Sora 2 AI: Inovasi atau Ancaman?
Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaan OpenAI telah muncul sebagai salah satu perusahaan terkemuka di bidang kecerdasan buatan (AI). Kesuksesan ini bisa dilihat dari berbagai produk dan aplikasi mereka seperti ChatGPT, Whisper, dan banyak lagi. Belakangan ini, salah satu aplikasi tersebut telah menuai sorotan setelah peluncuran model terbaru, yaitu Sora 2.
Sejak perilisan pertamanya pada tanggal 9 Desember 2024, Sora telah menjadi pilihan pertama sebagai alat generatif yang bisa menciptakan video realistis berdasarkan input teks. Namun dengan model terkini, teknologi ini telah melalui peningkatan yang drastis. Dibandingkan versi pertama, model Sora 2 mampu memproses hukum fisika yang dengan lebih akurat, menampilkan gerak yang realistis, serta mensinkronisasikan audio dan efek suara dengan lancar. Tidak hanya itu, tetapi salah satu fitur yang paling menarik perhatian dari versi ini adalah “cameo” dimana pengguna dapat menggunakan wajah dan suara mereka untuk video yang ingin dibuat.
Peluncuran Sora 2 pada tanggal 30 September 2025 telah menerima sambutan yang baik untuk kemampuannya dalam menggabungkan teknologi pengenalan wajah, animasi sinematik, dan sintesis suara manusia dalam satu ekosistem terpadu sehingga pengguna dapat membuat video dengan narasi panjang namun bisa tetap konsisten dari awal sampai akhir. Kemampuan tersebut telah memungkinkan kreator AI untuk menyesuaikan video buatan mereka agar bisa mengikuti tren konsumsi konten cepat yang telah menjadi ciri khas di semua platform media sosial modern.
Namun bagi kreator konten yang lebih tradisional, Sora 2 telah memunculkan beberapa risiko yang bisa membahayakan penghidupan mereka. Dengan proses pembuatan konten yang murah dan lebih cepat, perusahaan-perusahaan tentu akan memilih untuk menggunakan AI dibandingkan membuat video organik yang akan memakan lebih banyak waktu dan uang. Selain itu, dengan animasi wajah yang lebih realistis, pembuatan konten video yang bertujuan untuk menyampaikan informasi hoaks akan jauh lebih mudah untuk dilakukan sehingga pengguna sosial media tidak bisa membedakan yang asli dari yang palsu.
Dengan peluncuran Sora 2, perusahaan OpenAI telah membuat suatu teknologi yang bisa mengubah pembuatan media konten bagi semua media digital dengan risiko penyalahgunaan yang berakibat pada penyebaran disinformasi dan kurangnya kebutuhan untuk pembuat konten tradisional. Maka dari itu, harus ada pengawasan yang ketat dari pihak OpenAI agar risiko tersebut bisa dijaga sampai minimal dan juga harus ada kesadaran etika dan moral dari pengguna agar teknologi ini bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat.
Referensi
- Jamaludin, Amin. 2025. “Sora 2, ‘AI-TikTok’ dari OpenAI yang Ubah Cara Dunia Membuat Video” https://kabarbandung.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-4119700799/sora-2-ai-tiktok-dari-openai-yang-ubah-cara-dunia-membuat-video?page=all. Diakses pada 23 Oktober 2025.
- Stelter, Brian dan Andrew Kirell. 2025. “Why you need to pay attention to Sora 2 and our future AI unreality” https://edition.cnn.com/2025/10/03/media/sora-2-chatgpt-videos-deepfake-disinfo-future. Diakses pada 23 Oktober 2025.
