Keinginan Kita VS Keinginan Allah

Sumber : https://rec.or.id/bagaimana-saya-dapat-mengenal-kehendak-allah-dalam-misi/ 

Halo sahabat PO! Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti dihadapkan dengan berbagai macam pilihan, baik dalam organisasi, kehidupan sosial, ataupun relasi. Terutama saat menjadi seorang mahasiswa, kita diberi kesempatan dan kepercayaan untuk memilih pilihan kita sendiri. Dan tentunya kita pasti mengalami proses belajar dalam memikirkan dan mempertimbangkan suatu pilihan.

Setiap keputusan pasti memiliki konsekuensinya masing-masing, baik positif maupun negatif. Nah, sebagai anak Tuhan, kita harus mampu membedakan mana keputusan yang baik dan yang bukan, mana yang hanya sekedar keinginan kita dan mana yang menjadi keinginan Allah. Perlu diingat, Ia memberikan kita kemampuan untuk memilih sesuai dengan kehendak Allah karena kita adalah anak-anak Allah. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, – dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (1 Korintus 6:19).

Namun yang menjadi tantangannya adalah kita cenderung memilih keinginan kita sendiri, memilih apa yang dunia ingini. Hal ini juga tertulis dalam Roma 7:19, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat”. 

Kehidupan duniawi memang menawarkan kehidupan yang penuh dengan kenyamanan dan kesuksesan, namun kita harus berhati-hati karena dibalik kenyamanan dan kesenangan itu ada hati yang berduka, yakni hati Tuhan. Padahal Tuhan juga sudah menyiapkan kenyamanan yang penuh dengan damai sejahtera. Damai sejahtera itu dapat kita peroleh dengan hidup bersama dengan Roh Kudus dan berserah sepenuhnya kepada Tuhan.

Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa dan meminta hikmat Tuhan sebelum mengambil sebuah keputusan agar pilihan tersebut sesuai dengan apa yang Tuhan ingini serta agar kita mampu berserah sepenuhnya kepada Tuhan. Jangan pernah takut merasa tertinggal karena kita tidak mengikuti keinginan dunia karena kesenangan tersebut tidak bertahan lama, sementara kesenangan yang dari Tuhan kekal adanya.

Referensi 

Jessica Djolin