Meta Habiskan $14B ke Scale AI

  1. Kesepakatan Strategis
    Meta baru-baru ini menyepakati pembelian 49 % saham non‑voting Scale AI senilai USD 14,8–15 miliar, menilai startup ini sekitar USD 29 miliar—investasi terbesar kedua sepanjang sejarah Meta.
  2. Tujuan Utama: Superintelligence
    Label data berkualitas tinggi dari Scale AI sangat penting untuk melatih model AI tingkat lanjut. Ini menjadi fondasi dari Divisi “Superintelligence” Meta, yang dipimpinnya oleh Alexandr Wang, CEO Scale berusia 28 tahun, yang kini pindah ke Meta.
  3. Penguatan Talenta TI
    Langkah ini menjadi bagian dari strategi lebih besar: Meta dikabarkan sedang merekrut ekosistem AI, termasuk mantan CEO GitHub Nat Friedman dan koleganya dari NFDG. Mereka menargetkan perekrutan hingga 50 peneliti top AI .
  4. Reaksi Industri dan Kompetisi
  • Google, salah satu klien Scale terbesar, langsung menghentikan proyek seperti “Genesis” dan “Beetle Crown” demi menjaga kerahasiaan data.

  • OpenAI awalnya menunda proyek, tapi kemudian mengumumkan tetap melanjutkan kerja sama dengan Scale.

  • xAI (lab milik Elon Musk) juga menghentikan keterlibatannya dengan Scale .
    Kondisi ini membuka peluang besar bagi startup pesaing seperti Handshake, Appen, dan Turing yang kini kebanjiran permintaan akibat relokasi klien.

  1. Struktur Kesepakatan & Regulasi
    Karena stake yang diambil bersifat non‑voting, cetakan kesepakatan ini diatur untuk menghindari pengawasan antimonopoli, meskipun regulator masih dapat menelusuri dampaknya terhadap persaingan pasar.
    Jason Droege, CEO interim Scale, menegaskan Scale tetap beroperasi independen, tetap melayani klien lama, dan melindungi data dengan ketat.
  2. Dampak Sosial & Tenaga Kerja
    Meski founder dan top eksekutif mendapat keuntungan finansial besar, riset menunjukkan para pekerja gig — yang merupakan tulang punggung labeling data — tidak ikut merasakan manfaat .

Implikasi Jangka Panjang

  • Pertarungan AI Super-Intelligence: Meta merespons performa Llama 4 yang kurang memuaskan dan tertinggal dari OpenAI dan Google, serta penundaan AI “Behemoth” mereka.

  • Perang Talenta Besar-besaran: Sam Altman dari OpenAI menuduh Meta menggunakan bonus hingga USD 100 juta untuk menarik talenta—metode yang disebut “tidak membangun budaya inovasi” .

  • Relokasi Klien Scale: Lab saingan dan institusi yang menjaga privasi data secara cepat mencari alternatif netral .

  • Potensi Kehilangan Pekerja Skala Mikro: Ketimpangan ekonomi dalam industri data labeling makin mencolok, pekerja global minimal menerima dampak positif.

 

Ringkasan Eksekutif

Aspek Uraian
Nilai investasi USD 14.8–15 miliar untuk 49 % saham non‑voting
Tokoh kunci Alexandr Wang → memimpin “Superintelligence” di Meta
Reaksi pasar Google, xAI undurkan diri; OpenAI bertahan
Peta kompetisi Handshake, Appen, Turing tumbuh pesat
Isu sosial Pekerja gig tetap kurang mendapat manfaat
Regulasi & Risiko Diawasi oleh regulator antitrust AS karena dampak industri

Intinya

Meta mengambil lompatan besar dengan menggelontorkan USD 15 miliar ke Scale AI, sekaligus membentuk tim superintelligence yang dipimpin oleh CEO muda bernama Alexandr Wang dan didukung oleh talenta top dari industri AI. Ini adalah manuver gegap gempita — bertujuan mengejar kembali ketertinggalan di ranah AGI. Namun, strategi ini menimbulkan kegemparan jangka pendek, seperti mundurnya klien besar, persaingan talenta panas, dan sorotan atas kondisi pekerja data gig. Masa depan kegagalan atau keberhasilan strategi ini akan bergantung pada bagaimana Meta menjalankan independensi Scale, memperkuat divisi barunya, dan membangun inovasi yang tidak hanya bersifat keagresifan finansial semata.

Sumber: