Penawar Hati Di Kala Indonesia Tak Menentu

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang terbatas. Ketika lahir kita tidak dapat memilih orang tua ataupun tempat kelahiran kita. Kita tidak memilih untuk dilahirkan di Indonesia, tetapi di sinilah kita berada, lahir dan hidup menjadi satu kesatuan yaitu warga negara Indonesia. Bayangkan betapa Indahnya keragaman dan perbedaan yang Tuhan ciptakan dan ada di Indonesia sehingga negara ini menjadi begitu kaya. Kekayaan yang begitu melimpah! Kekayaan akan budaya, kaya akan bahasa, kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Jika, dipikirkan Tuhan telah memberikan negara kita berkat dan kelimpahan yang dapat digunakan untuk memakmurkan masyarakat dan negara. Pertanyaannya sekarang apakah masyaakat dan negara Indonesia sudah makmur?

Di sisi lain berbagai pertanyaan akhirnya mulai bermunculan. Mengapa Indonesia rawan bencana? Mengapa Indonesia masih melakukan import? Mengapa dan mengapa terus kita ajukan pada negara ini. Sebuah upaya mencari jawaban untuk semata memenuhi kepastian dan kepuasan diri sendiri. Akan tetapi, sering sekali jawaban yang didapat tidak menjawab dan memberikan kepastian serta kepuasan. Akhirnya kita menjadi kecewa kepada negara tercinta kita ini, dimulai dari pemerintahannya. Berbagai Isu demi isu yang buruk menimpa negara ini, baik dalam sektor budaya, sosial, ekonomi maupun politik. Keadaan yang disebabkan oleh isu – isu yang buruk tersebut mengakibatkan diri kita menjadi semakin kesal dan tidak puas akan keadaan negara Indonesia. Sebagai seorang manusia yang hidup di negara Indonesia, suatu rasa kekecewaan adalah hal yang wajar. Akan tetapi, sebagai manusia yang percaya saya pikir perasaan negatif tersebut dapat kita atasi dengan lebih bijak dengan cara lebih mendekatkan diri, berkomunikasi dan berdoa pada Tuhan.

Menjadi terang dan garam dunia ialah peran kita sebagai orang percaya. Hidup kita pun harus berkenan kepada-Nya sehingga Tuhan merupakan prioritas di hidup kita. Kini Ia telah menempatkan kita di Indonesia maka sudah seharusnya kita membawa dan memberikan DNA menyebarkan kebaikan sesuai yang Tuhan telah ajarkan bagi negara dan bangsa kita. Jika terdapat suatu permasalahan di Indonesia alangkah baiknya kita tidak merespon ketika sedang terbawa suasana hati agar tidak mengeluarkan ucapan yang menyakitkan atau merugikan orang lain. Sebab dalam Lukas 6:43-45 dikatakan, “Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Yang berarti hati kita menentukan sikap dan perilaku kita. Jika, suasana hati kita sedang kecewa, tidak puas dan emosi maka kata-kata yang terucapkan saat itu bisa jadi berupa keluhan atau ujaran kebencian yang tidak bisa menjadi berkat dan kebaikan bagi orang lain.

Oleh karena itu, sebagai orang percaya kita yang merupakan manusia biasa ini bila merasakan perasaan negatif dalam hati,, jangan berkompromi dan membiarkannya menguasai hati kita. Solusinya akan terdengar sangat klise, tetapi inilah yang saya dapatkan dari pengalaman serupa. Jawabannya adalah untuk berserah penuh kepada Tuhan dan selalu bersyukur. Perasaan negatif seperti kecewa, tidak puas dan amarah terjadi karena kita menaruh hati ini kepada suatu ekspektasi yang tak pasti. Kita berekspektasi bahwa pandemi Covid-19 akan berhenti tahun ini, bahwa Indonesia akan makmur dan seluruh masyarakat akan sejahtera. Semua itu tidak tercapai pada tahun ini dan kita kecewa, tidak puas serta emosi. Dengan mengambil waktu untuk berdoa dan berkomunikasi kepada Tuhan secara transparan kita dapat belajar untuk berserah kepada Tuhan, mungkin jawaban dari belum terjawabnya keinginan kita ini dikarenakan belum mampunya diri kita sebagai manusia untuk menerima tanggung jawab itu. Tuhan yang paling tau isi hati anak-anaknya, jadi yakinkan diri kepada Tuhan dan selalu berkomunikasi pada-Nya. Besar kemungkinannya Ia tidak akan langsung bersuara dan berbicara kepada kita, akan tetapi Ia selalu memiliki cara untuk menenangkan hati kita.

Berikutnya dalam Roma 8:28 dikatakan, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” yang berarti Tuhan tidak pernah berhenti mendatangkan kebaikan dalam kehidupan kita. Maka dari itu juga kita harus turut mengucap syukur atas segala sesuatu yang ada dalam kehidupan kita. Baik dan buruknya kehidupan merupakan suatu hal yang wajar, tetapi jangan pernah lupa bahwa segala sesuatu yang ada pada kita ini berasal dari Tuhan dan bersifat fana.

Jadi, senantiasa mengucapkan syukur dalam suka dan Bagi saya tidak ada satu pun pribadi yang dapat mengerti betul perasaan dan isi hati saya selain Tuhan. Hal tersebut akan menyadarkan kita betapa luar biasanya kasih dan kuasa Tuhan dalam hidup kita sehingga kita tidak lagi memerlukan dunia yang fana ini. Segala sesuatu yang kita perlukan dan harapkan sudah ada di dalam rencana Tuhan.

 

Penulis: Divia – Public Relations Malang (B24)

Light Generation Malang – 27 Mei 2021

 

Divia - Light Generation Malang