Harnessing the Power of AI-driven Personalization: Transforming Customer Experiences in the Digital Age

Sumber foto: https://try.experience.com

Dalam buku “Customer Satisfaction in the Digital Era: Strategies for Sustaining Long-Term Customer Loyalty” yang diterbitkan oleh Takaza Innovatix Labs, dijelaskan bahwa di era yang dipenuhi dengan perubahan teknologi, data menjadi sangat penting sebagai pendorong inovasi, terutama dalam konteks penggunaan data untuk personalisasi layanan. Dengan perkembangan teknologi, terjadi pergeseran paradigma dalam cara data dikelola dan dimanfaatkan. Data tidak hanya disimpan sebagai informasi belaka, tetapi juga menjadi kunci untuk memahami kebutuhan dan preferensi individu. Memiliki pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan preferensi pelanggan menjadi fondasi penting dalam personalisasi layanan. Data dalam berbagai bentuk dan sumber menjadi alat utama dalam menguraikan kerangka pemikiran ini. Setiap interaksi digital, mulai dari aktivitas online hingga pembelian, meninggalkan jejak data yang berharga. Penyedia layanan dapat menganalisis jejak ini untuk memahami kebiasaan konsumen, pola pembelian, dan preferensi produk. Dengan data yang terkumpul, penyedia layanan dapat membentuk profil pelanggan yang mendalam. Hal ini tidak hanya mencakup identifikasi informasi demografis, tetapi juga mencakup preferensi pribadi, riwayat transaksi, dan bahkan preferensi penggunaan layanan tertentu. Profil seperti ini membantu dalam memahami pelanggan sebagai individu, bukan hanya sebagai bagian dari suatu kelompok demografis. Analisis data perilaku juga memungkinkan penyedia layanan untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan. Dengan melacak pola pembelian, frekuensi penggunaan layanan, dan interaksi lainnya, perusahaan dapat merinci tren dan mengidentifikasi potensi kebutuhan mendatang pelanggan (Asakdiyah & Hakiki, 2023).

(Hermann, 2022) mengidentifikasi beberapa peluang untuk memanfaatkan dan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pemasaran :

  1. AI mekanis dapat digunakan untuk pengumpulan data (riset pemasaran), segmentasi (strategi pemasaran), dan standarisasi (tindakan pemasaran).
  2. AI dapat dipikirkan untuk analisis pasar (riset pemasaran), penargetan (strategi pemasaran), dan personalisasi (tindakan pemasaran).
  3. Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memahami pelanggan (riset pemasaran), penempatan posisi (strategi pemasaran), dan membangun hubungan (tindakan pemasaran).

Menurut (Gujar, 2024), keuntungan utama dari pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pemasaran adalah kemampuan untuk mempersonalisasi dan menyesuaikan produk, layanan, serta seluruh bauran pemasaran untuk memaksimalkan keterlibatan, relevansi, persuasi, dan kepuasan pelanggan. Sebagai contoh, dengan memprediksi ciri-ciri psikologis individu dari jejak digital dan data ponsel pintar mereka, ada peluang besar untuk melakukan penargetan psikologis dengan menyusun iklan yang disesuaikan secara psikologis dan memiliki daya tarik yang persuasif. Dalam konteks ini, strategi pemasaran yang menggabungkan teknologi AI dapat menjadi kunci dalam membangun hubungan yang lebih erat antara perusahaan dan pelanggan. Dengan menggunakan AI untuk mengumpulkan, menganalisis, dan memahami data pelanggan, perusahaan dapat membuat pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi setiap pelanggan. Selain itu, AI juga memungkinkan perusahaan untuk memprediksi kebutuhan dan preferensi pelanggan di masa depan, sehingga memungkinkan mereka untuk merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Namun, meskipun potensi kecerdasan buatan dalam pemasaran sangat besar, ada juga beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kekhawatiran tentang privasi data. Dalam mengumpulkan dan menggunakan data pelanggan untuk keperluan pemasaran, perusahaan harus memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan dan standar privasi data yang berlaku. Selain itu, ada juga tantangan dalam mengelola dan menganalisis volume besar data yang dihasilkan oleh interaksi digital pelanggan. Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan perlu mengembangkan kemampuan dalam bidang analisis data dan teknologi AI.

Dengan demikian, pemanfaatan kecerdasan buatan dalam pemasaran menawarkan peluang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan keterlibatan, relevansi, dan kepuasan pelanggan. Namun, untuk mencapai potensi penuh dari teknologi ini, perusahaan harus siap untuk mengatasi tantangan yang ada dan memastikan bahwa penggunaan kecerdasan buatan mereka sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan privasi data.

DAFTAR PUSTAKA

Asakdiyah, D. S., & Hakiki, R. (2023). Kepuasan Pelanggan di Era Digital : Strategi Untuk Mempertahankan Loyalitas Pelanggan Jangka Panjang. In Takaza innovatix Labs.

Gujar, V. (2024). New Age Marketing : AI Personalization Strategies In Digital World. IARJSET Journal, 11(3). https://doi.org/10.17148/IARJSET.2024.11346

Hermann, E. (2022). Leveraging Artificial Intelligence in Marketing for Social Good—An Ethical Perspective. Journal of Business Ethics, 179(1), 43–61. https://doi.org/10.1007/s10551-021-04843-y

Nadja Nayara