PERKEMBANGAN GEREJA KATOLIK DI BALI
BINUS University, KMK BINUS – Perkembangan Gereja Katolik di Bali telah melalui proses historis yang panjang sehingga perkembangan Gereja Katolik di Bali sendiri dapat disebut relatif “belakangan”. Namun, tahun 1935 telah menjadi tonggak awal berdirinya Gereja Katolik di Bali dengan hadirnya seorang Pastor yaitu Pastor J. Kersten, SVD di Denpasar. Belum lama setelah ketibaannya di Denpasar, Pastor Kersten didatangi dua orang dewasa yang menjadi awal tumbuhnya bibit umat Katolik dari masyarakat Bali. Pastor Kersten telah melakukan penginjilan seturut dengan semangat kongregasi dimana beliau memulai karyanya di tengah masyarakat Bali dengan belajar bahasa Bali serta mempelajari filsafat hidup masyarakat Bali melalui budayanya. Dengan begitu, konsep keharmonisan hidup masyarakat Bali, baik secara vertikal dengan Tuhan maupun secara horizontal dengan sesama manusia, serta alam, yang dikenal sebagai Tri Hita Karana dapat dipahami dengan baik. Secara konkret dapat diimplementasikan apabila iman Katolik sendiri selaras dengan kebudayaan Bali melalui tata ruang bangunan dan arsitektur beserta tata upacara keagamaan dengan sarana simbolik. Pastor Kersten telah menjadi peletak dasar atas apa yang kemudian dikenal sebagai “inkulturasi” serta membawa pengaruh positif bagi perkembangan Gereja Katolik di Bali.
Potret Gereja Katolik Yesus Gembala yang Baik, Denpasar (Sumber : Facebook)
Bali memang unik, tradisi, adat istiadat dan budaya yang kental nuansa teologis dapat menyatu dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini pun yang juga menjadi perekat atas keberagaman dan multikulturalisme di Bali, seperti bukti dari perkembangan Gereja Katolik di Bali dengan adanya Gereja Katolik yang didasari atas filosofi Hindu yaitu Asta Kosala Kosali dan Tri Mandala. Filosofi ini dipakai sebagai acuan mulai dari arsitektur sampai tata letak bangunan Gereja dengan nama Gereja Yesus Gembala yang Baik ini. Dengan begitu, Gereja juga bisa menjadi sarana representatif untuk menimba dan menempa umat agar selalu menumbuhkan sikap toleransi, keharmonisan, dan kerukunan umat beragama, sehingga ini akan menjadi bukti bahwa umat Katolik Bali perdana mampu berkembang. Inilah warisan “inkulturasi” yang berharga dari Pastor Kersten. Dengan demikian, perjumpaan awal dengan segala dinamikanya akan membawa dampak positif yang kemudian tampak sebagaimana wajah Gereja Katolik di Bali saat ini.
Tuhan memberkati!
#KMKBINUS
#AllForJesus
Penulis : Marcella Diah Ayu Andarini
Peninjau : Tim Medkom KMK