Museum Musik Indonesia

Sejarah seni musik sudah lama terjadi dan ada baiknya jika kita pelajari dan menambah ilmu mengenai pengetahuan tersebut. Salah satu cara untuk belajar sejarah adalah mengunjungi museum. Selain itu, mengunjungi museum juga membawa manfaat lain seperti menambah wawasan, mendapat referensi visual yang mendalam serta bisa berinteraksi dengan banyak orang. Tentu hal-hal ini sangat bermanfaat untuk kita, terutama untuk para pecinta musik.

Museum Musik Indonesia (MMI) merupakan satu-satunya museum seni musik di Indonesia. Museum ini terletak di Kota Malang, Jawa Timur, dan sudah diresmikan pada tanggal 19 November 2016. Koleksi-koleksi musik dalam museum ini sangat menarik dan cukup lengkap. Terdapat sekitar 26 ribu jenis koleksi mengenai dunia seni musik yang tercatat dalam museum ini. Mulai dari kaset, leaflet, CD, poster, buku musik, piringan hitam, peralatan audio alat musik koleksi dari para musisi, ataupun kostum yang dipakai oleh para musisi.

Koleksi-koleksi ini tidak hanya didapat oleh pihak museum sendiri, namun sebagian besarnya merupakan barang sumbangan dari masyarakat Malang dan masyarakat luar Malang. Ada juga barang-barang yang datang dari para musisinya sendiri di mana mereka dengan suka rela menyumbangkannya sebagai koleksi di museum ini. Sekitar 60-70% dari koleksinya berasal dari musisi tanah air Indonesia sendiri, sisanya berasal dari musisi luar negeri. Genrenya juga beragam, dari jazz, pop, rock, latin sampai lagu anak-anak.

Awalnya, Museum Musik Indonesia adalah museum yang dibangun atas rasa cinta seorangsosok pria terhadap seni musik, dan sosok ini bernama Hengki Herwanto. Pada tahun 2009, Hengki memiliki ide untuk menggelar sebuah pertunjukan musik. Ketika sedang berbicara dengan teman- teman seangkatannya, sebuah pembicaraan mengenai koleksi mereka muncul. Dari pembicaraan itulah dimana mereka berpikir untuk mengumpulkan koleksi-koleksi music menjadi barang yang bermanfaat.

Pada saat itu mereka hanya mempunyai sebanyak 250 koleksi yang terkumpul dan tersimpan di garasi rumahnya yang terletak di Jalan Citarum. Selama itu, ia rajin mempromosikannya di media sosial supaya masyarakat bisa datang berkunjung. Mereka juga membuka sumbangan dalam promosi tersebut. Lalu, galeri yang mereka bangun dibuka untuk umum pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2013, galeri itu pindah ke rumah kontrakan daerah Griya Santa. Dari situlah pihak yang menyumbang semakin banyak. Bukan hanya penyumbang, namun pengunjung juga banyak, mulai dari mahasiswa, pejabat, ataupun artis. Akhirnya 3 tahun kemudian, mereka diberikan tempat di Gedung Kesenian Gajayana dan menjadi tahun awal Hengki menempati Gedung MMI.

Hengki sendiri mengatakan bahwa tujuan museum ini adalah untuk mendokumentasikan sebaran musik dari sabang sampai merauke. Dengan banyaknya masyarakat sekarang yang berkunjung, informasi budaya ini bisa tersebar luas ke publik dan sejarahnya bisa hidup dalam masyarakat. Semoga di masa ini sampai masa yang akan datang, MMI bisa dikenal seluruh Indonesia dan bahkan seluruh dunia sehingga generasi muda dapat mencintai musik. Khususnya di Kota Malang dan Negara Indonesia yang kaya ini.

 

Karya: Ayasha Hadisumarto

Referensi:

Dulu Tempati Garasi Rumah, Kini Jadi Surga Literasi Musik

https://www.mldspot.com/trending/pecinta-musik-wajib-datangi-museum-musik-indonesia-di-malang

2022: Launching Panel Baru di Museum Musik Indonesia

 

Sumber gambar: id.wikipedia.org