SUDAHKAH AKU MENGENAL SIAPA DIRIKU?

Sumber gambar : https://www.newscientist.com/article/2075030-who-do-you-think-you-are-4-rules-can-help-you-know-yourself/

Ketika kita hadir di dunia ini, tentu hal tersebut merupakan suatu bagian dari rencana Allah yang begitu luar biasa dalam kehidupan setiap kita. Bukan suatu kebetulan atau iseng, ketika kita lahir di suatu daerah, pada suatu keluarga, dengan berbagai kondisi yang ada (ras, status ekonomi, latar belakang, dan lain-lain). Mungkin sebagian orang merasa bahwa sesuatu terasa tidak adil ketika ia berada dalam satu kondisi misal, berasal dari ras kulit hitam, berasal dari kelurga yang tidak utuh, memiliki status ekonomi yang rendah, dan lain sebagainya. Sebaliknya, hal yang tidak menjadi masalah apabila seseorang dilahirkan kaya raya, di tenggah keluarga harmonis, dengan status sosial ekonomi yang tinggi. Satu catatan bahwa, Tuhan tidak pernah salah dalam menciptakan karya-Nya.

Setiap manusia yang diciptakan Allah di dunia ini, tentu memiliki keunikan masing-masing, termasuk setiap kita. Kemahkuasaan Allah mampu mampu menciptakan setiap individu dengan begitu rupa dan tidak ada yang sama sekalipun manusia memiliki saudara kembar. Didalam kitab Mazmur 139:13 dikatakan “Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.” Tentu hal ini menunjukkan bahwa begitu berharganya setiap individu di hadapan Allah, sehingga Allah sendirilah yang membentuk setiap individu dengan penuh keistimewaan. Maka sekali lagi, bukan suatu kebetulan apabila kita hadir di dunia ini, karena semua yang terjadi adalah dalam kontrol Tuhan.

Dilihat dari kacamata iman Kristen, sudahkah kita menyadari bahwa kita ini sangat berharga? Sudahkah kita menyadari bahwa hidup kita di dunia ini memiliki tujuan yang indah dan mulia? Pertanyaan ini sangat penting karena pertanyaan ini dapat menjadi indikator seseorang mengenali dirinya. Seseorang dikatakan mampu mengenali dirinya, ketika mereka mampu menjawab dua pertanyaan tersebut. Lantas, apakah hubungan pengenalan diri dengan iman Kristen?

Sebagai seorang Kristen, tentu kita harus mengenali siapa gambar diri kita yang sesungguhnya. Dimana gambar diri yang benar menurut iman krisen tentu sesuai dengan gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Tentu, untuk menjadi gambaran diri yang segambar dan serupa dengan Allah, manusia harus menghidupi dan meneladani Allah (Tuhan Yesus), atau menjadikan Tuhan Yesus sebagai model atau prototype-nya sehingga manusia mampu menjadi pribadi yang dikehendaki Allah (Filipi 2:4-7).

Namun sayangnya masih banyak di antara kita yang salah dalam mengenali gambar dirinya. Beberapa orang akan merasa sangat percaya diri, dan beberapa orang lagi diantaranya merasa sangat rendah diri. Hal ini bukan merupakan hal yang baik, karena terletak nilai kesombongan didalamnya. Orang yang terlalu percaya diri akan menganggap orang lain lebih rendah dari standard pribadinya. Sedangkan orang yang rendah diri tidak akan pernah bersyukur atas apa yang dimilikinya, karena menetapkan standard pribadi yang terlau tinggi.

Sebuah nilai dalam diri seseorang (harga diri) dapat dipatok dengan berbagai standart dan ukuran (kekayaan, kecantikan, jabatan, dan lain sebagainya). Dan memang pada kenyataanya, banyak orang yang memasang tarif harga diri, agar nampak di mata manusia lain. Hal yang mendasari tidak lain adalah sebuah kesombongan. Biasanya, apabila orang tersebut tidak menerima perlakuan dari orang lain yang sesuai ekspektasinya, maka orang tersebut akan cenderung melakukan hal-hal yang kurang baik (marah, mengolok-olok, dan lain sebagainya).

Terkait dengan hal ini, dibutuhkan sebuah kerendahan hati untuk seseorang dapat menyadari bahwa gambar diri yang sesungguhnya adalah serupa dengan Kristus. Seseorang harus memiliki kerendahan hati bahwa hidup meneladani kristus juga berkaitan erat dengan orang lain (Kasih, Filipi 2:5). Dalam hal ini juga berarti setiap manusia harus menjadi berkat bagi orang lain lewat buah kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diwujudkan dari kesadaran akan gambar diri yang mulia sehingga kita saling menyadari bahwa setiap manusia diciptakan Allah dengan begitu istimewa.

Kita juga harus menyadari bahwa karya penebusan Tuhan Yesus di kayu salib, membuktikan bahwa kita adalah sesorang yang sangat berharga, umat yang dipilih Allah. Dan ketika kita menerima karya penebusan Tuhan Yesus, maka tentu kita menyadari bahwa hidupku bukan aku lagi melainkan milik Yesus. Maka kita tidak lagi memerlukan sebuah penghargaan dari makhluk lain, apalagi menuntut sebuah penghargaan.

Kita juga harus menyadari bahwa setiap manusia memiliki jiwa yang kekal, sehingga kita perlu menghargai nilai jiwa seseorang untuk keselamatan kekal. Ketika kita mampu melakukan hal ini, maka kasih akan secara nyata terpancar kepada orang lain (namun tidak menuntut balas), karena sudah menyadari dengan penuh, betapa berharganya ia dimata Tuhan. So, Sudahkah kamu kenali siapa dirimu?

Referensi :

  • Sabdono, D. E. (2017). Gambar Diri (1st ed.). (T. R. Literature, Ed.) Jakarta, DKI Jakarta, Jakarta Utara: Rehobot Literature. Retrieved Juni 20, 2022
Elshaday Fransisca G