Kenali Bahaya pada Metaverse!

Tentu kita sudah pernah dengar tentang Metaverse. Apa itu Metaverse? Metaverse merupakan sebuah konsep dunia realitas virtual yang di dalamnya kita dapat melakukan berbagai aktivitas menggunakan sebuah avatar. Untuk mengakses dunia ini kita membutuhkan sebuah headset virtual reality. Aktivitas yang dapat dilakukan dalam Metaverse dapat dikatakan tidak terbatas karena semua bergantung kepada program apa yang dapat dimasukkan ke dalamnya. Pastinya, aktivitas yang biasa kita lakukan dalam dunia nyata dapat dibawa masuk ke dalam Metaverse. Ada sebagian masyarakat yang setuju akan ide ini, tetapi ada juga yang tidak setuju. Kira-kira kenapa ada sebagian masyarakat yang tidak setuju akan ide ini? Disini kita akan membahas sekilas tentang bahaya dari Metaverse. Masalah yang umumnya lahir dari Metaverse berhubungan dengan masalah kesehatan, privasi, dan keamanan data. 

Masalah kesehatan ini dapat kita lihat dari kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kesehatan fisik yang dapat terpengaruh bisa terjadi pada tubuh dan mata kita. Kita akan cenderung mengalami adiksi, menjadi tidak produktif, malas berolahraga, dan sakit mata karena terus-terusan berada di Metaverse. Kesehatan mental yang mungkin terjadi yaitu kesepian dan cyberbullying. Interaksi yang terjadi dalam Metaverse dapat dikatakan seru, tetapi kembali lagi hal itu terjadi secara virtual. Setelah selesai dengan Metaverse, orang akan kembali menjalani hidupnya yang kesepian hingga dapat merasa terisolir. Dengan adanya avatar dalam Metaverse, interaksi yang terjadi tentu akan lebih inti, sehingga akan jauh lebih mudah bagi pelaku cyberbullying untuk mencari korban. Dampak dari cyberbullying ini akan jauh lebih buruk dan tentunya dapat menyebabkan trauma atau bahkan depresi kepada korban cyberbullying

Masalah privasi dan keamanan data menjadi hal yang sangat penting. Perusahaan Meta pun memastikan agar keamanan data menjadi nomor satu, tetapi seberapa meyakinkankah pernyataan mereka ini. Facebook sendiri pernah terlibat kasus penyalahgunaan data pengguna pada tahun 2018. Dengan kasus seperti ini tentu banyak pengguna menjadi tidak yakin dengan Meta. Sangat seram untuk dibayangkan jika satu perusahaan memegang banyak kendali terhadap data kita. Dengan interaksi yang terjadi secara VR, data yang dibutuhkan oleh Meta tentu lebih banyak. Data ini bisa berupa data pribadi, data biometrik, dan data lokasi. Data yang diambil tanpa kita sadari ini dapat digunakan untuk keuntungan perusahaan dalam marketing dan advertising

Dengan adanya Metaverse, hal ini akan mengundang banyaknya cybercrime. Banyak sekali penyerangan yang akan terjadi. Penyerangan yang dapat terjadi seperti ransomware, spyware, hacking, phishing, dan social engineering. Penyerangan ini pun dapat menjadi lebih canggih dan rumit seiring waktu. Hacker dan penipu akan mengincar data pribadi, uang, dan aset digital kita. Apabila hacker dan penipu ini mendapatkan data kita maka tentu kita akan mengalami kerugian yang sangat besar. Kerugian yang dapat terjadi yaitu identitas kita diambil, duit kita dihabiskan, hubungan kita dirusak, dan aset kita disalahgunakan. 

Kita harus senantiasa waspada dan ikut mengawasi perkembangan terhadap bahaya Metaverse ini. Kita sebagai konsumen yang akan menentukan teknologi apa yang akan kita gunakan nantinya. Teknologi Metaverse pun masih terus berkembang sampai sekarang. Kita hanya bisa menunggu apakah teknologi ini dapat diterapkan atau tidak. Perlu adanya regulasi yang baik dari semua pihak baik pemerintah, perusahaan, ataupun masyarakat sebelum akhirnya teknologi Metaverse ini dapat diterapkan. Tanpa adanya regulasi yang baik, Metaverse akan menjadi tempat yang sangat berbahaya, sebuah tempat bermain untuk para hacker dan penipu. 

 DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis: Rehan Mawardi & Putra Panca Prasetya
  • Editor: Fisalma Maradita