The Art of Conducting

Bayangkan, Anda berada dalam sebuah concert hall megah dengan segala pernak-perniknya, duduk manis di salah satu barisan kursi beludru menghadap ke arah panggung yang sudah dipenuhi oleh barisan manusia yang tergabung dalam paduan suara. Lampu ruangan meredup dan spotlight menyinari panggung. Seketika Anda dibawa masuk kedalam lagu saat sang maestro mulai menggerakan tangannya diatas podium. Melalui gerakan tangan naik turun tersebut tercipta sebuah simfoni yang tak lepas dari memori Anda. Siapakah sang maestro sehingga sedemikian rupa mempengaruhi sebuah lagu? Apakah dia seorang “tuhan”? Mengapa orang yang sama sekali tidak mengeluarkan suara selain dengusan aneh yang dilengkapi sebilah kayu atau bahkan dengan tangan kosong dianggap bertanggung jawab atas hasil sonik dari banyak orang yang membunyikan nadanya?

Sang maestro pada podium misterius tersebut yang akrab disebut dengan dirigen atau conductor. Dirigen diambil dari Bahasa Jerman yakni ‘dirigent’ yang artinya orang yang mengarahkan. Conductor/ Dirigen di sini adalah seorang pemimpin yang mengatur pemain musik dari sebuah orkestra atau paduan suara untuk membawa mereka menuju suatu interpretasi dari lagu yang dimainkan. Untuk sebagian orang mungkin merasa conductor merupakan hiasan dan hanya sekedar orang yang mengayun-ayunkan tangan untuk memberi ketukan. Dengan cara yang lebih biasa, Anda mungkin menganggap conductor musik setara dengan manajer tim olahraga. Anda tidak dapat mengukur dengan tepat apa yang mereka lakukan – tetapi Anda tahu ketika Anda melihatnya. Meskipun orkestra besar dapat tampil tanpa conductor, sebagian besar memilih untuk memilikinya. Jadi, apa tepatnya yang mereka lakukan? Terlihat atau tidak terlihat, secara sadar atau tidak sadar, berikut adalah beberapa hal yang mereka lakukan di podium tersebut:

1. Mengatur waktu

Secara menyeluruh tugas seorang conductor adalah mengatur tempo. Dalam genggaman tangan kanan sang maestro tempo tertata dengan baik.

2. Menyampaikan Inteprestasi

Conductor hadir untuk menghidupkan musik, mengkomunikasikan rasa karya mereka sendiri yang sangat halus melalui bahasa gerak individu, yang mungkin memahat garis musik, menggoda nuansa, menekankan unsur-unsur musik tertentu sambil mengendalikan yang lain, dan pada dasarnya kembali. Intepretasi ini yang sering kali disimbolkan dengan gerakan tangan kiri sang maestro.

3. Memimpin

Seorang conductor acapkali merupakan seorang music director, sebagai seorang music director, mereka harus dapat meyakinkan orang banyak untuk melakukan apa yang mereka inginkan dibawah sadar orang yang dipimpin. Jika seorang conductor tidak mampu memberikan fokus kolektif maka hilanglah arah permainan para penyanyi atau pemain alat musik.

4. Menjadi Saluran

Seorang conductor adalah koneksi visual yang vital yang merupakan jembatan antara mata dan perasaan sang pendengar mengenai apa yang terjadi dalam musik.

5. Mengabadikan Momen Performa

Musik klasik merupakan salah satu aliran yang unik di antara bentuk-bentuk musik. Banyak diantaranya berusia ratusan tahun, dilakukan, dan direkam berulang kali setiap tahun. Ada alasan mengapa pertunjukan fana tertentu tetap hidup dalam ingatan, dekade demi dekade, dan selalu turun ke angka di podium – pemberi ritme abadi, melakukan lebih dari sekadar melambaikan tangan di udara.

Yang masih menjadi misteri ialah bagaimana seorang conductor dapat begitu hebat mempengaruhi keseluruhan musik, hal ini karena hanya sebagian sisi dari seni menjadi conductor yang dapat dipelajari secara teoritis, tapi sisi bagaimana seorang conductor menjadi musik itu sendiri, dan membuat musik dapat dinikmati penoton, haruslah dicari sendiri oleh sang maestro. Adapun beberapa ciri yang dapat menandakan bahwa seorang conductor ialah baik adanya:
1. Memiliki wibawa
2. Musikal
3. Memiliki pengetahuan terhadap musik
4. Memiliki imajinasi untuk mengintepretasikan musik

Source:
http://www.bbc.com/culture/story/20141029-what-do-conductors-actually-do
http://yokimirantiyo.blogspot.com/2012/12/belajar-menjadi-dirigen-conductor.html