Refleksi Diri di Moment Paskah: “Tidak Boleh Tinggal Diam”

Tidak Boleh Tinggal Diam
Filipi 1: 19-26
Judul yang saya angkat terinsipari dari lagu Hidup Bagi Kristus yang dinyanyikan oleh Astri Sinaga. Lagu ini ternyata sudah cukup lama, namun saya baru mendengarnya ketika saya mengikuti persekutuan doa di kampus. Menurut saya, lagu ini memiliki makna yang cukup dalam. Ada lirik yang ditulis seperti ini “Tuhan t’lah ku rasakan indahnya kasih-Mu, tak mungkin hanya kusimpan berdiam diri. Bawalah aku berjalan ditengah dunia-Mu. Buatlah aku hidup hanya untuk-Mu.” Lirik tersebut membuat saya merenung apa tujuan hidup saya  di dunia ini.
Selama 19 tahun saya hidup, Tuhan sudah sangat baik dengan saya. Tuhan tidak pernah meninggalkan saya sendiri, Dia rela mengorbankan diri-Nya mati untuk menebus dosa umat manusia termasuk saya. Apakah saya pantas berdiam diri? Kesaksian, bertindak sesuai perintah Allah, dan berjalan bersama-Nya adalah cara kita tidak tinggal diam untuk melanjutkan misi Allah. Namun, sebagian dari kita termasuk saya sering khawatir atau tidak mau melakukan hal demikian. Tapi kembali lagi ada yang mengingatkan saya yaitu bukankah Allah turut bekerja?
Di dalam Filipi 1:19-26 menggambarkan arti kehidupan umat yang percaya kepada Kristus. Tuhan harus tetap dimuliakan di dalam diri kita baik tubuh, hidup bahkan ketika kita mati. Mungkin terkadang kita di desak oleh dua pilihan yang menurut kita sangat sulit. Namun kembali lagi, apa tujuan hidup kita? Bukankah hidup di dunia ini untuk bekerja memberikan buah atau dampak positif agar nama Kristus dimuliakan? Apapun desakan atau pilihan, bergumul di dalam Tuhan adalah hal yang tepat karena Kristus yang mengatur hidup kita. Ingatlah bahwa kesudahan dari akhir kisah hidup adalah Tuhan yang memberikan keselamatan dan pertolongan karena Kristus sudah rela mati untuk kita.
– HIDUP BAGI KRISTUS ADALAH CARA KITA MELIHAT TUJUAN HIDUP KITA DAN MENGETAHUI SIAPA YESUS DI DALAM DIRI KITA – 

Kezia Ayu Teena