Alat Pemutar Musik Pertama di Dunia

Kegiatan mendengarkan musik pasti tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari apalagi bagi kita yang memang tertarik dengan dunia musik. Sekarang, kita bisa mendengarkan musik dimana saja dan kapan saja. Bisa melalui platform digital seperti Spotify, Apple Music, dan Shazam ataupun mendengerkannya melalui CD. Tapi apakah kalian tahu mengenai awal mula dari alat pemutar musik pertama yang ada di dunia?

Alat pemutar musik pertama di dunia adalah Gramofon. Gramofon ditemukan oleh ilmuan hebat asal Amerika, Thomas Alva Edison pada tahun 1877. Alat ini menjadi salah satu penemuan terhebat Thomas Alva Edison saat ia sedang mencoba merekam komunikasi telepon di laboratoriumnya yang berada di Menlo Park, New Jersey. Percobaan yang ia lakukan adalah dengan jarum pemutar piringan hitam pada silinder kertas timah. Sayangnya, saat Thomas Alva Edison menemukan penemuan ini pada tahun 1877, ia mengesampingkan penemuan gramofon untuk lebih fokus mengerjakan bohlam. Alexander Graham Bell pun akhirnya melanjutan penemuan ini hingga pada tahun 1887 Thomas Alva Edison akhirnya kembali mengembangkan gramofon dan gramofon pun menjadi popular terutama di dunia hiburan.

Fakta menarik, gramofon tidak memerlukan listrik untuk dapat memutar musik atau suara dari piringan hitam, yang perlu kita lakukan hanyalah memutar bagian engselnya. Gramofon berbentuk segi lima. Jika kita ingin memutar musik dengan gramofon, kita harus memiliki piringan hitam. Suara yang dihasilkan oleh gramofon dapat muncul melalui alat yang terbuat dari tembaga dan berbentuk seperti terompet. Cara kerja gramofon adalah kita haris memasang piringan hitam terlebih dahulu lalu jika sudah terpasang, putar engsel hingga menjadi berat. Lalu beberapa saat kemudian, tempelkan stylus yang berbentuk seperti jarum yang ada di pinggiran piringan hitam. Stylus ini berfungsi untul mencatat gelombang suara yang direkam di piringan hitam lalu gelombang suara tersebut akan diteruskan ke alat pengeras suara. Suara yang dihasilkan oleh gramofon pun lebih jernih dan bersih dibandingkan dengna kaset pita suara.

Di Indonesia sendiri, gramofon dan piringan hitam baru masuk pada akhir tahun 1950-an dan mulai menjadi popular pada tahun 1960-an. Sedari dulu gramofon memang telah dianggap menjadi barang milik kaum elit. Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat membeli gramofon. Pada zaman sekarang pun harga gramofon dapat dikatakan tergolong mahal berkisar dari 5 juta hingga 20 juta rupiah. Gramofon termahal diproduksi di Swiss dan Jerman. Piringan hitam atau vinil nya pun juga mematok harga yang cukup mahal yaitu sekitar 300 ribu hingga 5 juta rupiah.

Di era yang serba modern ini, gramofon dan piringan hitam masih sering digunakan dan di cari oleh orang-orang. Kedua benda ini memang tidak pernah ditinggalkan karena kualitas suara yang dihasilkan oleh kedua alat ini memang jauh lebih bagus dibandingkan alat-alat pemutar musik lainnya, bahkan banyak penyanyi yang mengeluarkan albumnya dalam bentuk piringan hitam. Gramofon telah menjadi dan akan selamanya menjadi legenda dalam dunia musik.

Author: Giorgina Lalopua

Referensi
https://www.google.co.id/amp/s/jabar.tribunnews.com/amp/2019/03/14/mengenal-gramofon-dan-piringan-hitam-perangkat-musik-jadul-yang-justru-banyak-dicari-kaum-milenial
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/133017/1877-penemuan-gramofon
https://www.google.co.id/amp/s/historia.id/amp/kultur/articles/dari-gramofon-hingga-music-streaming-vxGZ5
https://www.google.co.id/amp/s/techno.okezone.com/amp/2016/02/02/207/1302926/gramofon-alat-perekam-pertama-yang-bernilai-tinggi
https://www.google.co.id/amp/s/beritagar.id/artikel-amp/seni-hiburan/grammy-berasal-dari-gramophone-3828
https://pixnio.com/cs/objekty/elektronika-zarizeni/gramofon-vinyl-zvuk-skladovani-hudba-zvuk