Bermusik di Tengah Pandemi

Sudah hampir 3 bulan negara-negara di seluruh dunia sedang berjuang menghadapi pandemi virus corona jenis baru atau dikenal juga Covid-19. Virus yang berawal dari Wuhan tersebut telah menyebar ke 177 negara dan menginfeksi lebih dari 590.000 orang di seluruh dunia. Alhasil, negara-negara terdampak pun terpaksa menerapkan physical distancing untuk menekan laju penularan virus corona. Saat melaksanakan physical distancing, masyarakat diminta untuk menghindari kerumunan atau tempat ramai. Indonesia sendiri sudah mulai menerapkan physical distancing dan berkegiatan dari rumah sejak Senin, 16 Maret 2020. Akibatnya, banyak perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pusat keramaian lainnya yang tutup atau sementara menghentikan kegiatan mereka. Salah satu yang cukup terkena dampaknya adalah kegiatan konser atau festival musik. Kondisi ini tentunya tidak hanya mengecewakan para penggemar musik, tetapi juga para musisi yang kehilangan kesempatan untuk berkarya dan berinteraksi dengan penggemarnya.

Namun, mereka tidak patah arang. Saat ini, sejumlah musisi melakukan berbagai cara untuk tetap berkarya dan menyapa penggemarnya. Misalnya, seperti yang dilakukan vokalis band Coldplay, Chris Martin, dan musisi asal Indonesia, Kunto Aji dan Nadin Amizah yaitu dengan memanfaatkan fitur live yang terdapat di internet untuk mengadakan mini concert virtual. Dalam event tersebut, mereka tidak hanya menyanyikan lagu-lagu andalan mereka, tetapi mereka juga membacakan komentar-komentar menarik dari penonton konser.

Selain musisi-musisi pop, para penggiat musik klasik juga memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk tetap bisa berkarya di masa pandemi, misalnya saja Jakarta Concert Orchestra yang mengadakan konser virtual bertajuk “Melipur Rindu” pada 9 Agustus 2020. Selain orchestra, saat ini kita juga marak menemui konser virtual yang diadakan oleh berbagai paduan suara, salah satunya yang diadakan PARAMABIRA, yaitu yang bertajuk Ring of Songs dan A Simple Gift.

Jika dibandingkan dengan konser offline, virtual concert lebih membutuhkan banyak waktu, tidak hanya untuk berlatih, tetapi juga merekam video, proses video-editing serta audio editing, mixing, dan mastering. Hal ini tentu cukup menantang para musisi. Namun, tidak hanya musisi, para penonton juga sering menemukan kesulitan saat hendak menonton konser yang mereka inginkan, yang biasanya berupa kendala koneksi, baik saat hendak connecting ke situs konser, maupun buffering yang kerap kali mengganggu kenyamanan penonton dalam menikmati konser.

Namun, meskipun demikian, kendala-kendala tersebut tidak menghalangi para musisi untuk berkarya, juga tidak menghalangi para pecinta musik untuk menikmati karya dari musisi-musisi kesayangan mereka. Setiap kesulitan tersebut dapat dilewati karena kecintaan terhadap musik. Dan dengan teknologi yang semakin berkembang, tidak ada hal yang bisa menghalangi kita untuk berkarya dan menikmati musik, bahkan di masa pandemi seperti ini. Ketika ada kemauan, pasti akan ada jalan.

Author: Charista Edyth Jelita
Referensi:
https://www.kompas.com/hype/read/2020/03/28/172100766/cara-para-musisi-tetap-berkarya-saat-physical-distancing
https://pixnio.com/media/businessman-businessperson-coronavirus-face-mask-hat#