Apa Kita Mesti Khawatir Akan Artificial Intelligence?

Beberapa dari kalian nampaknya akan berpikiran bahwa ya, perubahan yang dibawa Artificial Intelligence (AI) dapat menimbulkan dampak signifikan. Apalagi AI yang kian hari teknologinya mengalami pembaharuan secara perlahan-lahan mulai menggantikan pekerjaan yang dahulu dikira hanya bisa ditangani oleh manusia. Seperti melalui beberapa contoh berikut dapat dilihat kemajuan teknologi AI dalam beberapa bidang berbeda:

AI Dalam Lingkup Seni 

Salah satu contoh yang belakangan ini sedang hangat diperbincangkan di media sosial adalah DALL-E2, yakni sebuah program yang dapat menciptakan gambar dan seni asli yang realistis dari deskripsi teks saja. Jika ditelusuri lebih lanjut, Model DALL-E adalah implementasi multimodal dari GPT-3 dengan 12 miliar parameter yang “menukar teks untuk piksel”, dilatih pada pasangan teks-gambar dari Internet. DALL-E2 menggunakan 3,5 miliar parameter, jumlah yang lebih kecil dari pendahulunya.

Sekarang ini, DALL-E2 hanya bisa diakses oleh beberapa orang tertentu. Setiap minggunya, memilih 1000 orang beruntung secara acak untuk mendapatkan kesempatan. Namun, khalayak umum dapat tetap mencicipi fitur image generation dengan menggunakan CLIP, program garapan OpenAI yang tersedia secara open source. Ini berujung pada banyaknya gambar hasil ciptaan AI yang bersirkulasi di platform seperti media sosial dan menyulut diskusi dalam ranah seni rupa perihal moralitas AI.

Pengiklanan Berbasis AI

Pernahkah kalian menyadari bagaimana iklan yang muncul selama menggunakan media sosial terasa lebih terkurasi? Hal tersebut dapat menjadi kenyataan berkat adanya campur tangan dari AI yang bekerja dibalik layar memastikan konsumen mendapatkan pengalaman terbaik melalui data pengguna yang telah diolah sedemikian rupa. Seperti contohnya adalah layanan streaming Netflix yang dapat merubah thumbnail dari film atau series tergantung penontonnya. Adapun juga kasus dimana AI dapat merubah urutan dalam series Netflix LOVE DEATH & ROBOTS untuk menggaet perhatian dari penonton pertama kali. Tidak hanya dalam layanan streaming, VFX shot dapat dimodifikasi dengan mudah oleh AI tergantung pada region dan negara apa yang kalian nonton. Dari situ, konsumen nampaknya akan merasa lebih bahagia dan puas apabila mereka mendapatkan iklan yang sesuai dengan preferensi mereka. Alhasil penjualan dari produk yang dijajakan suatu perusahaan pun bisa meningkat drastis. 

Untuk sekarang AI dalam bidang periklanan masih belum sempurna dan butuh melalui proses untuk penyempurnaan. Namun, sudah terbukti bahwa ada dampak menguntungkan yang akan kian berkembang dalam beberapa tahun mendatang.

Lantas berdasarkan beberapa contoh yang telah dipaparkan, kekhawatiran akan potensi AI dapat dinilai wajar. Kita ketahui bahwa kemajuan AI merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri dalam masa yang akan datang. Tinggal kembali lagi ke kita pengembangnya untuk beradaptasi dengan angin perubahan atau kita akan kewalahan jika tetap bersikeras. Untuk ini dapat disimpulkan bahwa sejatinya akan tetap ada pekerjaan yang tidak bisa digantikan oleh AI secanggih apapun.

DAFTAR PUSTAKA


  • Penulis: Aidan Eka Prasojo, Vincentius Jonathan Elroy
  • Editor: Fisalma Maradita, Marcello Yoel Christianus