Masih Sering Iri Hati? Temuin Solusinya, Yuk!

Sumber gambar: https://img.freepik.com/free-vector/envy-victory_42136-77.jpg

 

Pernahkan kamu merasa tidak suka atas keberhasilan orang lain? Atau tidak suka ketika orang lain memiliki hal yang lebih baik darimu? Jika iya, maka kamu pernah merasakan iri hati.

Perasaan iri hati sangatah tidak nyaman bagi hati kita. Bukan hanya itu saja, tetapi jika tidak segera diatasi. Maka, perasaan iri hati dapat berdampak melukai orang lain. Sebagai contoh, kita dapat mellihat peristiwa Kain dan Habel pada Kejadian 4:5-6 dan 8

“(5) tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu, hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. (6) Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? (8) Kata Kain kepada Habel, adiknya : “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.” (TB)

Rasa iri hati Kain kepada Habel akibat persembahannya tidak diindahkan Tuhan membuat hati Kain panas dan berwajah muram bahkan menghilangkan rasa kasihnya kepada Habel yang terbukti dari tindakannya membunuh Habel.

Dari kejadian tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa perasaan iri hati dimulai dari merusak suasana hati, yang kemudian jika tidak segera diatasi dengan benar dapat mengarah pada menyakiti bahkan membunuh sesama kita. Tentu sebagai anak Tuhan kita tidak mau hal tersebut terjadi kepada kita. Namun, bagaimana cara mengatasinya?

  1. Mengucap syukur

1 Tesalonika 5:18 “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (TB).

Mengapa mengucap syukur? Karena ketika iri hati, kita merasa ada yang kurang pada diri kita, padahal ketika mengingat kembali bahwa hidup penuh dengan berkat (nafas, makanan, minuman, dan masih banyak lagi bahkan penebusan dosa kita oleh Tuhan Yesus di atas kayu salib) kita dapat menyadari bahwa hidup kita diberkati Tuhan dengan berkat-berkat-Nya.

Selain mengucap syukur atas berkat yang kita miliki, kita juga dapat memilih untuk mengucap syukur atas berkat yang turun atas orang lain. Tidakkah kamu sadar bahwa ketika orang lain diberkati, berarti orang tersebut dapat menjadi saluran berkat bagi sesama yang menandakan melalui kehadirannya, Tuhan mempercayakan berkat untuk dialirkan kepada sesama sehingga perlahan-lahan membuat dunia turut mengecap berkat Tuhan dan menjadi tempat yang lebih baik.

  1. Jangan iri, jangan khawatir

 Filipi 4:6 “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (TB).

Terkadang rasa iri juga dibarengi dengan rasa khawatir. Sebagai ilustrasi, Iri dengan teman yang memiliki IPK lebih tinggi. Hal ini didasarkan rasa tidak mampu dan perasa takut yang dapat menyebabkan perbuatan jahat seperti berusaha menjatuhkan IPK teman tersebut. Namun, sadarkah kamu bahwa ada rasa khawatir yang terselubung dalam peristiwa tersebut, yaitu khawatir jika IPK yang akan diperoleh selanjutnya tidak setinggi dari teman kita tersebut.

Dari ayat Filipi 4:6, kita diajarkan untuk tidak khawatir dan mau menyatakan keinginan kita dalam doa dan ucapan syukur. Hal ini berarti kita diminta untuk kembali fokus ke Tuhan melalui berdoa dan permohonan. Tapi, bukan berarti kita mendoakan hal buruk kepada teman kita ya.

Perlu diingat pada Yakobus 4:3 “Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”(TB)

Hal ini berarti kita harus berdoa dengan benar ke Tuhan, bukan mendoakan keburukan terjadi pada teman kita tersebut, melainkan minta tuntunan Tuhan agar dimampukan untuk senantiasa hidup dengan rasa syukur, mengendalikan diri dari iri hati dan mendoakan apa yang menjadi kerinduan kita dalam hidup ini.

  1. Kamu diperhatikan dan dicukupkan

Matius 6:31-33 “(31)Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami mimum? Apakah yang akan kami pakai? (32)Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. (33) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (TB).

Kita mampu menyingkirkan rasa iri hati dengan mengingat bahwa Tuhan berjanji akan mencukupi kehidupan, kita tidak perlu mencari-cari pembanding yang adalah sesama kita sehingga menimbulkan iri hati. Melainkan, kita fokus mencari Tuhan, dan Tuhan yang akan melengkapi hidup kita. Sebagai tambahan, dari Amsal 23:18 “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” (TB). Tuhan sudah menjamin hari depan kita sehingga kita tidak perlu khawatir dan merasa iri dengan keberhasilan orang lain saat ini. Karena kita memiliki porsi berkat yang telah disesuaikan oleh Tuhan khusus untuk kita.

Sebagai manusia, wajar saja jika kita sempat merasa iri hati. Namun, tidak wajar bila kita terus hidup di dalam rasa iri hati, karena Tuhan mau agar kita hidup dalam damai sejahtera dan sukacita. Maka dari itu, walau terasa sulit meninggalkan perasaan iri hati. Namun, ingatlah ketika kamu bersama Tuhan, tidak ada yang mustahil. Jadi, mari bangkit! lebih baik perlahan daripada tidak sama sekali, bukan?

 

Referensi:

Philip Mantofa. 2020, 26 Desember 2020. Saat Teduh Bersama – VAKSIN IRI HATI | 26 Des 2020 (Official Philip Mantofa) [Video]. Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=vhZ4VoXwra4

Jacobus Franklien