Peranan Umat dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan
Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181225124251-20-356196/tema-pancasila-di-misa-natal-gereja-katedral-jakarta
BINUS University, KMK BINUS – Gereja memiliki tugas untuk mempromosikan persatuan dan cinta di antara yang lain dan juga pada saat yang bersamaan bertugas untuk berkhotbah ke seluruh dunia. Sejak awal keberadaannya, Gereja selalu membangun persekutuan. Citra persekutuan mula-mula tercermin dalam kehidupan gereja, dimana dinyatakan pada Kisah Para Rasul 2:41-47 yaitu persaudaraan didefinisikan sebagai persekutuan pribadi dengan saudara dan saudari dalam Kristus di mana ada hubungan, maka ada hubungan yang nyata, di mana persaudaraan dapat berkembang menjadi lebih dekat dan lebih kuat.
Gereja adalah sekelompok orang percaya yang dipersatukan oleh kesaksian iman para rasul. Tetapi yang lebih jelas adalah mereka yang ada di dalam Kristus yang telah mengalami pembaruan hidup dan dipanggil untuk menjadi seperti Dia. Jadi setiap orang yang percaya kepada Kristus dan telah dibaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah anggota Gereja.
Menurut catatan sejarah, umat Katolik sudah ada di Sumatera bagian barat pada abad ke-7. Namun, dapat dikatakan bahwa Gereja Katolik tetap hadir di Nusantara sebagai satu kesatuan selama lebih dari 50 tahun. (Pada tahun 1984, umat Katolik di Indonesia merayakan ulang tahun ke-450 kehadiran mereka yang berkelanjutan di Nusantara) Iman Katolik tidak memisahkan orang dari hidup bersama dalam masyarakat dengan warga negara lain dari bangsa dan negara. Oleh karena itu apapun agamanya, masyarakat berbaur dengan masyarakat setempat. Masyarakat tidak terasing tetapi berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari, baik di RT, Desa, Kelurahan, bahkan di tingkat nasional. Dalam gerakan kebangkitan nasional dan perjuangan kemerdekaan, para umat berpartisipasi secara aktif dan bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya. Bahkan, nama-nama tokoh Katolik tercatat dalam jajaran pahlawan nasional. Umat Katolik berpartisipasi dalam berbagai bidang pembangunan nasional dengan asumsi posisi tertentu dan memberikan kontribusi yang berbeda sesuai dengan keadaan dan kapasitas mereka.
Selain itu, tentunya untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan perlu adanya dasar dan motivasi. Umat Katolik Indonesia hidup di tengah dan bersama bangsa Indonesia yang sedang berkembang di segala bidang. Pembangunan ini dipandang sebagai langkah nyata menuju cita-cita yaitu negara adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan baik di bidang ideologi maupun di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan harus merupakan perwujudan cita-cita yang terkandung dalam Pancasila. Karena cinta dan solidaritas dengan sesama, maka kita berkewajiban untuk berkontribusi pada pembangunan di semua bidang kehidupan, tergantung pada keterampilan dan posisi mereka.
Adapun dasar dan motivasi keterlibatan kita dalam pembangunan ini adalah perutusan Kristus. Dengan permandian kita dijadikan umat Kristen dan sekaligus diutus ke tengah-tengah dunia. Kerasulan dalam tata dunia adalah kerasulan gereja, yang secara khusus dipercayakan kepada kaum awam. Dalam keterlibatan ini kaum awam menjawab panggilan Allah dan menemukan penghayatan spiritualitasnya. Dasar dan motivasi keterlibatan kita dalam pengembangan ini adalah misi Kristus, yakni dengan kita dijadikan orang Kristen serta pada saat yang sama dikirim ke tengah-tengah dunia. Kerasulan dalam tatanan dunia adalah kerasulan gereja, yang secara khusus dipercayakan kepada kaum awam. Hal ini dimana kaum awam menanggapi panggilan Tuhan dan menemukan spiritualitas mereka.
Agar kita dapat terlibat dalam pembangunan dengan baik dan sebagai warga negara maupun umat Katolik, tentunya perlu diupayakan pengetahuan, dan keterampilan yang dapat diandalkan.Selain itu, sikap dan mentalitas perlu sesuai dengan kebutuhan pembangunan: seperti selalu jujur, adil dan berdedikasi, serta bertanggung jawab untuk kepentingan umum. Kepentingan dan upaya melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan: ketakwaan, toleransi, kerukunan, solidaritas kebangsaan, toleransi, persaudaraan, keadilan sosial, juga diperlukan agar kita tidak terlena dengan upaya kemajuan dan kesejahteraan materi.
Referensi:
Kegiatan Belajar 2 : Peranan Agama dalam Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa. (2021). Diakses pada 31 Oktober 2021, dari http://bahanajar.ut.ac.id/app/webroot/epub/original_files/extract/1178/EPUB/xhtml/raw/sylggb.xhtml
Prayogi, R., & Rohmah, R. (2020). Toleransi Antarumat Beragama dalam Meningkatkan Persatuan Dan Kesatuan Bangsa di Desa Pasir Jaya. JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL, 12(1), 186. doi: 10.24114/jupiis.v12i1.16209
Penulis : KMK BINUS Regional Bekasi
Peninjau : Sekretaris Umum KMK 2021
ekretaris Umum KMK 2021