Peran Internet of Things dalam Industri Transportasi
Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep suatu benda yang ditanamkan pada teknologi, seperti sensor dan software yang bertujuan untuk berkomunikasi, mengendalikan, menghubungkan, dan bertukar data melalui perangkat lain selama masih terhubung ke internet. Unsur pembentuk ekosistem IoT yaitu artificial intelligence (kecerdasan buatan), sensor, dan konektivitas. Oleh karena itu, Internet of things dapat mengintegrasikan device dengan menggunakan sensor yang memungkinkan antar perangkat untuk berkomunikasi secara real-time tanpa melibatkan campur tangan manusia.
IoT digunakan dalam berbagai sektor, salah satunya yaitu sektor transportasi. Sebagai contoh implementasi IoT adalah mobil Tesla. Pengaplikasian sistem IoT pada Tesla berupa autopilot and self-driving mode, sistem update, konektivitas, aplikasi seluler. Autopilot and mode self-driving adalah mode dimana mobil dapat mengemudikan dirinya sendiri, aplikasi ini bertujuan untuk membantu pengemudi dengan mengurangi tugas manual mereka dengan keamanan dan kenyamanan yang lebih.
Sistem update, pembaruan dimana mobil dapat memperbaiki dirinya sendiri jika mobil terdepresiasi dan seluruh sistem menjadi kompleks. Konektivitas, Tesla dapat menggunakan konektivitas baik dari WiFi maupun jaringan seluler. Dengan adanya konektivitas ini, kita dapat menikmati banyak fitur yang tersedia, seperti musik, film dan detail lalu lintas. Keunggulan adanya konektivitas ini adalah kita dapat melakukan banyak hal dimana saja dan kapan saja. Aplikasi seluler, melalui aplikasi ini kita dapat mengakses beberapa fitur mobil dengan satu klik, seperti kedipan lampu, mengunci dan membuka mobil, klakson, dan lainya. Adapun fitur pemanggilan khusus di aplikasi, kita dapat memindahkan mobil keluar dari ruang sempit.
Selain pada kendaraan pintar, peranan Internet of Things juga tidak bisa lepas dari manajemen lalu lintas, hingga sistem tracking dan pelacakan kendaraan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 56,7% penduduk indonesia tinggal di kota dan diperkirakan akan melonjak menjadi 66,6% pada 2035. Hal tersebut merepresentasikan kepadatan penduduk Indonesia yang tinggal di kota, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi kemacetan setiap harinya. Melihat permasalahan tersebut, implementasi IoT mulai diterapkan untuk menciptakan pengelolaan transportasi dan lalu lintas yang lebih baik, salah satunya melalui integrasi CCTV pada sistem lalu lintas yang akan memberikan laporan terkait kondisi jalan raya dan arus lalu lintas. Selain memberikan laporan terkait kondisi jalan raya dan arus lalu lintas, CCTV juga akan digunakan untuk memantau keberadaan transportasi publik yang dapat meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga. Dengan demikian, penumpang juga akan senang menggunakan layanan transportasi umum yang optimal.
Peran Internet of Things yang tidak kalah menarik yaitu kemampuannya untuk melacak kendaraan melalui smartphone. Bagi para penumpang transportasi umum, mereka dapat dengan mudah menggunakan jasa aplikasi untuk melacak keberadaan hingga mengetahui waktu kedatangan kendaraan transportasi umum yang ingin mereka gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
- https://blog.algorit.ma/peran-internet-of-things-industri-transportasi/
- https://www.dicoding.com/blog/apa-itu-internet-of-things/
- https://analyticssteps.com/blogs/iot-tesla-applications-benefits-and-potential-risks
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/18/sebanyak-567-penduduk-indonesia-tinggal-di-perkotaan-pada-2020#:~:text=Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20memperkirakan,tinggal%20di%20perkotaan%20pada%202045.
- Penulis: Snow White Putri Safa & Ario Rahmat Syahputra
- Editor: Fisalma Maradita