Lindungi Data Pribadi dengan Biometrik

Banyak orang yang sudah menyimpan data ke dalam teknologi. Selain mudah untuk diakses, teknologi juga tidak membutuhkan alokasi dana, hanya saja keamanannya perlu ditanyakan. Kasus pencurian data yang kian meningkat membuat kita perlu memperketat keamanan yang dapat dilakukan dengan pengaplikasian biometrik. 

Dilansir dari techopedia, biometrik adalah metode autentikasi identitas yang menggunakan teknologi berdasarkan ciri-ciri biologis yang cepat dan akurat. Adanya biometrik bertujuan untuk memperkuat keamanan data, dimana biometrik digunakan sebagai pengganti password. Adapun data biometrik dikategorikan 3 jenis, yaitu biologis, morfologi dan perilaku. Biometrik biologis mengacu pada tingkat genetik dan molekuler, seperti darah dan DNA. Biometrik morfologi mengacu pada struktur tubuh manusia, seperti sidik jari dan bentuk wajah. Sedangkan biometrik perilaku mengacu pada perilaku unik setiap orang, seperti cara berjalan dan cara seseorang mengetik di papan ketik.

Biometrik memiliki beberapa jenis yang telah diimplementasikan sesuai kegunaannya masing masing. Berikut contoh-contoh umum implementasi dari sistem biometrik:

Pemindai Retina

Pemindai Retina Mata merupakan teknologi verifikasi biometrik yang menggunakan gambar pola pembuluh darah retina untuk mengidentifikasi individu. Pola pembuluh darah di bagian belakang mata memiliki keunikan tersendiri setiap masing-masing individu, sehingga teknologi ini memiliki proses identifikasi yang unik dengan memberikan keamanan yang lebih sebagai akses masuk pengguna.

Pemindai Iris

Sama seperti pemindai retina, pemindaian iris juga memindai pola unik pada bagian mata. Perbedaan pemindai retina dan pemindai iris adalah retina menggunakan pola pembuluh darah, sedangkan iris menggunakan warna pada iris mata dan mengukur pola iris setiap individunya. Perlu diketahui juga bahwa setiap individu dapat dipastikan memiliki pola warna yang berbeda pada iris matanya.

Pemindai Sidik Jari (Fingerprint)

Pemindai Sidik Jari atau biasa disebut dengan Fingerprint merupakan teknologi biometrik yang bekerja dengan cara mengukur pola lingkar sidik jari seseorang dimana setiap orang memiliki pola sidik jari yang berbeda. Fingerprint memiliki sistem keamanan yang cukup kuat dan aman digunakan serta tergolong mudah digunakan. Oleh karena itu, teknologi ini paling populer dan banyak digunakan di berbagai perusahaan ataupun instansi.

Pemindai Wajah (Face Biometric)

Pemindai Wajah atau Face Biometric adalah teknologi biometrik yang menggunakan pola wajah sebagai dasar identifikasi identitas. Proses pemindaian teknologi ini mencakup struktur wajah seperti mata, hidung, mulut, dan alis. Pemindai wajah biasanya diterapkan di berbagai perusahaan berbasis teknologi seperti gadget.

Pemindai Suara (Voice Recognition)

Pemindai Suara adalah teknologi yang mengidentifikasi identitas individu berdasarkan karakter suara. Setiap orang memiliki karakter suara yang berbeda baik itu tone, getaran dan lainnya. Biometrik ini mengidentifikasi suara dengan rekaman suara dalam proses otentikasinya.

Pemindai DNA

Pemindai DNA Teknologi yang mengidentifikasi identitas individu berdasarkan DNA manusia. Proses identifikasi biometrik ini memakan waktu yang lebih lama karena perlu mengurutkan DNA secara luas. Biasanya penggunaan pemindai DNA diperlukan untuk mengidentifikasi tersangka atau korban yang identitasnya tidak diketahui.

Terdapat proses identifikasi pada sistem biometrik yang perlu diketahui cara kerjanya. Sistem biometrik dimulai dengan mengambil atau merekam informasi pengguna secara spesifik. Informasi tersebut kemudian dikonversi menggunakan algoritma dimana menjadi kode matematis yang unik untuk setiap individunya. Informasi tersebut disimpan dan hanya dapat diakses oleh sistem (pemilik perangkat). 

Ketika pengguna ingin mengakses sistem maka data baru yang dikirimkan oleh pengguna akan dibandingkan dengan data yang telah disimpan pada sistem. Jika kedua data tersebut hampir sama, maka sistem akan memberikan akses kepada pengguna. Adapun kecocokan data tidak harus persis sama, tetapi harus hampir identik. Hal ini karena adanya kemungkinan kedua data tidak 100% sama, seperti adanya luka kecil atau kondisi jari yang sedikit berkeringat. 

Meskipun biometrik memperkuat keamanan akses data, kita harus tetap waspada karena basis data mengenai informasi pribadi menjadi target para peretas. Solusi dari masalah tersebut, kita dapat menambah perlindungan terhadap data kita dengan mempersulit akses tidak dikenal, seperti deteksi aktif (berkedip). 


  • Penulis: Prama Ramdhani Farras & Olivia Intan Permata Dewi
  • Editor: Fisalma Maradita