Cognition Labs Luncurkan AI Software Engineer Pertama di Dunia : Peluang atau Ancaman?

Perkenalan Devin AI, Sumber: Medium.com

Cognition Labs, startup teknologi yang berasal dari Amerika Serikat, baru-baru ini memperkenalkan Devin, sebuah AI yang digadangkan bisa menggantikan peran insinyur perangkat lunak. AI sendiri memang belakang ini sangat ramai diperbincangkan karena kemampuan mereka untuk menganalisa masalah dan memberikan solusi sangat membantu pekerjaan sehari-hari. AI mempunyai spesialis tersendiri, ada yang bisa mengubah teks menjadi gambar, ada pula yang bisa membantu dalam editing video, Devin AI lebih terfokus dalam AI yang mampu membangun sebuah software.

CEO Cognition Labs Scott Wu mengatakan, Devin dapat mengakses sejumlah perangkat pengembangan standar meliputi editor kode, peramban (browser), dan cangkang (shell). AI ini juga dapat menjalankannya dalam sandbox untuk perencanaan dan teknis pemrograman kompleks. Alat AI ini dilengkapi dengan cangkangnya sendiri, editor kode dan peramban untuk menyelesaikan tugas-tugas teknik yang kompleks seperti menyelesaikan proyek pemrograman dari awal hingga akhir, membangun dan menerapkan situs web dan aplikasi, dan bahkan melatih dan menyetel model AI-nya sendiri.

Dengan peluncuran Devin AI, dampaknya juga pasti akan terasa, terlebih kepada orang yang berprofesi sebagai insinyur perangkat lunak. Keahlian mereka dapat tergantikan oleh AI yang bisa dijalankan oleh orang tanpa kemampuan coding sekalipun. Hal ini tentu bisa menggeser profesi insinyur perangkat lunak kedepannya, bahkan mungkin saja bisa terjadi layoff besar-besaran oleh perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, karena perusahaan dapat menghemat uang dengan menggantikan software engineer mereka dengan AI.

Scott Wu bersama Devin, Sumber: Jadiberita.com

Akan tetapi, apabila kita lihat dari sisi lain, Devin AI justru bisa menjadi peluang dalam membantu pekerjaan seorang insinyur perangkat lunak. Devin bisa menjadi asisten bagi seorang software engineer, walaupun Cognition Labs mengklaim Devin dapat belajar menggunakan teknologi yang tidak dikenal, membangun dan menerapkan aplikasi dari awal hingga akhir. Juga secara otomatis menemukan dan memperbaiki bug dalam basis kode, bahkan mengatasi bug dan permintaan fitur dalam repositori sumber terbuka. AI tetap masih membutuhkan prompt untuk bekerja, dan tidak dapat sepenuhnya me-maintenance sebuah perangkat lunak dalam jangka panjang tanpa pengecekan secara berkala oleh manusia sendiri. AI memang bisa saja menjadi ancaman bagi pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya akan menjadi pilihan kita sendiri dalam menentukan hal tersebut sebagai ancaman ataupun peluang tersembunyi yang ada di baliknya.

Referensi:

Maulana, R. (2024, March 13). Cognition Labs luncurkan AI untuk kerjakan tugas software engineer. Tech in Asia Indonesia – Menghubungkan EKOSISTEM startup Indonesia. https://id.techinasia.com/cognition-labs-luncurkan-devin

Mengenal Devin AI: Cara Kerja Dan Manfaatnya. Cutting Edge IT & Business Campus. (2024, April 4). https://primakara.ac.id/blog/berita/apa-itu-devin-ai

Fahlevi, M. R. (n.d.). SOCLyfe | Cognition Labs kenalkan devin, Ai Yang Bisa Coding. Cognition Labs Kenalkan Devin, AI yang Bisa Coding. https://www.soclyfe.com/baca/cognition-labs-kenalkan-devin-ai-yang-bisa-coding

Bharat. (2024, March 18). Devin: Introducing the world’s first ever AI Software Engineer. OpenCV. https://opencv.org/blog/devin-ai-software-engineer.