Ferula: Tongkat Simbolik Paus dalam Tradisi Gereja Katolik

Ferula adalah tongkat liturgis yang secara eksklusif digunakan oleh Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Tidak seperti tongkat gembala (crosier) yang melengkung di bagian atas dan umum digunakan oleh para uskup serta patriark untuk melambangkan peran mereka sebagai gembala umat di wilayah keuskupan masing-masing, ferula memiliki ciri khas berupa salib di ujungnya, biasanya berbentuk lurus yang menandakan otoritas universal Paus sebagai penerus Santo Petrus dan pemimpin spiritual seluruh Gereja.

Sejarah Singkat Ferula

Penggunaan ferula dalam liturgi kepausan sebenarnya baru dikenal secara luas sejak abad ke-16. Sebelumnya, Paus tidak menggunakan tongkat apa pun dalam perayaan liturgi. Dalam tradisi kuno, Paus lebih sering duduk di atas tahta dengan lambang-lambang otoritas seperti tiara atau pallium, sementara tongkat gembala dianggap tidak sesuai karena tidak memimpin wilayah keuskupan tertentu.

Namun, seiring perkembangan liturgi dan simbolisme dalam Gereja Katolik, ferula mulai diperkenalkan sebagai lambang kepemimpinan rohani Paus. Perubahan paling mencolok terjadi pada Konsili Vatikan II (1962–1965), ketika Paus Paulus VI memperkenalkan desain ferula modern yang sangat khas, berbentuk salib lurus dengan Kristus yang menderita, karya seniman Lello Scorzelli. Desain ini menjadi ikon melalui penggunaannya oleh Paus Yohanes Paulus II dalam hampir semua misa dan peristiwa penting selama masa kepausannya yang panjang.

Simbolisme dan Makna

Ferula bukan hanya simbol kekuasaan atau jabatan, tetapi juga mengandung makna spiritual yang mendalam. Salib yang menghiasi ujung ferula mengingatkan bahwa kepemimpinan Kristiani bukan tentang kekuasaan duniawi, melainkan tentang pelayanan, pengorbanan, dan cinta kasih yang ditunjukkan oleh Kristus di kayu salib. Ferula membawa pesan bahwa Paus, sebagai pemimpin Gereja, adalah servus servorum Dei, hamba dari para hamba Allah.

Bahan dan desain ferula juga menyampaikan pesan tertentu. Paus Benediktus XVI, misalnya, memilih ferula bergaya Barok dari abad ke-19 yang terbuat dari logam berlapis emas, yang memberikan kesan kemegahan tradisional Gereja. Sementara itu, Paus Fransiskus kadang menggunakan ferula yang lebih sederhana, sesuai dengan visi kepausannya yang menekankan kerendahan hati, kesederhanaan, dan kedekatan dengan umat.

Penggunaan Liturgis

Ferula digunakan dalam perayaan-perayaan liturgis yang dipimpin oleh Paus, terutama saat prosesi masuk dan keluar dari altar, serta dalam pemberkatan. Ferula juga digunakan dalam kesempatan khusus seperti pelantikan Paus, misa-misa besar di Basilika Santo Petrus, dan perayaan-perayaan besar seperti Natal, Paskah, dan Hari Raya Santo Petrus dan Paulus. Tongkat ini tidak digunakan saat Paus hanya hadir tanpa memimpin misa secara langsung.

Ferula dalam Perspektif Teologis dan Budaya

Dalam teologi Katolik, setiap elemen liturgi memiliki makna. Ferula menjadi pengingat akan identitas Paus bukan hanya sebagai pemimpin administratif Gereja, tetapi sebagai gembala universal yang menuntun umat dalam iman kepada Kristus. Kehadiran ferula juga memperlihatkan kesinambungan sejarah Gereja, dari para rasul hingga para Paus modern, yang menjalankan misi untuk menjadi tanda kasih dan kehadiran Kristus di dunia.

Tongkat ini pun menjadi objek perhatian budaya dan seni. Beberapa ferula disimpan di Vatikan dan ditampilkan dalam pameran-pameran, menunjukkan kekayaan artistik dan spiritual dari peralatan liturgis Gereja.

 

Referensi:

Vatican News. The Papal Ferula: History and Meaning. 

New Advent Catholic Encyclopedia. Ferula.

Libreria Editrice Vaticana. (2006). Symbols of the Papacy.

Britannica, T. Editors of Encyclopaedia. “Crosier”. Encyclopædia Britannica.