Perkembangan AI terhadap Konten Negatif di Indonesia
Perkembangan teknologi di Indonesia sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Bahkan saat ini sudah bisa menyaingi teknologi negara lain. Salah satunya adalah teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Artificial Intelligence (AI) mungkin masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia. Teknologi ini dapat menjadi terobosan jika dapat dikembangkan.
Penggunaan teknologi AI sudah diterapkan di Indonesia, salah satunya dalam bidang keamanan. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate, pemerintah perlu melakukan pengawasan terhadap konten-konten negatif yang beredar dengan menggunakan mesin crawling berbasis AI.Dengan ini diharapkan konten negatif seperti kekerasan pornografi, radikalisme dapat berkurang di media sosial dan internet.
Namun apa itu AI? AI atau Artificial Intelligence merupakan sistem komputer yang mampu mengerjakan tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Cara kerjanya adalah dengan melakukan analisis dengan data yang tersedia di sistem dan mampu mengambil keputusan secara mandiri. Layaknya manusia, AI tidak dapat berjalan tanpa data untuk dijadikan referensi .AI memiliki poin-poin penting diantaranya proses learning, reasoning, dan self correction.
Hal ini diaplikasikan pada mesin crawling milik kominfo yang dalam sekali jalan jutaan konten dapat dihapus dalam waktu singkat. Sebelum situs atau media yang berisi konten negatif dihilangkan ada beberapa langkah yang akan diterapkan. Dengan kata kunci, mesin dapat mendeteksi banyak konten dengan kata kunci terkait.
Setelah situs dan konten media sosial telah ditemukan, mereka akan dipindahkan ke mesin pendamping, dimana tugas mesin ini adalah untuk memilih situs dan konten yang relevan terhadap kata kunci yang digunakan. Mesin pendamping juga akan mengurutkan hasil pencarian terhadap pengaruhnya. Semakin viral suatu situs dan media sosial, akan dinilai lebih berbahaya oleh mesin tersebut.
Situs dan konten yang telah dipilih oleh mesin akan di screen-capture dan dikirim ke tim verifikator yang beranggotakan manusia. Tim verifikator merupakan langkah terakhir untuk menentukan apakah situs atau media sosial tersebut layak digunakan oleh rakyat atau pantas untuk disensor oleh pemerintah.
Sistem pemblokiran konten negatif baru milik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Cyber Drone 9, telah menyelesaikan sebuah demo, dimana mesin tersebut berhasil menjaring 1,2 juta situs porno dan hampir 200 ribu domain. Namun jumlah situs yang berhasil dikonfirmasi sebagai situs porno hanya 959.547 buah, dan sisanya bukan situs porno.
Menurut Jenderal Aplikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, angka tersebut belum termasuk banyak. Dikarenakan pemburuan konten negatif dalam demo tersebut masih terbatas dengan penggunaan kata kunci berbahasa Indonesia.
Masih banyak peran AI dalam kehidupan kita yang tidak dapat kita pungkiri. Segala hal yang kita temui sudah menerapkan teknologi AI. Jika dapat dikembangkan lebih jauh AI bisa menjadi keunggulan untuk saat ini. Sebagai generasi muda kita harus terus belajar dan mau berkembang untuk mendukung perkembangan teknologi di Indonesia.