Potensi Bahaya dari Artificial Intelligence

Sumber: retizen.republika.co.id

 

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan teknologi yang sedang dikembangkan saat ini. Hal itu dapat dilihat dari banyak perusahaan teknologi yang berlomba-lomba menciptakan produk yang memiliki kecerdasan buatan seperti ChatGPT, Photoshop Generative Fill, dan seterusnya.

Kecerdasan buatan diciptakan untuk membantu dan memudahkan berbagai pekerjaan manusia. Akan tetapi, kecerdasan buatan juga memiliki potensi bahaya di masa depan nanti. Berikut adalah potensi bahaya dari kecerdasan buatan.

 

  1. Meningkatkan Jumlah Pengangguran

Dilansir dari penelitian Brooking Institution 2019, terdapat 36 juta orang yang pekerjaannya telah tergantikan oleh AI. Tidak hanya itu, sudah terdapat 70 pekerjaan yang dilakukan oleh AI. Beberapa di antaranya yaitu analisa pasar, penjualan, hingga pekerjaan gudang.

Walaupun AI bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, namun AI juga dapat menggantikan kembali peran manusia di pekerjaan tersebut.

  1. Manipulasi Informasi

Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk membuat konten palsu yang bisa terlihat seperti aslinya. Misalnya adalah Deepfake.

Deepfake merupakan teknologi AI dimana pengguna dapat merubah wajah dan suara pada suatu video. Untuk saat ini Deepfake masih bisa dibedakan dengan yang asli. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi kedepannya, Deepfake bisa sulit untuk dibedakan.

Tidak hanya itu, Deepfake berpotensi untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti untuk penipuan dan pencemaran nama baik.

  1. Kontrol yang Tidak Memadai

CEO dari Tesla dan Twitter, Elon Musk pernah mengatakan bahwa AI lebih berbahaya dari nuklir. Perkataan beliau memiliki kebenaran karena misalnya militer menerapkan teknologi AI pada sistem seperti persenjataan.

Tidak menutup kemungkinan untuk AI mengalami kerusakan pada sistem kontrolnya yang mengakibatkan senjata berbalik arah menyerang kita.

  1. Bias atau Diskriminasi

Kecerdasan buatan didasarkan pada data yang digunakan untuk melatihnya. Data tersebut diciptakan oleh manusia sehingga berpotensi mengandung bias atau diskriminasi. Bias yang dapat terjadi di sini adalah bias sosial.

Jika hal itu terjadi, maka AI akan mengambil keputusan atau rekomendasi yang bersifat tidak adil atau diskriminatif untuk beberapa pihak.

Hal ini pernah diungkapkan juga oleh Profesor Ilmu Komputer dari Universitas Princeton, Olga Russakovsky. Menurut beliau, bias AI yang terjadi tidak terbatas pada suku bangsa dan gender.

  1. Keamanan dan Privasi

Di dalam makalah berjudul The Malicious Use of Artificial Intelligence: Forecasting, Prevention, and Mitigation, termuat bahwa bahaya dari AI adalah terancamnya keamanan digital.

AI dapat digunakan untuk melanggar keamanan dan privasi dari suatu individu, institusi dan seterusnya dengan mencuri informasi sensitif.

  1. Ketergantungan yang Berlebihan

Ketergantungan yang tinggi kepada AI dapat perlahan membuat kita kehilangan keahlian dan keterampilan yang penting.

Misal kita bergantung kepada AI untuk mengemudikan kendaraan. Kita berkemungkinan kehilangan keahlian untuk mengemudi yang tentunya sangat penting untuk situasi seperti AI mengalami kerusakan atau kegagalan.

  1. Tidak Adanya Akuntabilitas

Jika AI membuat keputusan buruk atau melakukan kesalahan, maka akan sulit untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kesalahan tersebut.

Hal ini dapat menjadi masalah hukum dan etis karena tidak adanya akuntabilitas yang dapat menyebabkan penghindaran pertanggungjawaban.

Demikian beberapa potensi bahaya dari kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan dapat memberi manfaat yang baik jika digunakan secara bijak dan secara semestinya. Semoga dengan artikel ini, kita semua dapat lebih bijak dalam menggunakan AI untuk kegiatan sehari-hari.

Referensi: