Mobil Listrik Akan Ambil Alih Pasar Mobil Bensin di Indonesia. Benarkah?
Mobil listrik saat ini sudah menjadi sebuah tren di pasar global, termasuk di Indonesia. Presiden Indonesia yaitu Joko Widodo mengatakan bahwa suatu hari hanya kendaraan listrik yang dapat melewati ibu kota baru. Pernyataan ini mengarah pada data penggunaan kendaraan per tahun 2018, yang di mana terdapat 146,8 juta jenis mobil dan 16,4 juta diantaranya merupakan kendaraan pribadi dan transportasi umum. Penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan ini telah menyebabkan peningkatan pemakaian bahan bakar fosil di Indonesia. Selanjutnya, diperlukan sebuah tindakan untuk melakukan sebuah perubahan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang saat ini mulai menipis. Oleh sebab itu, Indonesia merencanakan penghentian penjualan mobil dengan bahan bakar bensin yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2040. Selain itu, dengan adanya komitmen nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) yang direncanakan dapat terlaksana pada tahun 2060. Pemerintah juga mendukung perkembangan dari teknologi mobil listrik yang tertulis dalam PERPRES Nomor 55 Tahun 2019, yaitu sebuah program percepatan penggunaan baterai untuk transportasi jalan raya.
Saat ini, banyak brand dan pabrik di Indonesia yang sudah mulai berlomba lomba untuk menciptakan mobil listrik yang sesuai dengan karakteristik di Indonesia. Dengan banyaknya model baru bermunculan, hal tersebut membuat angka penjualan mobil listrik dan investasi terhadap sektor industri kendaraan listrik di Indonesia makin meningkat. Tercatat sudah ada 21 industri perakitan kendaraan roda empat atau lebih yang total nilai investasinya sudah mencapai Rp 139,36 triliun, investasi ini merupakan investasi yang berasal dari berbagai negara seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Uni Eropa.
Dengan adanya mobil listrik, tidak hanya industri kendaraan saja yang mengalami perubahan, tetapi juga PLN (PT Perusahaan Listrik Negara) yang mulai meluncurkan Electric Vehicle Digital Services (EVDS) yang merupakan suatu platform layanan untuk para pengguna kendaraan listrik. Selain itu juga ada ESB yang merupakan sebuah perusahaan yang berfokus dalam penyediaan infrastruktur kendaraan listrik ramah lingkungan seperti ‘Sistem Ganti Baterai’ atau yang disingkat sebagai SGB.
Diperlukan adanya transisi dalam industri transportasi dalam mengubah industri mobil berbahan bakar bensin menjadi mobil berbahan bakar listrik. Hal ini dikarenakan adanya transisi yang membutuhkan perubahan drastis di model operasi, bukan hanya pabrik dan manusia, tetapi seluruh cara kerjanya. Terutama dalam hal biaya bahan baku yang diperlukan untuk kendaraan listrik yang menurut data yang diambil pada bulan Mei 2022, yaitu sebanyak dua kali lipat biaya pembuatan mobil konvensional yang diperlukan. Transisi dari kendaraan konvensional menuju listrik akan membebani pembuat mobil dan pemasok secara kumulatif sebesar US$70 miliar pada 2030, menurut Elmar Kades, salah satu pemimpin praktik otomotif, sembari mengatakan hal itu termasuk kebangkrutan dan restrukturisasi.
DAFTAR PUSTAKA
- https://communication.binus.ac.id/2022/02/04/akankah-mobil-listrik-mampu-menggantikan-mobil-berbahan-bakar-bensindi-seluruh-indonesia/
- https://otodriver.com/berita/2022/melihat-tanda-tanda-mobil-listrik-bakal-mengambil-alih-pasar-global-melchifabal
- https://finance.detik.com/industri/d-5772328/kendaraan-bbm-berhenti-dijual-di-2040-ri-banjir-investasi-mobil-listrik
- https://portaljember.pikiran-rakyat.com/iptek/pr-162680245/kapan-mobil-listrik-mulai-menggantikan-mobil-bbm-berikut-ini-prediksinya
- https://www.republika.co.id/berita/pxan0v366/indonesia-jangan-hanya-jadi-pasar-kendaraan-listrik
- Penulis : Chelsea Marchelle
- Editor : Cecilia Valenda