RENUNGAN | Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

Bil. 6:22-27 ; Mzm. 67:2-3,5,6,8 ; Gal. 4:4-7 ; Luk 2:16-21

Saudara-saudari yang terkasih, seorang gembala pada zaman kelahiran Yesus Kristus merupakan seorang yang dianggap kecil di masyarakat. Pada waktu itu, mereka dipilih untuk menjadi saksi pertama kelahiran Yesus di dalam palungan. Malaikat mewartakan kelahiran Yesus kepada gembala-gembala yang sedang memberi makan ternaknya. Inilah bukti kecintaan Allah terhadap orang-orang kecil, di mana gembala-gembala bersukacita terhadap kelahiran Juru Selamat kita. Maria, yang pada waktu itu masih terheran-heran dengan perkataan gembala, hanya menyimpan segala perkara dalam hatinya. Maria berperan besar dalam mendatangkan Juru Selamat kita, Yesus Kristus. Ia melahirkan dan menjaga Yesus sampai Yesus wafat di kayu salib. Kesetiaan inilah yang harus menjadi dorongan bagi kita untuk tetap berteguh dalam iman akan Yesus Kristus.

Dalam bacaan pertama hari ini, Tuhan selalu menyertai bangsa Israel dengan berkat-Nya. Sebagai Israel baru, hendaknya kita selalu percaya bahwa Allah selalu menolong dan menuntun hidup kita. Jangan pernah hilang harapan akan-Nya, sebab Allah selalu ada bersama kita dalam hati nurani kita. Kembali lagi kepada kita, apakah kita ingin mendengarkan Tuhan yang bersemayam dalam hati kita atau tetap mengacuhkan perkataan-Nya?

Rasul Paulus dalam suratnya juga meneguhkan kita tentang seberapa besar cinta Allah terhadap manusia. Allah mengutus Putera-Nya yang tunggal untuk menggenapi dan menyelamatkan kita dari dosa. Dengan penebusan itulah, kita bukan lagi menjadi seorang hamba Allah, melainkan menjadi anak-anak Allah. Hendaknya, sebagai anak-anak Allah, kita memancarkan sikap-sikap yang mencerminkan Allah itu sendiri, bukan menjadi citra buruk bagi sesama.

Bertepatan pada tanggal 1 Januari, Gereja memperingati Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah. Perayaan ini menjadi suatu peringatan bahwa Maria sungguh-sungguh bunda dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Perayaan ini juga meneguhkan bahwa Yesus memang “sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh Manusia”. Yesus lahir dari rahim seorang perawaan yang dikandung tanpa dosa. Maka dari itu, Gereja Katolik menghormati Maria sebagai Bunda Allah atau Sang “Theotokos”. Penghormatan ini jelas selaras dengan nubuat Nabi Yesaya yang berkata, “Sesungguhnya seorang perempuan muda akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia, Imanuel” (Yes 7:14). Kita dapat menjadikan Maria sebagai panutan iman kita akan Yesus yang wafat di kayu salib untuk menyelamatkan umat manusia.

Dalam hidup ini, derajat kita semua sama di hadapan Allah. Baik kita kaya ataupun miskin, Allah memandang kita sama. Allah selalu mencintai dan membimbing kita semua. Tetapi, Allah tetap memberikan perhatian kepada kaum-kaum kecil melalui sesama. Sebagai anak-anak Allah, sepatutnya kita menjadi perpanjangan Tangan Allah untuk membantu orang-orang kecil di sekitar kita. Mari kita menjadi perpanjangan Tangan Tuhan untuk sesama kita serta menjadikan Maria sang Bunda Allah menjadi peneguh iman kita. Amin.

Penulis : Verril dan Mariana
Peninjau : Tim Liturgi dan Sekretaris KMK

Referensi gambar :
https://gkjw.or.id/rancangan-khotbah/renungan-tahun-baru-2021/