Saat Relasi Terhenti: Allah Tak Pernah Pergi
Setiap bulan September, umat Katolik di seluruh Indonesia diajak untuk memberi perhatian khusus pada Kitab Suci. Bulan ini dikenal sebagai Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) yang ditetapkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Tujuannya sederhana namun mendalam yaitu agar umat semakin akrab dengan Sabda Tuhan, menjadikannya pelita yang menuntun langkah hidup.
Bagi sebagian orang, momen ini juga menjadi pengingat:
“Apakah Sabda Tuhan sungguh sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari, ataukah hanya sekadar bacaan di gereja setiap Minggu?”
Sejarah
Bulan Kitab Suci Nasional pertama kali dicanangkan oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pada awal 1970-an. Pemilihan bulan September bukanlah tanpa alasan. September dipilih karena bertepatan dengan peringatan Santo Hieronimus (30 September), penerjemah Kitab Suci ke bahasa Latin. Melalui BKSN, Gereja menegaskan kembali bahwa Kitab Suci adalah pusat iman, bukan sekadar bacaan, melainkan Sabda Allah yang hidup. Berbagai kegiatan seperti pendalaman, Ekaristi bertema firman, hingga kegiatan kreatif diadakan untuk mengajak umat semakin akrab dengan Sabda Tuhan.
Tema BKSN 2025
Tema tahun 2025 adalah:
“Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup.”
Tema ini diambil dari nubuat Kitab Zakharia dan Maleakhi, yang menekankan pentingnya pembaruan relasi:
- dengan diri sendiri,
- dengan sesama,
- dalam keluarga,
- dan dengan Allah sendiri.
Kata “Sumber” menegaskan bahwa Allah bukan sekadar pengingat atau motivator, melainkan inti dan asal kekuatan yang membarui relasi-relasi tersebut.
Tantangan dan Peluang di Era Digital
Salah satu tantangan besar saat ini adalah:
Bagaimana Kitab Suci dapat menyapa generasi muda di era digital?
Banyak orang muda lebih akrab dengan media sosial daripada membuka Alkitab. Namun justru di sini ada peluang. Beberapa cara yang bisa menjembatani OMK dengan Sabda Tuhan antara lain:
- Alkitab digital,
- Renungan singkat di Instagram atau TikTok,
- Podcast rohani.
Kitab Suci tetap relevan karena mengajarkan nilai yang dibutuhkan generasi muda: persaudaraan, keadilan, kepedulian, dan harapan.
Kitab Suci sebagai Warisan Iman
Kitab Suci bukan sekadar buku berisi kisah lama, tetapi Sabda Allah yang hidup berbicara dan memberi arah bagi setiap zaman. Melalui BKSN, Gereja mengundang umat untuk memperbarui relasi dengan firman Tuhan, supaya iman tidak berhenti pada ritus, melainkan sungguh mewarnai:
- cara berpikir,
- cara bertindak,
- dan cara bersikap.
Referensi:
– Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Bahan Bulan Kitab Suci Nasional 2025: Allah Sumber Pembaruan Relasi dalam Hidup. Lembaga Biblika Indonesia, 2025.
– Konferensi Waligereja Indonesia. Sejarah Penetapan Bulan Kitab Suci Nasional. Diakses dari https://kwi.or.id.
– Lembaga Biblika Indonesia (LBI). Panduan Pendalaman Iman Bulan Kitab Suci Nasional. Diakses dari https://lbi.or.id.
– HIDUP Katolik. Artikel dan renungan seputar Bulan Kitab Suci Nasional. htps://www.hidupkatolik.com.
– Katolisitas.org. Artikel iman Katolik dan pendalaman Kitab Suci. https://www.katolisitas.org.