PENAMPAKAN BUNDA MARIA DI ROMA, ITALIA
Bunda Maria menampakkan diri kepada Marie Marie Alphonse Ratisbonne, seorang Yahudi yang pernah sangat membenci iman Katolik. Bunda Maria memberikan Medali Ajaib kepadanya. Alphonse Ratisbonne adalah seorang pemuda Yahudi dari keluarga bankir mapan di Strasbourg, Prancis. Pada tahun 1827, kakak laki-laki Alphonse, Thèodore, masuk agama Katolik dan menjadi seorang pastor, sehingga putus hubungan dengan keluarganya, sehingga harapan keluarganya sekarang bergantung pada Alphonse yang lahir pada tahun 1814.
Alphonse bukan seorang Yahudi yang saleh. Dia memiliki kebencian yang mendalam terhadap Gereja Katolik terutama karena kakak laki-lakinya pindah agama Katolik. Pada saat berada di Roma, dia mengunjungi teman sekolahnya sekaligus teman dekatnya yang bernama Gustave de Bussières. Di rumah Gustave, Alphonse diperkenalkan pada saudara laki-laki Gustave, Baron Thèodore de Bussières, yang baru saja masuk agama Katolik. Baron Thèodore ini adalah teman dekat Pastor Thèodore Ratisbonne, kakak laki laki dari Alphonse. Karena kedua hal ini, Alphonse sangat tidak menyukainya. Akan tetapi, Baron menantang Alphonse untuk mengenakan medali wasiat Perawan Suci dan memintanya untuk berdoa setiap pagi dan sore doa singkat dan bermurah hati, yang diajukan St. Bernard kepada Perawan Maria. Alphonse menuruti keinginan Baron, namun tetap saja ia mengejeknya.
Pada tanggal 18 Januari 1842, seorang teman dekat Baron de Bussières meninggal dunia. Dia adalah Count de La Ferronays, mantan duta besar Prancis untuk Tahta Suci dan seorang pria dengan kebajikan dan kesalehan yang besar. Sekitar tengah hari pada tanggal 20 Januari 1842, Baron de Bussières pergi ke gereja Sant’Andrea delle Fratte untuk mengatur pemakaman teman almarhum yang akan diadakan keesokan harinya. Kesokan harinya, ketika mereka tiba di gereja, Baron meninggalkannya sendirian selama beberapa menit dan memasuki ruangan sakristi untuk melihat tentang pengaturan upacara pemakaman. Alphonse memutuskan untuk melihat-lihat dan naik ke salah satu lorong samping karena dia tidak dapat menyeberang karena ada persiapan upacara pemakaman Count de La Ferronays di bagian tengah gereja. Ketika Baron kembali beberapa menit kemudian, dia tidak menemukan Alphonse di tempat di mana dia telah meninggalkannya tadi. Setelah ia pergi mencari, dia menemukannya di sisi lain Gereja sedang berlutut di dekat altar, menangis. Dia tidak lagi menemukan sosok seorang Yahudi disana, tapi sosok seorang yang sangat menginginkan pembaptisan untuk masuk menjadi jemaat gereja Katolik. Ternyata Alphonse mengalami penampakan oleh Bunda Maria.
Seluruh bangunan gereja telah lenyap. Hanya satu sisi kapel yang terlihat dan memancarkan cahaya. Di tengah kemegahan ini, Santa Perawan Maria berdiri di altar. Dia mengagumkan, cemerlang, penuh keagungan dan cantik, sama seperti yang digambarkan di dalam medali wasiat Perawan Suci. Santa Perawan Maria pun memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan bahwa Alphonse harus berlutut. Meskipun Bunda Maria tidak mengatakan apapun kepada Alphonse, tetapi ia dapat mengerti segalanya yang Bunda Maria kehendaki.
Baron pun membantu Alphonse keluar dari gereja dan masuk ke dalam keretanya. Di dalam kereta, Alphonse masih tetap terisak-isak sambil menggenggam medali wasiat nya sambil menggumamkan ucapan terima kasih kepada Tuhan. Ia ingin segera dibaptis. Kemudian, Baron membawanya ke Gesu, gereja induk Jesuit, untuk menemui pastor Villefort. Di sana, Alphonse mencoba menjelaskan apa yang telah terjadi, tapi dia masih terisak begitu keras sehingga perkataan nya tidak bisa dimengerti. Akhirnya dia menenangkan diri, mengambil medali wasiat dari lehernya, mengangkatnya, dan sambil menangis ia berkata “Saya melihat dia! Saya melihat dia!”
Pengakuan dari Alphonse Ratisbonne ini membuatnya berpikir bahwa keluarganya akan percaya bahwa dia gila dan akan mencemoohnya. Dia lebih memilih masuk biara para Jesuit untuk menjauhkan diri dari dunia luar di bawah bimbingan pastor Villefort. Pada tanggal 31 Januari 1842, dia menerima Sakramen Baptis, Krisma dan Komuni Pertamanya dari Kardinal Patrizi, Vikjen dari Bapa Paus. Bulan berikutnya, Vatikan mengadakan proses kanonik untuk menyelidiki keadaan seputar pertobatan Alphonse. Setelah penyelidikan panjang dan banyak deposisi, akhirnya disimpulkan bahwa pertobatannya yang tiba-tiba benar-benar ajaib, sebuah tindakan yang Tuhan lakukan melalui perantaraan Santa Perawan Maria.
Pada bulan Mei 1842, hanya beberapa bulan setelah penampakan tersebut, sebuah lukisan “Madonna of the Miracle” ditempatkan untuk penghormatan di tempat yang persis sama dan dalam bentuk yang sama seperti pada saat penampakan Bunda Maria kepada Alphonse. Lukisan tersebut dilukis oleh seniman Natale Carta, yang menurut tradisi, mengikuti petunjuk dari Ratisbonne sendiri. Pada tahun yang sama, setelah pemeriksaan formal tentang penampakan tanggal 20 Januari 1842 tersebut, Vikaris Jenderal dari Paus Gregorius XVI, Kardinal Patrizi, menyatakan pada tanggal 3 Juni 1842, bahwa itu adalah keajaiban ilahi yang dilaksanakan melalui perantaraan Santa Perawan Maria, dan mengizinkan penerbitan dan penyebaran teks yang memuat mukjizat tersebut.
Pada tahun 1860 ia mendirikan Biara St.John di gunung di Ain Karim, bersama dengan sebuah gereja dan panti asuhan lainnya untuk anak perempuan. Ada begitu banyak mukjizat yang terjadi dengan perantaraan Bunda Maria di gereja tersebut. Pada tanggal 25 April 1942, Paus Pius XII mengangkat status gereja tersebut menjadi sebuah basilika. Pada tanggal 12 Maret 1960, Paus Yohanes XXIII mengangkat status basilika Sant’Andrea delle Fratte menjadi gereja kardinal. Pada tanggal 28 Februari 1982, Paus Yohanes Paulus II juga mengunjungi gereja ini.
Referensi
https://www.hidupkatolik.com/2018/04/02/19652/penampakan-maria-di-dunia.php
http://salam-maria.blogspot.com/2017/09/penampakan-bunda-maria-di-roma.html
Penulis: Divisi Liturgi KMK BINUS
Peninjau: Divisi Medkom KMK BINUS