SEMANGAT DALAM SETIAP KONDISI | RENUNGAN JUNI 2021

BINUS University, KMK BINUS –“Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan. Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” Yoh 6: 51-58

Renungan
Syalom teman-teman yang mengasihi dan dikasihi Tuhan Yesus, apa kabarnya setelah 1 tahun pandemi COVID-19? Semoga semua dalam keadaan yang baik-baik saja.

Pada hari ini bacaan diambil dari injil Yohanes 6 : 51 – 58. Awal ayat tersebut kita diajarkan bahwa Roti Ekaristi atau Hosti adalah salah satu hal penting dalam kehidupan orang Katolik, dimana hal penting tersebut adalah sebagai salah satu simbol untuk menguatkan iman kita kepada-Nya. Tubuh dan Darah Kristus sendiri awalnya bisa diartikan sebagai daging dan darah manusia dimana hal itu adalah hal yang sangat jarang terjadi karena harus mengorbankan diri sendiri untuk orang lain, sama seperti Tuhan Yesus yang mau mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan manusia dari dosa dunia.

Menyambut Tubuh dan Darah Kristus juga memiliki cara, apakah itu? Cara satu-satunya untuk dapat menerima Tubuh dan Darah Kristus adalah dengan mengikuti perayaan Ekaristi atau yang biasa kita sebut dengan misa mingguan pada Gereja, yang dapat menyambut Tubuh dan Darah Kristus pun tidak sembarangan karena peranan itu hanya bisa dimiliki orang yang sudah dipilih oleh Tuhan Yesus sendiri.

Dikisahkan bahwa Yesus mengatakan “Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga,” kepada orang-orang Yahudi. Arti dari roti yang dimaksudkan oleh Yesus ialah diri-Nya sendiri yang Ia berikan kepada kita agar kita hidup selama-lamanya. Roti yang diberikan oleh Yesus tidak sama dengan manna yang diberikan Musa kepada bangsa Israel selama perjalanan di Padang Gurun yang hanya bersifat sementara saja. Oleh karena itu, kita sebagai orang beriman, kita percaya bahwa Kristus hadir ditengah-tengah kita dan menghayati kehadiran Yesus dalam Perayaan Ekaristi kudus.

Dalam Perayaan Ekaristi Yesus sungguh hadir secara istimewa dalam rupa roti dan anggur. Saat imam mengucapkan Doa Syukur Agung, roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus berkat kuasa Allah dan daya Roh Kudus.

Pada saat konsekrasi oleh imam roti dan anggur telah berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Setiap bagian dari roti dan dalam setiap tetes anggur, Kristus hadir. Maka, kita dapat menerima Kristus di dalam rupa roti saja, atau anggur saja, atau keduanya bersamaan. Melalui komuni suci, kita menerima seluruh Yesus Kristus : Diri-Nya, Sabda-Nya, Karya-Nya, nasib-Nya (penderitaan-wafat-kebangkitan-Nya), dan tentu saja karya penyelamatan-Nya bagi kita.

Karena Yesus sungguh hadir dalam Ekaristi, maka kita harus menghormati Sakramen Mahakudus misalnya, pada waktu menyambut komuni, persiapkan diri dengan berdoa dan mengucap syukur dalam hati. Nah, melalui roti dan anggur yang sudah dikonsekrasikan menjadi Tubuh dan Darah-Nya, Yesus berkenan menjadi santapan rohani bagi kita. Dengan demikian, Ia menjamin kehidupan dan keselamatan kita sampai selama-lamanya.

Pada injil terakhir, Tuhan Yesus lagi-lagi menekankan dan mengingatkan kita manusia bahwa jikalau kita memakan roti / TubuhNya, kita akan hidup selama-lamanya, yang dimaksud dari perkataan tersebut adalah kita akan terus hidup dalam iman yang kuat dan selalu percaya akan rencanaNya karena roti tersebut bukanlah sembarang roti melainkan roti yang turun dari Surga lalu kita juga akan semakin dekat dengan kehidupan rohani.

Tentu dengan adanya pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia saat ini, kita menjadi lebih terbatas untuk melakukan aktivitas kita. Namun, kita tetap harus meluangkan waktu untuk menyambut Tuhan Yesus dalam diri kita karena Tuhan Yesus sungguh hadir dalam Sakramen Ekaristi tersebut.

Penulis : Tim Liturgi AS & KMG
Peninjau : Sekretaris Umum KMK