Terowongan Silaturahmi Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal – Toleransi Beragama di Indonesia | ARTIKEL NUSANTARA

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam baik dari segi suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama. Seperti yang kita tahu, Indonesia mengakui 6 agama, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Untuk menciptakan kerukunan antar umat beragama, maka perlu adanya sikap toleransi antar umat beragama. Toleransi dalam beragama berarti saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. Toleransi merupakan hal yang penting dan tentunya harus dilakukan, terlebih di Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan berbagai keragaman dan kebudayaan yang dimiliki setiap masyarakat.

Gereja dan Masjid adalah sebuah simbol sekaligus simpul yang menyatukan umat Kristiani dan Islam dalam peribadatannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan terowongan Katedral-Istiqlal ini penting bagi Indonesia yang majemuk dilihat dari sisi agama. Pembangunan ini akan menjadi contoh penerapan nilai-nilai kerukunan, toleransi, harmoni, dan kebersamaan antar umat beragama yang selama ini kita perjuangkan. Dalam penamaannya, terowongan bawah tanah penghubung Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal ini juga menggambarkan besarnya toleransi keberagamaan yang ada di Indonesia. Penamaan terowongan penghubung ini adalah “Terowongan Silaturahmi”, dimana hal tersebut menjadi lambang toleransi beragama yang diwujudkan melalui kata-kata dengan bobot religius sekaligus menyatukan pemahaman bersama karena berasal dari bahasa yang dimengerti oleh kedua agama.

Terowongan diartikan sebagai tembusan di bawah permukaan tanah yang umumnya tertutup pada seluruh sisi kecuali kedua ujungnya yang terbuka sebagai jalan menuju keluar. Sebagai “tembusan penghubung bawah tanah” terowongan diciptakan untuk memberi kemudahan akses bagi pejalan kaki atau transportasi, pengaliran air, pembangkit listrik, maupun manfaat lain. Terowongan juga didesain sebagai solusi konstruksi untuk mengatasi gangguan pada infrastruktur di permukaan serta menjadi kunci percepatan pembangunan infrastruktur yang efektif dan efisien. Sedangkan silaturahmi sudah menjadi bahasa Indonesia baku yang bermakna tali persahabatan dan persaudaraan.

Dari segi desain, terowongan Katedral-Istiqlal juga menunjukkan besarnya toleransi yang ingin diwujudkan. Pada masing-masing pintu masuk, pengunjung juga akan diperlihatkan kutipan mengenai pentingnya silaturahmi baik dari sisi agama Katolik maupun Islam. Terowongan silaturahmi bawah tanah yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal ini menjadi lambang kebhinekaan dan melengkapi tempat ibadah keduanya. Terowongan silaturahmi bawah tanah yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Masjid Istiqlal juga akan dihiasi dengan galeri diorama yang menceritakan hubungan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Bentuk diorama ini akan tampil dalam bentuk relief maupun media elektronik (digital) yang isinya dapat disesuaikan dengan tema yang ingin diangkat.

Melalui terowongan ini perbedaan simbol-simbol keagamaan itu bukan saja ingin didekatkan secara fisik, tetapi juga merekatkan hati, pikiran, sikap, dan tindakan antar umat beragama. Pembangunan terowongan Katedral-Istiqlal ini diharapkan bisa meningkatkan toleransi atas keberagaman di Indonesia dan pemahaman mengenai arti dari perbedaan itu sendiri. Dengan demikian, sikap toleransi dapat terus bertumbuh sehingga hubungan antar umat beragama di Indonesia semakin erat dan tidak mengalami perpecahan.