Hati-Hati, Zoombombing Mengintai!

Pandemi COVID-19 belum juga usai, padahal sudah dua tahun lamanya. Berbagai sektor belum pulih sepenuhnya, termasuk sektor pendidikan di negeri ini. Pendidikan masih dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh atau yang dikenal dengan PJJ. Pembelajaran jarak jauh saat ini dilakukan oleh semua instansi pendidikan mulai dari taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), hingga kuliah menggunakan sebuah platform video conference online, salah satunya adalah aplikasi Zoom. 

Ruang kerja di seluruh dunia telah menggunakan konferensi video seperti Zoom sebagai salah satu metode komunikasi utama mereka untuk bekerja di tengah pandemi.  Namun, platform Zoom ternyata memiliki celah yang dapat disalahgunakan oleh orang-orang jahat. Celah yang dimaksud merupakan keamanan penggunaan platform Zoom yang mudah dibobol, sehingga sekelompok orang yang tidak diundang dapat masuk ke dalam pertemuan tersebut dan mengganggu jalannya pertemuan. Aksi tersebut dinamakan “zoombombing”. 

Salah satu contoh pembobolan Zoom terjadi pada Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) pada hari Kamis (16/4/2020). Wantiknas mengadakan diskusi virtual TIK-Talk edisi ke-19 dengan tema “Kolaborasi Multistakeholders untuk Memerangi Hoax dan Disinformasi di Tengah Pandemi COVID-19”. Topik yang dibahas adalah masalah hoaks dan informasi yang tidak benar di tengah pandemi COVID-19 menyebabkan masyarakat resah. 

Informasi yang diberikan pembicara mulanya lancar hingga satu setengah jam acara dimulai. Kemudian, peserta mendapatkan kesempatan untuk memberikan pertanyaan melalui kolom chat Zoom. Namun, diluar dugaan muncul banyak orang yang berbicara di waktu yang bersamaan. Selain itu, ada juga orang yang menyalakan video sambil memperlihatkan sedang merokok hingga menampilkan gambar-gambar porno. 

Panitia dan peserta menyadari bahwa diskusi virtual yang mereka lakukan terkena zombombing. Segera panitia menuliskan sepenggal paragraf permintaan maaf melalui kolom chat. Namun, diskusi ini juga dihadiri oleh pakar teknologi informasi dan pejabat Kementerian dan Komunikasi dan Informatika.

Oleh karena itu, jika pertemuan Anda telah dibom, satu-satunya jalan keluar yang sebenarnya adalah mengakhirinya dan memulai yang baru. Namun, proses rumit ini dapat sepenuhnya dihindari jika berhati-hati dalam menyiapkan beberapa langkah keamanan sederhana.

Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya, memiliki tips aman saat menggunakan zoom untuk pembelajaran jarak jauh, rapat, maupun webinar. Administrator atau host yang menyediakan ruang untuk memulai pertemuan memiliki peran penting. Hal ini disebabkan karena host yang nantinya akan memandu jalannya pertemuan agar berlangsung secara kondusif dan teratur. 

1. Gunakan aplikasi Zoom versi terbaru 

Dengan menggunakan aplikasi zoom versi terbaru, maka pengguna akan mendapatkan pembaruan terkait fitur serta keamanan yang lebih maksimal.

2. Jangan membagikan link dengan bebas 

Link atau tautan merupakan hal yang sangat penting dalam menggunakan Zoom. Hanya dengan mengklik tautan, maka pengguna sudah dapat memasuki pertemuan. Maka dari itu, bagikan link atau tautan kepada orang-orang yang berkepentingan atau dengan kata lain orang-orang yang mengikuti pertemuan. 

3. Aktifkan fitur ruang tunggu (waiting room) saat peserta masuk

Administrator atau host diharapkan untuk mengaktifkan fitur ruang tunggu. Hal ini disebabkan agar host dapat melihat peserta yang masuk ke dalam pertemuan tersebut terlebih dahulu. Apabila sudah benar atau sesuai, maka host dapat mengizinkan peserta untuk masuk. Fitur ini membantu agar peserta pertemuan lebih terdata kehadirannya dan menghindari orang yang bukan peserta masuk ke dalam pertemuan.

4. Kunci ruang Anda dengan fitur lock meeting

Administrator atau host juga dapat mengaktifkan fitur lock meeting. Lock meeting bisa digunakan untuk membatasi jumlah participants yang hadir dalam pertemuan tersebut. Apabila seluruh panitia dan peserta sudah memasuki zoom, maka pertemuan dapat dikunci sehingga tidak ada lagi yang dapat memasuki pertemuan. 

5. Matikan fitur yang tidak diperlukan selama sesi berlangsung

Fitur yang tidak diperlukan saat pertemuan berlangsung dapat dimatikan untuk menjaga kelangsungan acara agar tetap berjalan kondusif. Fitur yang dimaksud antara lain share screen (diaktifkan hanya untuk pembicara atau panitia) serta mematikan mikrofon seluruh peserta saat pembicara sedang memaparkan informasi.

6. Gunakan ID rapat (meeting ID) yang acak untuk setiap pertemuan

Jika Anda mengadakan rapat Zoom publik, hindari menggunakan ID rapat pribadi Anda. Sebagai gantinya, buat ID rapat yang dibuat secara acak. Untuk melakukan ini, buka Jadwal untuk membuat rapat baru dan setelah Anda menetapkan tanggal dan waktu, lanjutkan untuk memilih opsi “hasilkan secara otomatis” di layar berikutnya untuk memberikan nomor ID acak. 


Beragam cara pencegahan di atas dapat Anda diterapkan saat ingin melakukan pertemuan baik untuk kegiatan belajar mengajar, bisnis, ataupun pemerintahan agar berjalan dengan lancar. Sebagai pengguna yang cermat, teruslah berhati-hati dan bersikap waspada guna terhindar dari zoombombing. 

Daftar Pustaka

  • Penulis: Fisalma Maradita, Irvan Nur Setiawan
  • Editor: Vangelia Peace Palijama