RENUNGAN | Pesta Keluarga Kudus

Kejadian 15:1-6.21:1-3; Mazmur 105:1b-2.3-4.5-6.8-9; Ibrani 11:8.11-12.17-19; Lukas 2:22-40

Abraham dan Keluarga Kudus Sebagai Teladan Ketaatan

Pada bacaan pertama telah ditunjukan bahwa Abraham dan Sara istrinya tidak memiliki keturunan meski sudah lanjut umurnya, sesuatu yang mustahil bagi mereka untuk memliki keturunan pada kondisi tersebut. Namun ketika, malaikat Tuhan datang dan mengatakan pada Abraham bahwa ia akan memiliki keturunan sebanyak bintang di langit Abraham mempercayainya, kemudian mukjizatpun terjadi. Sara istri dari Abraham mengandung dan Abraham memiliki seorang putra yang kemudian ia beri nama Ishak.
Dan pada bacaan kedua diceritakan bahwa Allah meminta Abraham untuk mengurbankan putranya dan Abraham rela mengorbankan anak satu-satunya Ishak untuk dikurbankan kepada Allah. Berdasarkan kisah ini dan kisah pada bacaan pertama, tercermin bahwa Abraham percaya dan taat kepada segala rencana Tuhan, ia percaya bahwa hanya Allah yang memiliki kuasa atas semua ciptaan dan pemberian Nya, termasuk Ishak anak yang diberikan oleh Allah kepada Abraham.
Kemudian pada bacaan Injil diceritakan tentang Yesus yang dibawa ke Yerusalem untuk diserahkan kepada Allah. Peristiwa ini dapat terjadi karena Maria yang percaya pada berita gembira yang disampaikan oleh Malaikat Gabriel tentang ia yang akan mengandung Yesus. Peristiwa ini juga dapat terjadi Karena yusuf yang memutuskan untuk tetap menikahi Maria setelah menerima perkataan Malaikat ketika ia sedang mempertimbangkan untuk mencerikan Maria secara diam-diam.
Sehingga dapat kita lihat bahwa keluarga kudus Yesus, Maria, dan Yusuf adalah cerminan ketaatan pada kehendak Allah. Mereka percaya, taat, dan melakukan apa yang Allah firmankan kepada mereka melalui malaikat tanpa mempertanyakan maksud dan tujuan Allah melakukan hal tersebut. Sehingga apabila kita mencontoh ketaatan keluarga kudus tidak menutup kemungkinan bahwa Allah akan mewujudkan banyak mujizat dalam hidup kita, mirip dengan yang telah terjadi pada Abraham dan Sara. Mereka juga percaya pada kehendak Allah yang mengatakan bahwa mereka akan memiliki keturunan meskipun telah lanjut umur mereka dan tidak memungkinkan bagi mereka untuk memiliki keturunan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa Allah akan melakukan banyak mukjizat pada hidup umat-Nya yang setia dan taat pada kehendaknya, meski mukjizat itu adalah hal yang mustahil sekalipun di mata manusia. Wujudkanlah karya Tuhan dalam hidup kita, dan Allah akan mewujudkan banyak mukizat dalam hidup kita, Amin.

Penulis: Jordan dan Lenfa
Peninjau: Tim Liturgi KMG dan Sekretaris KMK

Referensi gambar:
https://sathora.or.id/1270/belajar-dari-keluarga-kudus-nazaret-1/