Beato Sebastianus, Imam
Beato Sebastianus, Imam
Tanggal Pesta: 30 Januari
Sebastianus berasal dari keluarga miskin. Keluarganya sangat mengharapkan agar dia membantu menghidupi keluarganya. Tetapi cita-citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu. Ia masuk Seminari dan mengikuti pendidikan imamat. Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan. Ia sendiri sungguh-sungguh insyaf akan kelemahannya.
Satu-satunya jalan keluar baginya untuk mengatasi kelemahannya dan dengan demikian bisa meraih keberhasilan ialan melipatgandakan usaha belajarnya.Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan. Ia mencapai cita-citanya menjadi imam. Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino. Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya. Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan-perbuatan baik.
Selama 60 tahun ia mengabdikan diri kepda Tuhan, Gereja dan umatnya.Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat luar biasa yaitu kemampuan membuat mujizat. Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati. Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa di antara umatnya. Tentang hal ini Sebastianus berkata: “Apa artinya menjadi Abdi-abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi, memajukan karya penyelamatan Allah dan kerajaanNya di antara manusia. Semuanya itu harus dilakukan di tengah-tengah umat”. Imannya yang kokoh pada Allah dan kesetiaannya pada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesamanya manusia, terlebih rekan-rekan imamnya se-tarekat. Ia meninggal dunia pada tahun 1740.