Prediksi AI akan Kalahkan Manusia Dalam Dekade Mendatang

Dalam sebuah konferensi teknologi yang baru saja berlangsung di Silicon Valley, sejumlah ahli mengutarakan prediksi bahwa kemampuan kecerdasan buatan (AI) akan melampaui kapasitas manusia dalam berbagai bidang dalam waktu kurang dari satu dekade.

 

Menurut Dr. Anita Desai, kepala peneliti di Future Tech Lab, “Kami sedang mendekati titik balik di mana AI tidak hanya akan mampu meniru, tetapi juga mengungguli manusia dalam tugas-tugas kompleks termasuk pengambilan keputusan strategis, penciptaan karya seni, dan bahkan pengelolaan interaksi sosial.”

 

Di saat Elon Musk memprediksi kecerdasan buatan atau AI yang lebih pintar dan mengalahkan manusia akan segera muncul, atau dalam waktu 2 tahun ke depan, CEO Baidu Robin Li justru mengatakan kecerdasan buatan yang mengalahkan manusia itu akan segera terjadi dalam 10 tahun

 

Melansir CNBC Internasional, CEO Tesla Elon Musk menyebut kecerdasan umum buatan atau AGI kemungkinan akan tersedia di tahun 2026. Sementara itu pada Januari lalu, CEO OpenAI Sam Altman mengatakan, AGI dapat dikembangkan dalam masa depan yang cukup dekat.

 

Sedangkan, CEO salah satu perusahaan teknologi terbesar yang juga merupakan salah satu pemain AI terkemuka di Tiongkok, Baidu memberi sinyal bahwa pernyataan Elon Musk dan Sam Altman tidak realistis. “AGI masih beberapa tahun lagi. Saat ini, banyak orang berbicara tentang AGI, (dan) mereka mengatakan, ‘mungkin dua tahun lagi, mungkin lima tahun lagi’. Saya pikir (itu) masih lebih dari 10 tahun lagi,” kata Robin Li dalam konferensi VivaTech di Paris

Mungkinkah AI mengalahkan manusia?

 

Dalam dekade mendatang, kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan melampaui kemampuan manusia dalam berbagai bidang, menurut laporan terbaru dari para ahli teknologi. Meskipun AI telah menunjukkan kemajuan pesat dan kemampuan luar biasa dalam memproses data dan melakukan tugas-tugas kompleks dengan efisiensi tinggi, apakah AI benar-benar bisa “mengalahkan” manusia?

Di dunia bisnis, AI telah mempermudah proses otomatisasi, membuat pekerjaan lebih mudah, cepat, dan efisien. Namun, meskipun AI dirancang untuk menggantikan kerja manual dengan cara yang lebih efektif, ada aspek-aspek tertentu di mana AI tidak bisa mengalahkan manusia. Salah satu aspek tersebut adalah kecerdasan emosional.

Kecerdasan emosional merupakan faktor pembeda utama yang membuat manusia tetap relevan di dunia kerja, terutama saat berhadapan dengan klien. Kebutuhan dasar manusia akan hubungan emosional dengan orang lain tidak bisa diabaikan. AI mungkin bisa meniru kecerdasan intelektual manusia, tetapi kecerdasan emosional membutuhkan empati dan pemahaman mendalam tentang pengalaman manusia dan hal-hal tersebut tidak bisa dirasakan oleh mesin.

Pemilik bisnis yang cerdas dan eksekutif perusahaan menyadari pentingnya menarik emosi staf dan klien mereka. Sebuah mesin, betapapun canggihnya, tidak dapat mencapai tingkat koneksi emosional seperti manusia. Oleh karena itu, meskipun AI dapat diprogram untuk merespons manusia dengan baik, kecil kemungkinan manusia akan mengembangkan hubungan emosional yang kuat dengan mesin.

Seiring dengan perkembangan AI yang pesat, penting bagi kita untuk memahami sisi lain dari teknologi ini. AI dapat memudahkan banyak aspek dalam kehidupan dan pekerjaan kita, tetapi kecerdasan emosional manusia tetap menjadi faktor kunci yang tidak dapat digantikan. Dalam hal ini, AI mungkin tidak akan benar-benar “mengalahkan” manusia, tetapi justru akan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan lebih efisien.

 

Referensi: