YOUR ABBA FATHER

“S’perti Bapa sayang anaknya, demikianlah Engkau mengasihiku.” Lagu yang tidak asing lagi di telinga kita. Yes! Lagu yang berjudul “S’perti Bapa sayang anakNya” ini mengingatkan kita akan kasih seorang Bapa. Mungkin tidak semua anak di dunia ini berkesempatan untuk merasakan atau memiliki sosok Ayah dalam hidupnya. Tapi satu hal yang perlu kita semua ketahui bahwa kita memiliki Bapa di Sorga yang tak pernah dan tidak akan pernah berhenti mengasihi dan mencintai kita. Tidak ada satupun agama di dunia ini yang dapat memanggil Tuhan nya sendiri “Bapa” kecuali Kristen seperti yang tertulis dalam 1 Yohanes 3:1 “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.”. Sebagai anak yang dikasihi-Nya, kita mendapatkan kesempatan yang indah karena bisa memanggil Tuhan yang kita sembah “Bapa.” Dia adalah Bapa yang baik, Bapa yang penuh dengan kasih dan sayang, Bapa yang setia, dan Bapa yang kekal. Seorang Ayah di dunia saja akan melindungi dan mengasihi anaknya, mereka akan terus berusaha menyediakan dan memberikan apapun yang kita butuhkan, apalagi Bapa kita yang di Sorga, seperti yang tertulis dalam kitab Lukas 11:11-13 “Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

“Kau b’ri yang kupinta

Saat ku mencari ku mendapatkan

Ku ketuk pintu-Mu dan Kau bukakan

S’bab Kau Bapaku Bapa yang kekal”

Lagu dan ayat diatas menjelaskan kepada kita semua bahwa kita punya Bapa di Sorga yang begitu baik dalam hidup kita. Dia lah yang akan memelihara dan menjaga hidup kita setiap waktu. Tidak akan Dia membiarkan anak-Nya jatuh tergeletak, s’bab tangan-Nya yang akan selalu menopang.

Perumpamaan seorang anak yang hilang dalam Alkitab adalah kisah yang sangat terkenal dan menarik dimana kita bisa melihat bahwa seorang ayah tidak akan pernah meninggalkan anaknya sekalipun anaknya telah meninggalkan dan menyakiti hatinya (Luk 15:11-32). Anak bungsu yang sangat dikasihi-Nya pergi meninggalkan rumahnya ke negeri yang jauh untuk berfoya-foya dan menghabiskan hartanya. Seringkali kita merasa kita lah yang paling tahu tentang diri kita sendiri dan tidak mau mengikuti apa kata Tuhan lalu pergi meninggalkan Tuhan. Merasa ingin “bebas” dan tidak mau hidup dalam Tuhan karena cara pandang kita yang salah tentang siapa Tuhan itu dan bagaimana Tuhan memperlakukan kita. Pada dasarnya konsep kita memandang Tuhan menentukan hidup kita. Banyak orang yang masih berpikir bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang pemarah, penghukum, dan sebagainya sehingga kita menjauh dari Dia. Padahal Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang tetap baik sama kita sekalipun keadaan sedang tidak baik-baik saja. Dia tetap setia, mengasihi, dan mencintai kita di setiap keadaan. Lalu anak bungsu tersebut kelaparan dan menderita. Ketika sudah menderita, Ia baru mengingat dan kembali ke ayahnya. Kejadian ini seperti tidak asing bukan di telinga kita? Datang sama Tuhan, dekat dengan Tuhan mudah dilakukan ketika kita sedang di bawah, ketika kita sedang tidak memiliki apa-apa dan tidak memiliki siapa-siapa. Namun, apakah kita masih mau datang kepada Tuhan ketika kita sedang berada di puncak teratas dalam hidup kita? Apakah kita masih mau memberikan waktu kita untuk Tuhan ketika sedang sibuk dengan berkat yang Tuhan beri? Apakah kita masih mau melayani Sang Pemberi Berkat ketika kita sedang asyik menikmati berkatnya? Hal ini menjadi pertanyaan refleksi yang perlu kita renungkan kembali. Jawaban dari Bapak tersebut kepada anak bungsunya adalah jawaban yang tidak pernah terpikirkan oleh si bungsu bahkan si bungsu tidak pernah mengharapkan reaksi Sang Bapak untuk bisa menerima dia kembali sebagai anak namun hanya sebagai salah satu seorang upahan Bapak. Ia mengampuni dan menerima anaknya kembali dengan penuh sukacita dan bahagia. Ia sudah mempersiapkan yang terbaik dari yang segalanya untuk anak bungsunya itu. Begitu juga dengan Bapa kita di Sorga. Dia sangat senang liat anak-Nya rendah hati datang sama Dia. Semakin kita tidak berdaya tanpa Tuhan semakin Tuhan senang karena kita akan datang kembali kepada Dia. Di saat itulah Tuhan akan mengangkat kita tinggi. Tuhan akan mengampuni dan mengubahkan hidup kita segelap apapun masa lalu kita, sehancur apapun hidup kita saat ini. Belas kasihan-Nya menyelesaikan masa lalu dosa kita. Pengampunan Tuhan menyelesaikan masa lalu kita. Dia akan menyiapkan yang terbaik untuk masa depan kita. Bahkan Dia akan menyediakan semua yang tak pernah di lihat oleh mata, tidak pernah di dengar oleh telinga, dan yang tak pernah timbul di dalam hati (1 Kor 2:9).

GOD LOVES YOU, SO MUCH YOU CAN NEVER UNDERSTAND.

THERE IS NO GREATER LOVE THAN THIS.

NEVER WILL BE.

 

Hana Halim Sugiharto