanita, Ambaranie Nadia Kemala, 2018, Menteri Susi: Stop Penggunaan Sedotan Plastik, Kompas, dilihat 1 Februari 2019, kompas.com (Online)